Dinkes Kepri Siapkan Ruang Isolasi Untuk Virus Monkeypox

Pemeriksaan terhadap penumpang feri Internasional di Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Rabu (15/5/2019).

TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang terus melakukan pemeriksaan terhadap penumpang feri Internasional di Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang, Rabu (15/5/2019).

Pasalnya pemeriksaan tersebut guna mewaspadai sebaran virus Monkeypox yang membahayakan.

Kepala Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungpinang, Yoyok Dwi Santoso mengatakan langkah proaktif ini diambil setelah terdapat 23 orang warga Singapura yang terjangkit monkeypox.

“Saat ini di Singapore ada sebanyak 23 orang yang telah terjangkit Virus Monkey, mereka semua telah diisolasi,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi penyebarluasan virus tersebut kita ingin melakukan kewaspadaan yang maksimal terhadap masuknya virus oleh pelaku perjalanan dari singapore,” ungkapnya.

Adapun metode pemeriksaan yang kita lakukan, katanya menggunakan alat pemasangan thermal detector yang dilakukan bersama Kantor Karantina dan Kepolisian Kawasan Pelabuhan (KKP).

Ia memastikan hingga saat ini pihaknya belum menemukan penumpang yang terjangkit monkeypox.

“Jika ada ditemukan kita akan langsung periksa lanjutan dengan merujuk ke RSUP karena kita telah ada MOU (Memorandum of Understanding) dengan pihak Provinsi untuk menangani virus,” sambungnya.

Sementara Kabid Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Irmansyah mengatakan saat ini pihaknya telah mempersiapkan ruang isolasi di setiap rumah sakit yang ada di Kepri.

“semua Rumah Sakit yang ada di Batam, Karimun dan Tanjungpinang telah kita siapkan ruangan isolasi. Jadi ketika ada yang terjangkit, kita segera lakukan penanganan”, ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam saat ini Dinkes Tanjungpinang telah melakukan beberapa upaya pencegahan terhadap virus Monkeypox.

Pihaknya telah melakukan sosialisasi dan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang virus Monkeypox dan menyiapkan tim kesehatan untuk dapat melakukan surveilans deteksi dini di tengah masyarakat.

Rustam pun menghimbau kepada masyarakat agar tidak kuatir atas penyebaran virus tersebut, sebab semua pihak terkait telah melakukan pengawasan, ujarnya.

Asal Muasal Kasus Monkeypox

Untuk diketahui, kasus monkeypox berawal dari Afrika dan masuk ke Singapura karena WN Nigeria mengikuti kegiatan simposium di Negeri Singa tersebut.

Pria berusia 38 tahun itu kini tengah berada di ruang isolasi di National Centre for Infectious Diseases dan berada dalam kondisi stabil. Singapura diketahui sebagai negara keempat di luar Benua Afrika dan negara pertama di Asia yang melaporkan kasus cacar monyet merujuk dari Pusat Pengendalian dan Pen cegahan Penyakit AS.

Tahun lalu UK melaporkan tiga kasus cacar monyet. Gejala penyakit seperti cacar umumnya, yakni demam, gangguan pernapasan, timbul bintik air. Kasus ini bisa berakibat fatal karena menyerang radang pernapasannya. Adapun penyebaran virus bisa dengan kontak langsung an tarmanusia. Oleh karena itu, apabila ada penumpang kapal yang diduga terkena virus, seluruh penumpang kapal akan ikut dikarantina. Masa inkubasi penyakit ini antara 5-7 hari.

Kendati demikian, dokter spesialis negeri tersebut meminta warga Singapura tak perlu khawatir sebab resiko penyebaran penyakit tersebut di Singapura terbilang kecil.

“Saya tidak khawatir soal itu. Monkeypox juga ada di negara lain seperti UK dan tidak ada penyebaran lokal setelahnya. Peluang untuk terjadi di Singpura juga rendah,” kata Dr Leong Hoe Nam dari Mount Eli zabeth Novena Hospital, dikutip dari Straitstime.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Singapura menyebut kan bahwa monkeypox pada umumnya dapat sembuh sendiri dan risiko penyebarannya amat rendah.

Kebanyakan pasien akan pulih dalam waktu dua atau tiga pekan ke depan. Beberapa gejala yang terjadi di antaranya sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan bintik pada kulit. Kemudian akan timbul bintik 1-3 hari setelah tubuh demam. Bintik muncul mulai wajah dan menyebar ke seluruh tubuh seperti penyakit cacar air pada umumnya. Gejala biasanya berlangsung 14 hingga 21 hari. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus dan ditularkan ke manusia melalui hewan seperti tikus dan monyet.

Penyakit tersebut terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi hewan yang terinfeksi virus penyakit. Selain itu, virus juga dapat menular apabila seseorang memakan daging hewan yang terinfeksi dan belum dimasak dengan matang. Namun, virus tidak mudah menyebar di antara manusia. Saat ini belum ada bukti yang menjelaskan jika virus bisa menular apabila orang lain bersentuhan atau ber dekatan dengan pasien yang terinfeksi.

WHO: Penyakit Cacar Monyet Hanya Bisa Dipastikan Lewat Tes Laboratorium

Dari situs WHO diketahui masa inkubasi penyakit ini adalah antara 6-16 hari, tetapi dapat pula berlangsung lebih lama yaitu 5-21 hari. Mereka yang terjangkit virus cacar monyet akan merasakan beberapa gejala, antara lain demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar, sakit punggung, nyeri otot (myalgia) dan rasa tidak berenergi (asthenia). Ruam kulit biasanya akan muncul dari bagian wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, terutama telapak tangan dan kaki dalam bentuk rata hingga benjolan kecil padat dan bintik-bintik, hingga menjadi lapisan kulit kering.

Penyakit cacar monyet tidak bisa dikenali dengan sendirinya, meskipun ada gejala-gejala tadi. Perlu dilakuan tes laboratorium untuk memastikan ada tidaknya virus cacar monyet.

Data menunjukkan tingkat kematian akibat penyakit ini berbeda-beda di setiap munculnya wabah, tetapi kurang dari 10% dan utamanya di kalangan anak-anak. WHO mengingatkan bahwa kelompok anak-anak yang berusia lebih muda, lebih rentan tertular cacar monyet.

Sejauh ini belum ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk mencegah cacar monyet. Pengobatan yang ada cenderung lebih bersifat untuk meringankan penderita seperti meningkatkan asupan gizi dan nutrisi tambahan, serta menjaga keseimbangan konsumsi cairan dalam tubuh

Penulis : Beto

Editor  : Prengki

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.