Gaji Guru Honor SMP & SD Luput dari Pandangan Akhir Fraksi DPRD Humbahas

Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor membacakan nota pengantar keuangan Ranperda tentang APBD Humbang Hasundutan tahun 2020 sebesar Rp 1,121 Triliun pada Senin (18/11/2019)

HUMBAHAS | Warta Rakyat – DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan , terkesan kurang serius membantu tenaga pengajar dalam hal ini guru honor didaerah itu.

Pasalnya, pada rapat pembahasan Ranperda tentang APBD Kabupaten Humbang Hasundutan tahun anggaran 2020 pada Jumat (22/11) lalu, tak satupun dari enam fraksi menyinggung pendapat akhir fraksinya soal upah guru honorer

Padahal saat ini honor dijajaran tingkat SMP dan SD yang terkesan jauh dari UMK Kabupaten setempat tahun 2020 sebesar Rp 2.524.032,77.

Dari amatan wartawan, sebanyak enam fraksi di DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan menyampaikan pendapat akhir fraksinya dalam pemandangan nota keuangan Ranperda APBD tahun anggaran 2020, yang sebelum disahkan bersama-sama untuk menjadi Peraturan Daerah.

Keenam fraksi itu yakni, dua fraksi gabungan, 4 fraksi murni, diantaranya Fraksi Persatuan Solidaritas dan Fraksi Gerindra Demokrat. Sedangkan, fraksi tersendiri, yakni Fraksi PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem dan Hanura.

Dari masing-masing enam fraksi, hanya menyinggung masalah virus babi, pertanian, peternakan dan masalah pengangkatan jabatan.

Tanpa sediktpun menyinggung soal gaji dan insentif guru honor yang terkesan masih minim dan tidak sesuai UMK Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2020 sebesar Rp 2.524.032,77.

Ketika disinggung, Ketua DPRD Humbang Hasundutan, Ramses Lumbangaol enggan menanggapi.

“Tidak sampai ranahku kesitu, hak fraksi masing-masing kesitu,” ujar Ramses saat dihubungi, Senin (25/11).

Ramses yang disinggung sebagai politisi PDI Perjuangan, juga enggan mengomentari.

“Tanya ke Ketua Fraksi lah si Kepler,” elaknya sembari mengaku lagi menuju Medan.

Sementara, Guntur Simamora, Ketua Fraksi Persatuan Solidaritas mengaku tidak tahu berapa upah honor tenaga pengajar di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diterima.

Malah, politisi dari Partai Perindo ini menyinggung terkait honor tenaga pengajar itu apakah bermasalah.

“Kenapa informasi honor rupanya, sebab kita enggak dapat informasinya,” katanya via telepon.

Selain itu, Guntur ketika disinggung, apakah upah yang diterima sesuai amatannya, Guntur juga mengaku tidak tahu.

“Tidak tahu aku informasinya,” katanya.

Namun, seiring hal itu menjadi permasalahaan, pihaknya, kata Guntur, akan membahas dirapat mereka.

“Tapi dirapat nanti kita kerjalah, karena kalau itukan masih ada peluang persoalan kesejahteraan, masih bisa dinaikkan kalau itu dipersoalkan,” ujar Guntur.

Sama halnya juga, Poltak Purba dari Fraksi Persatuan Solidaritas menyampaikan luput dari masalah upah guru honor.

“Kita tidak fokus kesana, tidak kita angkat itu, kita fokus ke enam item yang menjadi prioritas,” katanya via telepon.

Politisi Partai PSI ini mengaku tidak menyinggung, karena tidak mengingat. “Mungkin tidak ingat aja kesana,” katanya yang mengaku lagi di Medan.

Disinggung, apakah tahu berapa upah guru honor dari asal pemilihannya daerah Baktiraja, Poltak pun juga mengaku tidak tahu.

“Belum tahu, belum kita panggil, karena upah honor itu tergantung dinasnya masing-masing,” imbuhnya.

“Aku belum melakukan rapat dengar pendapat, itu tergantung dinas masing-masing lae, berapa upahnya, dinas pendidikan berapa honor mereka, saya memang agak milah-milah. Jadi, jujur aja masih luput terkait guru honor,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD 173395 Lebinter Lumbangaol mengaku masih minimnya upah tenaga honor yang diterima oleh pihaknya. Dan, upah itu diambil dari berapa persen dana BOS yang diterima sekolahnya.

“Rata-rata Rp700 ribu perbulan dan itu berapa persen dari dana BOS,” imbuhnya.

Diapun berharap, karena masih minimnya upah tenaga guru honornya, pemerintah sigap untuk mengatasi persoalan itu.

“Iya kalau bisa lebih bagus diperhatikan, karena hanya itu kemampuan kita untuk membayar tenaga guru honor kita,” katanya sembari menambahkan sebanyak enam orang tenaga guru honornya yang mengajar disekolah tersebut.

Itu juga dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Dolok Sanggul, Resmina Sinaga. Dia mengungkapkan, bahwa pihaknya untuk membayar upah guru honornya sebanyak lima orang masing-masing Rp 350 ribu perbulan.

Namun, selama ini mereka dibayar per triwulan sesuai aturan dari dana BOS. “Dihitung perjam, tapi gajinya pertriwulan dari dana BOS,” ujar dia sat dihubungi.

Seiring dengan itu, dia berharap, pemerintah pusat dan kabupaten serta anggota dewan untuk dapat memperhatikan upah tenaga guru honorer yang ada di Humbang Hasundutan ini. Sebab, dia merasa upah yang diterima para guru honorer tidak memadai.

“ Iya ditolonglah, kalau bisa ada maunya kesepakatan usulan dari bawah dengan perhatian pemerintah setempat ke pusat terkait tenaga honor. Apalagi pemerintah setempat sudah tahu berapa gaji guru honor, sebab terus ada laporan kita kesana keadaan guru tenaga pengajar,” harapnya.

“ Akhir-akhir ini juga pemerintah setempat sudah meminta data non pns dan itu sudah kita laporkan, jadi mudah-mudahaanlah ada perhatian ke mereka,” imbuhnya menambahkan

Penulis: Dedy Effendi Gemayel Simbolon
Editor.  : Frengki Simanjuntak

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.