Menjelang Natal 2023, harga sembako di beberapa daerah di Indonesia mengalami kenaikan. Sebagai contoh di Kota Palangka Raya, beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga, namun tidak signifikan. Sementara itu di Tabanan, Bali, ada 5 kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan harga, namun secara umum belum signifikan.
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memprediksi harga bahan pokok bakal melonjak hingga 75 persen pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru. Di Kota Solo, Jawa Tengah, harga sejumlah barang kebutuhan pokok atau sembako merangkak naik menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, terutama beras yang naik rata-rata hingga Rp 3.000 per kilogram (kg) dan telur yang naik sekitar Rp 2.000 per kg dari harga semula Rp 24 ribu menjadi Rp 26 ribu per kg,kenaikan harga sembako akan terus berlangsung hingga awal tahun 2023 Januari. Oleh karena itu, kenaikan harga sembako menjelang Natal 2023 terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan perlu diwaspadai.
Kenaikan harga sembako menjelang Natal 2023 menjadi perhatian banyak pihak, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Kenaikan harga sembako dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, kenaikan harga sembako juga dapat memicu inflasi dan mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional.
Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga sembako adalah permintaan yang meningkat menjelang Natal dan Tahun Baru. Permintaan yang tinggi dapat menyebabkan ketersediaan sembako menurun, sehingga harga sembako naik. Selain itu, faktor cuaca juga dapat mempengaruhi kenaikan harga sembako. Cuaca yang buruk dapat mengganggu produksi dan distribusi sembako, sehingga ketersediaan sembako menurun dan harga sembako naik.
Namun, kenaikan harga sembako menjelang Natal 2023 tidak signifikan. Kenaikan harga hanya terjadi pada beberapa bahan pokok dan tidak terlalu tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga sembako tidak terjadi di seluruh daerah di Indonesia dan tidak terlalu signifikan.
Meskipun demikian, prediksi kenaikan harga sembako hingga 75 persen pada periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru menjadi perhatian banyak pihak. Kenaikan harga sembako yang tinggi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil tindakan untuk mengendalikan kenaikan harga sembako dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan produksi dan distribusi sembako. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada petani dan produsen sembako untuk meningkatkan produksi sembako. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan infrastruktur dan transportasi untuk memudahkan distribusi sembako ke seluruh daerah di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga dapat mengendalikan kenaikan harga sembako dengan mengatur impor sembako. Pemerintah dapat mengimpor sembako dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan sembako di dalam negeri. Namun, impor sembako perlu diatur dengan baik agar tidak merugikan petani dan produsen sembako di dalam negeri.
Selain tindakan dari pemerintah, masyarakat juga dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan kenaikan harga sembako. Masyarakat dapat mengurangi konsumsi sembako yang harganya naik dan beralih ke sembako yang harganya stabil. Selain itu, masyarakat juga dapat membeli sembako dalam jumlah yang tepat agar tidak terjadi pemborosan.
Dalam kesimpulannya, kenaikan harga sembako menjelang Natal 2023 terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Kenaikan harga sembako dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan memicu inflasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil tindakan untuk mengendalikan kenaikan harga sembako dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Selain itu, masyarakat juga dapat mengambil tindakan untuk mengendalikan kenaikan harga sembako dengan mengurangi konsumsi sembako yang harganya naik dan beralih ke sembako yang harganya stabil.
Penulis : Cinta Aprilia Simanjuntak