
TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT — Taman Tepilaut, Taman Batu 10 dan Taman Pamedan di Kota Tanjungpinang merupakan ruang terbuka hijau sekaligus tempat hiburan yang dapat menghilangkan rasa penat bagi masyarakat.
Ketiga kawasan ini sering dikunjungi warga mulai dari pagi hari untuk senam dan sore serta malam hari untuk bersantai bersama teman dan keluarga.
Pemerintah Kota (Pemko) Tanjunginang secara bertahap terus melengkapi sarana dan prasarana di sana. Mulai dari Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), fasiltas bermain, tempat duduk, parkir dan lainnya.
Seperti taman di Pamedanisalnya, kini sudah dilengkapi musallah, WC dan tempat bermain serta bersantai. Pohon-pohon yang ada disana terus dirawat dan dilindungi. Sehingga tetap teduh setiap saat.
Kepala Dinas Pemukiman, Kebersihan dan Pertamanan (Disperkim) Kota Tanjungpinang, Djasman menuturkan, taman-taman tersebut terus dipelihara melalui bidang terkait di dinas yang ia pimpin.
Meski demikian, masih ada juga kekurangan fasilitas dan perlu terus peningkatan pemeliharaan taman.
Seperti sebelumnya, penerangan di Taman Batu10 sudah dilaksanakan. Sebelumnya, beberapa pengunjung mengeluhkan itu, khususnya pada malam hari.
Diantara mereka ada yang datang, ada sekedar duduk santai dan bahkan membawa anak-anak bermain sebelum beristirahat.

Sebagai kawasan yang terus berkembang dan penduduknya sangat padat, maka taman yang terletak di Kecamatan Tanjungpinang Timur harus ditambah fasilitas.
“Kawasan terbuka itu biasa digunakan tempat berkumpul keluarga,” kata Djasman, Selasa (15)/6/2021).


Apalagi dari Batu 8 sampai ke Batu 16 Tanjungpinang Timur, masih minim sarana untuk publik. Perlu ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
“Kini sudah ada lampu penerangan di kawasan Taman Batu 10. Kami berupaya terus meningkatkan layanan disana,” ucapnya.
Terkait taman di Pamedan, sejauh saat ini sudah lebih baik. Di sana tersedia beberapa objek wisata yang bisa nikmati pengunjung.

Mulai dari bentuk gongong dan beberapa lainnya. Harus diakui, kemampuan keuangan daerah saat ini terbatas. Maka pelaksanaan tidak bisa begitu maksimal seperti beberapa daerah lainnya.
Ia menilai, ada beberapa taman di luar Tanjungpinang yang bisa jadi percontohan. Misalnya di Bandung, Surabaya dan beberapa kota lainnya.
Kawasan taman di sana bisa menjadi tempat wisata. Di Tanjungpinang hal ini sudah dilakukan hanya perlu menambah beberapa fasilitas lainnya.
Sehingga warga termasuk pelajar suka belajar di taman. Konsep ini yang perlu dibangun.
Djasman menuturkan, pihaknya melalui bidang yang dibentuk memiliki beberapa perencanaan untuk melengkapi taman di kota ini.
Tentu untuk merealisasikan ini butuh anggaran. Maka perlu dibahas bersama termasuk legislatif nantinya.
“Kami memiliki usulan hanya saja melihat kemampuan keuangan daerah. Jika memungkinkan kami ingin mengkonsep taman seperti tempat wisata lengkap dengan berbagai sarana pendukung,” ucapnya.
Ia menilai, taman sudah selayaknya menjadi tempat wisata dan tempat hiburan masyarakat. Ini yang perlu terus ditingkatkan.
Terkait hal ini, selain dari APBD Pemko Tanjungpinang pihaknya juga melakukan komunikasi ke pusat bahkan juga pihak ketiga seperti para pelaku usaha.
Harapannya melalui dana CSR bisa membantu Pemko Tanjungpinang membangun taman.
“Terkait konsep kami bisa siapkan. Ini akan kami usulkan bukan hanya ke pusat namun juga beberapa perusahaan di Tanjungpinang,” ucapnya.
Melalui program CSR sebagai bentuk komitmen pelaku usaha yang menjalankan bisnis di Tanjungpinang membantu warga. Bisa melalui berbagai hal termasuk peningkatan taman di Tanjungpinang.
Pada kesempatan itu, Djasman kuga mengatakan, bukan hanya lampu taman saja yang dibenahi mereka. Tapi lampu jalan umum juga mereka benahi mulai dari mengganti bola lampu yang rusak hingga mengganti jaringan yang putus.
Dan ia pun meminta masyarakat untuk bersabar apabila di tempat tinggal mereka lampu jalan yang ada masih rusak atau gelap.
“Tetap akan diperbaiki. Anggaran dan teknisi yang terbatas membuat mereka tidak bisa menyelesaikannya sekaligus. Namun perlahan-lahan,” ucap Djasman.
Anggota Komisi III DPRD Tanjungpinang, Ria Ukur Rindu Tondang mendukung penuh kegiatan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) serta peningkatan taman di Tanjungpinang.

Tentu harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan anggaran.
Menurutnya, taman-taman di Tanjungpinang perlu terus ditingkatkan. Agar menjadi ikon dan tempat kumpul keluarga dan kerabat.
Ria Ukur mengatakan, taman harus dirancang indah, sejuk, aman, nyaman, fasilitas lengkap, sehingga tidak membosankan. Karena taman harus sekaligus pusat rekreasi masyarakat.
“Taman harus jadi tempat wisata gratis. Sehingga warga tak mampu tetap bisa menikmati liburannya di kota ini. Taman juga sebagai pusat tempat bermain anak-anak,” kata Ria Ukur.
Bahkan, pemerintah sudah seharusnya merancang tirik taman yang baru. Bagaimanapun, kota ini akan semakin besar, makin luas permukiman penduduk, pertambahan penduduk juga akan meningkat.
Semua ini nanti akan membutuhkan lahan. Sehingga akan sulit mencari lahan untuk taman nanti. Di daerah Batu 12 arah kijang misalnya, pemukiman makin padat dan perlu ada taman.
Kemudian Dompak, dan Senggarang akan menjadi perluasan Kota. perlu disiapkan titik taman disana sebelum terlambat. Taman juga ciri khas kota selain lokasi wisata untuk masyarakatnya. (adv)