Ria Ukur: Membangkitkan Ekonomi Kepulauan Riau di Masa Covid-19

Oleh : Ria Ukur Rindu TondangAnggota DPRD Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau
Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Ria Ukur Rindu Tondang, SE

Oleh : Ria Ukur Rindu Tondang, SE
Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau

PERTUMBUHAN ekonomi nasional di tahun 2021 hingga kini belum dapat diprediksi. Hal itu disebabkan jumlah korban akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) semakin meningkat. Selain itu wabah virus dari Wuhan Cina yang terjadi sejak Tahun 2019 lalu itu juga belum berakhir.

Sebagaimana disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo, bahwa Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 akan berada pada ksiaran 4,1 persen sampai dengan 5,1 persen.

Awalnya BI memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh di kisaran 4,8 hingga 5,8 persen, kemudian dipangkas 4,3 hingga 5,3 persen, dan kini menjadi kisaran 4,1 hingga 5,1 persen (baca: http://BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 : http:/money.kompas.com diakses 26 April 2021.)

Adalah Kepri, salah satu provinsi yang terintegrasi dengan pertumbuhan ekonomi nasional sangat berdampak besar mengalami penurunan drastis di triwulan kedua (Maret-Juni 2020) hingga -6,66 persen akibat pandemi Covid-19.

Namun di Tahun 2021 berangsur membaik meskipun tidak terlalu signifikan, sebab sebelum terjadinya wabah Covid-19, Kepri sudah mencapai pertumbuhan ekonomi di angka 4,1 persen hingga 5,4 persen

Data Badan Pusat Statisitik (BPS) menunjukkan bahwa triwulan II – 2020 (Maret-Juni) ekonomi Kepri -6,66 persen, triwulan III-2020 (Juli-September) -5,81 persen, triwulan IV-2020 (Oktober-Desember) masih -3,8 persen dan kemudian di Triwulan I 2021 (Januari-Maret) -1,19 persen.

Melihat trend diatas diperlukan kepiawaian dan kerja keras semua stake holder untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau yang dikenal dengan wilayah maritim.

Bergerak dari fakta, maju mundurnya Kepri sangat dipengaruhi oleh dua sector ekonomi, yakni industri pariwisata dan industri pengolahan. Kedua bidang ekonomi ini betul-betul terpuruk selama masa Pandemi Covid 19, karena adanya penutupan perbatasan / jalur perdagangan dan lalu lintas orang.

Jadi kalau kita mau bangkit dengan cepat, tentu saja harus menciptakan stimulus untuk segera memulihkan kedua bidang tersebut, meski dilema bagi pemerintah antara membangkitkan pertumbuhan ekonomi atau upaya menekan perkembangan korban Covid 19.

Jika melihat data yang ada, sampai dengan tanggal 25 Mei 2021 total kasus di Kepri sudah mencapai 15.095 orang. Dari jumlah tersebut, yang masih dirawat atau diisolasi 2.095 orang (13,88%), yang sudah sembuh 12.670 orang (83,94%) dan meninggal dunia 330 orang (2,19%).

Jika jumlah korban dibandingkan dengan penduduk Kepri yang mencapai 2.064.564 jiwa (Hasil Sensus Penduduk 2020 : http://kepri.bps.go.id diakses 26 Mei 2021), maka persentasinya sangatlah kecil. Khusus untuk Tanjungpinang, total kasus hingga 25 Mei 2021 sudah mencapai 3.056 orang, yang sembuh 2.556 orang (83,64% ) yang masih dirawat 430 orang (14,07%) dan yang meninggal dunia 29 orang (2,96 persen).

Dengan demikian, di satu sisi pemerintah harus tetap melakukan upaya-upaya terbaik se maksimal mungkin guna menekan (me-nol-kan) Covid-19.

Disisi lain pemerintah juga harus segera membangkitkan pariwisata melalui terobosan-terobosan baru yang tentunya dengan mengedepankan protocol kesehatan yang ketat.

Salah satu contoh, destinasi wisata alam (Back to nature) menjadi salah satu opsi yang patut dikembangkan. Selain sehat dan murah juga salah satu upaya mencegah penyebaran virus, sebab Covid cenderung tidak berkembang (mudah mati) di lingkungan kering dan panas.

Menghadirkan wisata alam yang menarik merupakan salah satu alternatif mendorong tingkat wisatawan agar meningkat, sebab biaya yang dikeluarkan wisatawan jauh lebih ringan dibandingkan jika berwisata ke luar negeri.

Mewujudkan destinasi wisata alam tentunya harus didukung promosi maupun propaganda (iklan) di berbagai media baik media massa, media sosial atapun sarana publikasi lainnya.

Selain itu dibutuhkan kolaborasi dan komitmen pemerintah dengan pelaku industry pariwisata (Biro Perjalanan, transportasi, Perhotelan, Restoran dan lain-lain) yang semata-mata untuk meningkatan perekonomian di bidang kepariwisataan.

Solusi menarik dalam rangka pemulihan ekonomi (recovery) yang bertujuan meningkatkan pendapatan daerah adalah pemerintah bisa saja memberikan stimulus (perangsang) kepada wisatawan lokal seperti test antigen gratis dan cepat.

Sedangkan bagi wisatawan mancanegara juga sudah saatnya diperbolekan dengan catatan  persyaratan yang ketat dan menggratiskan pemeriksaan Swab PCR dengan proses yang cepat.

Tidak hanya industri pariwisata, industry pengolahan juga perlu dukungan pemerintah. Untuk menggenjot kembali industry pengolahan, maka dibutuhkan peranan pemerintah dalam menghilangkan hambatan ekspor, termasuk memberikan stimulus ekonomi berupa kemudahan eksport, keringanan pajak dan bantuan finansial bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.

Kemudian hal lain yang tidak kalah penting adalah bagaimana menggerakkan atau menarik investor agar mau berinvestasi, sehingga perputaran uang di tengah masyarakat semakin besar.

Ekonomi yang berkelanjutan harus ditopang oleh investasi yang dapat meningkatkan produktivitas. Diperlukan kemudahan investasi, kemudahan regulasi dan penguatan infrastruktur, termasuk kebijakan pemerintah yang bisa mendorong dunia usaha terus bergerak.

Selain itu Pemerintah juga harus segera merealisasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun Anggaran Pendapatan Beranja Negara (APBN)Tahun 2021 sebagaimana telah direncanakan sebelumnya tanpa takut ancaman pidana. Selamat berhasil.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.