Sekretaris PAC PBB Tanjungpinang Timur Gendong dan Mandikan Jenazah Sebatangkara

Sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kecamatan Tanjungpinang Timur, St. Ramot Simarmata saat menggendong dan memandikan jenazah Sukeri (55) warga Jawa yang sebatangkara, Selasa (11/05/2021)

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kecamatan Tanjungpinang Timur, St. Ramot Simarmata menggendong dan memandikan jenazah pak Sukeri (55) warga Jawa yang meninggal sebatangkara pada Selasa (11/05/2021).

Sukeri merupakan pria paruh baya tinggal di sebuah perkampungan Kp Tirtomulyo, Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang.

Ramot, yang juga salah seorang guru honor di salah satu SMA di Tanjungpinang itu mengatakan, saat itu dirinya tidak terbersit untuk memandikan jenazah Sukeri, lantaran ia sadar seorang nasrani nantinya takut disalahkan orang lain.

“Saat itu saya sadar, karena saya seorang nasrani takut tindakan saya salah. Sempat ditanya apakah saya keluarganya, saya bilang tidak. Kemudian saat ditanya warga yang hadir disitu apakah ada yang bisa membantu, tidak ada yang menjawab. Dengan spontan, saya dan tetangga almarhum bersedia memandikannya,” ujarnya.

“Dan satu hari setelah itu saya coba bertanya ke kawan saya yang Muslim, apakah tindakan saya salah. Kawan itu bilang tidak, malah disebut jika membantu seperti itu dapat pahala besar. Setelah mendengar itu baru saya agak tenang, karena sebelumnya saya kawatir,” ucapnya.

MENINGGAL SETELAH SEPEKAN TAK SADARKAN DIRI

Sukeri (55) warga Jawa sebatangkara akhirnya menghadap sang khalik, Selasa (11/05/2021) di sebuah rumah berdindingkan papan tanpa sanak saudara.

Ia menghembuskan nafas terakhir setelah sepekan lalu yakni Senin (03/05/2021) dirawat diruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Kabupaten Bintan.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PBB Kota Tanjungpinang, Prengki Simanjuntak, S.IP mengatakan sejak dilakukan perawatan intensive di ICU, pasien telah mengalami penyakit strouke dan tidak sadarkan diri.

Untuk itu, ujar Prengki, pihaknya (PBB) terpanggil memberikan advokasi atau mendampingi lantaran pasien tidak memiliki keluarga di Tanjungpinang.

“Pada hari Rabu (05/05/2021) pekan lalu, rekan-rekan juang DPC PBB Kota Tanjungpinang sudah berupaya mendampingi dan mengeluarkan pak Sukeri, pasien yang tanpa sanak saudara atau sebatangkara dari RSUD Kabupaten Bintan krna keterbatasan biaya,” ujar Prengki Simanjuntak, S.IP.

Sebelumnya, kata Prengki, pasien Sukeri dikategorikan sabagai pasien umum dan total biaya ICU sebesar Rp 11,1 juta.

“Namun setelah berkoordinasi denga pihak RSUD, mereka bersedia dibayarkan Rp 3 juta dengan catatan kami pengurus DPC PBB Kota Tanjungpinang mengurus atau melampirkan Surat Domisili dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) pasien,” ucapnya.

“Bahkan, setelah keluar dari RSUD Bintan, PBB juga berkoordinasi dengan Dinsos dan Dinkes Kota Tanjungpinang agar dilakukan pengobatan lanjutan di Tanjungpinang, namun takdir berkehendak lain. Turut berdukacita. Semoga amal ibadah almarhum diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa,” imbuhnya.

“Saya berharap jangan pernah kita surut untuk berbuat kebaikan. Trimakasih untuk semua pengorbanan kawan-kawan PBB yang peduli dengan bapak Sukeri,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.