BINTAN |WARTA RAKYAT – Tanggal 29 Januari 2025 diperingati sebagai Hari Raya Imlek atau Tahun Baru Imlek 2576 tahun Kongzili dalam kalender Thionghoa. Pada saat imlek, Kuil atau Vihara banyak dikunjungi oleh etnis Thionghoa untuk berdoa dan meminta berkah di tahun yang baru. Mereka juga melakukan upacara penghormatan leluhur.
Vihara Jin Gang Shan atau lebih familir dikenal Vihara Galang Batang yang terletak di RT 010 RW 002 Desa Galang Batang Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan. Vihara ini menjadi salah satu tujuan etnis Thionghoa yang ada di Bintan dan Tanjungpinang untuk melakukan ritual sembayang memohon berkah kepada Dewa dan juga sebagai penghormatan kepada leluhur.
“Besok Pukul Tujuh pagi (Kamis, 29/1) sudah mulai digelar ritual sembayang penghormatan kepada leluhur, ada yang datang dari Kijang, ada yang dari Tanjungpinang juga,” ucap seorang Bikshu yang ditemui di vihara.
Pantauan tim liputan media Wartarakyat.co.id di vihara Jin Gang Shan, terlihat beberapa petugas sedang membersihkan altar persembahan dan patung-patung dewa serta menyiapkan lilin merah, dupa dan makanan persembahan yang diawasi oleh Biksu.
“Saya sudah lima tahun bekerja di sini sebagai petugas kebersihan,” Ucap Kadiyem salah satu petugas di vihara sembari menyusun buah jeruk mandarin di sebuah meja di samping altar persembahan.
“Ini untuk pengunjung yang datang, bukan untuk persembahan,” katanya ketika ditanya untuk siapa jeruk-jeruk tersebut.
Sembari menyusun buah, Kadiyem mengurai cerita sukaduka dirinya bekerja sebagai petugas kebersihan di Vihara, meskipun dirinya seorang muslim ia merasa nyaman dan tidak terganggu dengan ritual sembahyang yang dilakukan oleh pengunjung vihara. Bahkan tak jarang ia juga mendapatkan uang tip atau sembako dari pengunjung, hingga membuat dirinya betah bekerja sampai tahun ke Lima ini .
“Waktu saya mulai bekerja disini tidak mikir yang macam-macam, daripada dirumah lebih saya bekerja, lagi pula anak-anak butuh biaya buat sekolah, yang penting saya bekerja sesuai tugas saya, kadang ada permisi juga jika membersihkan area dekat candi diatas sana. Yah, kita menghargai tempat ibadah agama lain,” jelasnya.
“Besok hari Imlek, bakal banyak yang datang kesini, warga sekitar juga banyak yang datang, karena setelah sembahyang, vihara akan bagi-bagi sembako kepada warga sekitar,” Lanjutnya
Tak hanya Kadiyem, beberapa warga sekitar dari agama dan suku lain pun turut bekerja di Vihara Jin Gang Shan. Ada yang bertugas merawat tanaman, membersihkan villa dan lain sebagainya.
Suasana vihara yang berada di bawah kaki gunung kijang, bangunan yang aestetik kemudian lokasi yang luas menjadi daya tarik bagi warga berkunjung kesana. Beberapa tahun terakhir Vihara Galang Batang sering juga menjadi obyek bagi konten creator membuat video dengan enggel yang menarik. Hal itu membuat beberapa warganet turut ingin mendatangi vihara tersebut.
Sarkawi misalnya , Guru MAN Bintan ini, mengajak para siswanya untuk hunting foto ke Vihara Jin Gang Shan. Ia menyebut kalau dirinya bersama muridnya ingin membuat foto untuk buku tahunan bagi siswa kelas XII yang mau tamat sekolah dengan mengambil latar Vihara Galang Batang.
“Selain itu tujuan kami kesini adalah ingin melihat keberagaman beragama yang ada di Bintan khususnya di Galang Batang ini, karena disebelah vihara ini juga ada mesjid dan warga masyrakat, kebetulan sekolah kami MAN Bintan juga dekat areanya. Sehingga ini salah satu tujuan pembelajaran menanamkan nilai-nilai moderasi beragama, sehingga anak-anak akan saling toleran antara sesama umat,” ucapnya, Rabu (28/1/2025).
Dari kisah Kadiyem yang menghormati ritual dan kebiasaan agama lain dan Sarkawi yang mengajarkan anak didik tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan agama sejak dini, merupakan contoh pelaksanaan toleransi antar umat beragama.