Meski Diguyur Hujan Deras, Pengungsi Bhadra Resort Asal Afghanistan Tetap Unjuk Rasa

Ratusan pengungsi bhadra resort asal Afghanistan tetap melakukan demo meski diguyur hujan
Ratusan pengungsi bhadra resort asal Afghanistan tetap melakukan demo meski diguyur hujan deras di Pamedan, Senin (27/9/2021).

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT Sebanyak ratusan pengungsi Bhadra Resort asal Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa terkait dengan masa depan mereka yang telah lebih satu dekade berada di Indonesia.

Para demonstran berjalan kaki dari Hotel Badra Kabupaten Bintan menuju Lapangan Pamedan, Jl Ahmad Yani Tanjungpinang untuk melakukan aksi tersebut.

Namun mengingat resiko kesehatan, Kapolres Tanjungpinang memberikan fasilitas transportasi darat (Angkot) dengan jumlah belasan unit.

Kapolres Tanjungpinang AKBP Fernando mengatakan sebenarnya dari pihak kepolisian tidak memberikan izin untuk melakukan aksi, namun mereka tetap memaksa untuk melakukan aksi unjuk rasa.

“Pihak Kepolisian hanya mengamankan aksi ini jangan sampai mereka tidak taat Prokes karena warga kita sendiri di larang untuk melakukan Unras. Aksi dari mereka ini hanya diam saja untuk menunjukkan pada dunia berharap Negara ketiga ada yang menampung,” jelas Kapolres Tanjungpinang.

Walaupun diguyur hujan lebat para pendemo tetap berdiam diri serta membentangkan spanduk dan payung sebagai peneduh mereka.

Koordinator Lapangan Aksi, Asip menjelaskan tujuan dari demo tersebut hanya ingin meminta kepada organisasi yang bertanggung jawab agar bisa memberikan kejelasan status bagi mereka semua pengungsi.

“Kami seluruh Indonesia Pencari suaka asal Afghanistan telah menunggu selama satu dekade untuk proses kepindahan ke negara ke tiga. Dan dalam penantian ini banyak dari kami telah melakukan bunuh diri karena menderita depresi, stres mengingat masa depan yang tidak pasti mereka semua mengalami kecemasan,” jelasnya.

Asip mengucapkan terima kasih kepada Republik Indonesia atas kebaikan bantuan yang sudah diberikan.

Melalui aksi demo ini mereka berharap agar bisa mendengarkan aspirasi yang mereka lakukan ini.

“Selama ini kami berkali kali melakukan rapat dengan organisasi yang bertanggung jawab yang bernama UNHCR maupun PBB namun dari hasil itu kami disuruh menunggu tidak tahu kapan kepastiannya,” tutup Asip.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses