Apri Sujadi Berhasil Ubah Seluruh Desa di Bintan jadi Desa Berkembang dan Maju

Bupati Bintan Apri Sujadi, saat kunjungan kerja ke pulau-pulau kecil di Bintan

BINTAN | WARTA RAKYAT – Kabupaten Bintan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Kemolekan alam dengan panorama laut dan pantai yang sangat menawan, membuat Bintan cukup terkenal di belahan bumi, dan menjadi daerah destinasi wisata manca negara, setelah pulau Dewata, Bali.

Sayangnya kemajuan daerah ini tak seindah alamnya. Banyak dari masyarakat yang hidup di daerah terpencil dengan serba kekurangan akibat keterbatasan akses transportasi.

Bahkan bertahun lalu mereka tak pernah menikmati penerangan listrik, sehingga bila malam tiba, perkampungan gelap gulita bak hutan belantara tanpa penghuni.

Di tahun 2015, berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bintan, terdapat 24 desa tertinggal di daerah itu, yang dibagi ke dalam 2 kategori, yakni 9 desa dengan status SANGAT TERTINGGAL, dan 15 desa dengan status TERTINGGAL.

Tapi itu cerita dulu, yang hanya layak menjadi album kenangan untuk mengenang kehidupan masyarakat di desa-desa tertinggal, yang tersekat dalam keheningan.

Sejak kehadiran kepemimpin Bupati Apri Sujadi telah mampu mengubah wajah kabupaten Bintan menjadi cerah berseri-seri.

Bupati apri saat kunjungan kerja ke pulau-pulau kecil di Bintan

Sebab, selain fokus pada kesehatan dan pendidikan, pembukaan akses transportasi hingga penyediaan setrum ke desa-desa terpencil turut menjadi prioritas utama pemerintahan Apri Sujadi di periode pertama sebagai Bupati Bintan, yang menjabat sejak 2016-2021.

Hasil kerja keras Bupati Apri Sujadi untuk mengubah status desa tertinggal di daerahnya, ternyata berbuah manis.

Buktinya, dari rilis yang diterbitkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bintan, bahwa di tahun 2020 ini sudah tak ada lagi desa di kabupaten Bintan yang menyandang status Desa Tertinggal.

Artinya selama kurang lebih 5 tahun ini, atau sejak Apri Sujadi menjabat Bupati Bintan, seluruh desa di daerah itu “naik kelas’ dengan status baru sebagai “Desa Berkembang dan Desa Maju”

Bupati Bintan Apri Sujadi, saat kunjungan kerja ke pulau-pulau kecil di Bintan

“Kita mencatat perkembangan desa yang signifikan, dari 36 desa di Bintan, terdapat 25 desa sudah menyandang status DESA BERKEMBANG, sisanya sebanyak 11 desa menyandang status DESA MAJU. Ini tentunya menjadi prestasi bagi Kabupaten Bintan dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Kepri,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Bintan Ronny Kartika, pada 21 Agustus lalu.

Prestasi luar biasa yang patut diacungkan jempol atas hasil kerja yang dicapai oleh Apri Sujadi. Lantas apa resep yang dibuat Bupati Bintan itu, hingga ia mampu menanggalkan status desa tertinggal yang selama puluhan melekat disandang oleh sejumlah desa di daerahnya.

Ditemui di kediamannya, pada 19 Agustus lalu, Bupati Bintan Apri Sujadi mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ada sekitar Rp 500 milyar lebih dana yang digulirkan untuk kemajuan pembangunan desa di Bintan.

Dari anggaran tersebut, Rp 300 milyar diantaranya merupakan alokasi dana desa (ADD), dimana dana desa tersebut bersumber dari APBD Bintan yang minimal 10% dari DAU, kemudian ditambah DBH setiap tahunnya.

“Jadi kurun waktu lima tahun ini, sekitar Rp 300 milyar dana yang bergulir di seluruh desa di Bintan, yang dananya berasal dari APBD Bintan,” terang Apri Sujadi.

Apri pun mengucapkan terimakasih kepada para kepala dan perangakatnya, juga masyarakat desa yang selama ini berperan penting dalam kemajuan desa hingga memperoleh status baru sebagai desa berkembang dan desa maju.

Menyinggung program yang dilakukan di masa pandemi Covid-19 untuk desa-desa di Bintan, Apri menegaskan bahwa hal yang paling penting bagi kemajuan daerah di masa pandemi, khususnya masyarakat desa adalah bagaimana mewujudkan program recovery ekonomi dan padat karya.

Apalagi, memurutnya, saat ini adalah tahun politik yaitu Pilkada serentak 2020, ditambah lagi situasi pandemi Covid-19, maka sangat tidak memungkinkan bagi pemerintahan untuk fokus pada sektor pembangunan saja.

“Situasi pandemi Covid 19 saat ini, kami akan lebih fokus pada program recovery ekonomi dibandingkan program pembangunan. Sebba pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah – 5,32 %. Untuk Prov Kepri sendiri berada di angka – 6,66 % di kuartal ke II tahun 2020 ini,” ujarnya.

“Jadi bagaimana pemerintah termasuk pemerintah desa kedepan sebaiknya dapat memberikan stimulus untuk perekonomian masyarakat sekitar, itu lebih penting. Di tahun 2021 nanti, kita tidak akan bicara masalah pembangunan (proyek fisik), karena untuk membangkitkan ekonomi masyarakat adalah sebuah kewajiban pemerintah,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.