BATAM | Warta Rakyat – Kasus polisi bunuh diri terulang lagi. Bripka Poltak Sitorus dilaporkan tewas di Batam dengan cara menembak kepalanya sendiri menggunakan sepucuk pistol. Oknum polisi bunuh diri yang sehari-hari bertugas di Polsek Batuampar, Batam ini dikenal tak punya masalah dengan siapapun. Hingga kini polisi masih menyelidiki motif dugaan bunuh diri yang menewaskan korban bernama lengkap Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus itu.
Polisi Bunuh Diri, Keluarga tak Percaya
“Gak percaya aku, kau manusia yang baik anakku…” jerit ibu almarhum di rumah duka di Jalan Kangkung Blok III Nomor 54, Baloi, Lubukbaja, Kamis (14/2/2019) sebagaimana dikutip dari pojoksatu.
Wanita paruh baya itu menduga ada persoalan besar yang menyebabkan putranya itu tak sanggup menghadapinya hingga memilih jalan pintas dengan cara bunuh diri.
“Ceritakan sama mamak, siapa yang nelepon kau siang itu,” lanjut wanita itu tak berhenti menangis samping peti jenazah anaknya.
Di rumah duka, tampak ibu Poltak Sitorus beberapa kali berusaha membangunkan anaknya yang sudah terbujur kaku di dalam peti jenazah. Seakan dia masih belum percaya anaknya itu sudah tiada.
“Kenapa anakku, ceritakan kepada mamak apa yang sebenarnya terjadi di kantormu siang itu. Bisikin kepada mamak kenapa kayak gini,” katanya sesunggukan.
Almarhum Jarang Pulang ke Rumah
Dia melanjutkan, selama menjadi anggota polisi Bripka Poltak Sitorus terbilang jarang pulang ke rumah demi melaksanakan tugasnya sebagai anggota polisi. Kalaupun pulang ke rumah, praktis dia hanya makan dan mandi. Kemudian pergi lagi melanjutkan pekerjaan di Unit Opsnal Satres Narkoba Polresta Barelang.
Tak cuma keluarga korban. Sejumlah kerabat yang hadir di rumah duka juga tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Mereka masih mengingat masa-masa saat bersama dengan Bripka Poltak Sitorus ketika masih bertugas di Opsnal Satres Narkoba Polresta Barelang.
Sebelum Meninggal Dunia, Sempat Bertemu Korban
Sementara Yayah, tetangga Poltak Sitorus mengaku sempat bertemu dengan almarhum Rabu (13/2/2019) siang sebelum dikabarkan meninggal dunia.
Yayah mengaku saat itu sekitar pukul 12.00 WIB, almarhum baru saja mengantar istrinya membuat SIM di Mapolresta Barelang dan mampir di warung Yayah.
“Dia sempat beli rokok dua bungkus. Saya bilang tumben berdua?”
”Iya pengen mesraan aja.” ujar Yayah menirukan ucapan Poltak, siang itu.
Tidak lama setelah itu atau sekitar pukul 13.00 WIB, beberapa orang anggota polisi mendatangi warung Yayah untuk menanyakan rumah Bripka Poltak.
Selanjutnya, Yayah mendengar tangisan histeris ibu Poltak Sitorus. Ternyata, polisi yang datang siang itu menyampaikan berita duka.
“Makanya nggak nyangka saya, baru satu jam keluar rumah dengar kabar seperti itu. Selama ini harmonis dengan keluarganya,” tuturnya.
Dia mengaku kenal baik dengan Bripka Poltak Sitorus sejak dia masih kecil.
Saat itu Yayah merupakan tetangga orangtua Bripka Poltak Sitorus di kawasan Jodoh sebelum digusur dan mendapat tanah kaveling di Blok III, Baloi. Bripka Poltak merupakan anak keempat dari enam bersaudara.
Di tempat terpisah, Kombes Hengki Kapolresta Barelang menuturkan tidak ada pertikaian maupun cekcok sebelum Brigadir Poltak Sitorus meninggal dunia.
Terkait berbagai isu yang beredar, Hengki membantah semua itu.
“Tidak ada, dugaan sementara memang bunuh diri,” katanya, Kamis (14/2/2019) seperti disiarkan pojoksatu.
Kata dia, almarhum Brigadir Poltak saat itu sedang berada di lantai II Mapolsek Batuampar bersama rekannya. Lalu tiba-tiba, setahu bagaimana Brigadir Poltak meminjam senjata milik temannya itu.
“Setelah itu kejadian, kalau ada ribut-ribut ya setelah adanya itu (tembakan),” ungkapnya.
Hal serupa diungkan Kombes Erlangga, Kabid Humas Polda Kepri. “Kami tidak mengharapkan ini terjadi,” kata perwira ini
Erlangga mengaku pihaknya masih menyelidiki secara mendalam kasus ini.
“Hasil olah TKP, yang bersangkutan menembakkan senjata api (ke dirinya sendiri),” ujar Erlangga.
Senjata api itu, kata Erlangga, milik rekan Brigadir Poltak Sitorus.
“Almarhum tidak memiliki senjata api!”