TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud RI) Fadli Zon, didampingi Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura, secara resmi membuka rangkaian acara Kepulauan Riau Ramadan Fair (Kurma) 2025 di Tugu Sirih, Pelataran Taman Gurindam 12, Tanjungpinang, Senin (10/3) petang.
Adapun leading sektor pelaksanaa Kepulauan Riau Ramadhan Fair 2025 ini adalah Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri.
Pembukaan Kurma 2025 ditandai dengan pemukulan beduk oleh Menbud Fadli Zon. Acara yang berlangsung selama tujuh hari, mulai 10 hingga 16 Maret 2025, menghadirkan berbagai kegiatan seperti UMKM Expo dan Bazaar, perlombaan umum, sharia forum, serta corner layanan. Kurma 2025 juga disejalankan dengan buka puasa bersama serta peluncuran QRIS 1000 Masjid, sebagai langkah memperkuat digitalisasi keuangan dalam ekosistem berbasis budaya Islam.
Sejumlah tokoh turut hadir dalam acara ini, di antaranya Dirjen Pelestarian Budaya dan Tradisi Kemenbud Restu Gunawan, Deputi Direktur Promosi dan Kerjasama Strategis KNEKS Inza Putra, Ketua TP-PKK Kepri Dewi Kumalasari, Gubernur Kepri periode 2016-2019 Nurdin Basirun, Ketua DPRD Kepri Iman Sutiawan, Forkopimda Kepri, Kepala Perwakilan BI Kepri Rony Widijarto Purubaskoro, Kepala OJK Kepri Sinar Dananjaya, serta para bupati dan wali kota se-Kepri atau perwakilannya.
Dalam arahannya, Menbud Fadli Zon menekankan bahwa Kepri merupakan “melting pot”, tempat bertemunya berbagai suku bangsa dan agama, yang hingga kini tetap terjaga dalam harmoni dan toleransi.
“Hari ini kita bisa menyaksikan bagaimana tradisi Ramadan diperkaya melalui Kurma 2025, menghadirkan ekosistem yang menghubungkan pelaku UMKM dan ekonomi berbasis budaya, digitalisasi keuangan, serta penguatan literasi keislaman,” ujar Fadli Zon.
Menbud juga menegaskan bahwa kebudayaan Indonesia adalah warisan yang harus dijaga bersama, sebagaimana amanat Pasal 32 UUD 1945 Ayat 1. Ia juga mengapresiasi upaya Pemprov Kepri dalam melestarikan budaya, yang salah satunya diakui melalui penganugerahan penghargaan kebudayaan kepada Gubernur Kepri Ansar Ahmad pada Desember lalu.
Selain itu, Menbud Fadli Zon menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana pendirian Monumen Bahasa dan Museum Bahasa Indonesia di Pulau Penyengat.
“Saya akan berbicara dengan pemerintah pusat dan Presiden mengenai bagaimana bahasa Indonesia yang menjadi tonggak persatuan ini berawal dari Kepulauan Riau. Kita sangat mendukung ini, Pak Gubernur. Mudah-mudahan visi ini bisa direalisasikan, sekaligus menandai Pulau Penyengat sebagai ‘center of gravity’ dari bahasa Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Ansar Ahmad menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau tegak lurus mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, khususnya dalam memperkuat keharmonisan dengan lingkungan, budaya, serta meningkatkan toleransi antarumat beragama guna mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
“Ini sejalan dengan salah satu misi RPJMD Kepri, yakni mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu dan nasional serta ekologi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujar Gubernur Ansar.
Gubernur juga menegaskan bahwa Pemprov Kepri telah melakukan berbagai langkah konkret untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Negeri Segantang Lada.
“Upaya yang kami lakukan ini merupakan wujud nyata bahwa Kepulauan Riau siap menjadi garda terdepan dalam pembangunan nasional, sekaligus menandai kemajuan negeri ini di mata negara-negara tetangga,” pungkasnya. (ron)