Sukses Tekan Inflasi di Kepri, Anggota DPRD Kepri Wahyu Wahyudin Apresiasi Gubernur Ansar Ahmad

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) periode 2024-2029, Wahyu Wahyudin

BATAM | WARTA RAKYAT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) periode 2024-2029, Wahyu Wahyudin menilai Gubernur Kepri, Ansar Ahmad berhasil mengendalikan laju inflasi di Provinsi Kepulauan Riau.

Menurut Wahyu, Kepulauan Riau hanya mengalami inflasi 2,64 persen secara YoY hingga Agustus tahun 2024.

“Saya melihat  inflasi di Kepri saat ini sangat terkendali,” sebut Wahyu, Kamis (12/9/2024).

Pengendalian inflasi ini kata Wahyu tak terlepas dari berbagai program yang diinisiasi oleh Gubernur Kepri Ansar.

Operasi pasar hingga penyaluran bantuan ke masyarakat jadi program yang pas dan bisa menekan laju inflasi,” kata dia.

Legislator dari PKS itu pun meminta agar Pemprov Kepri melanjutkan program operasi pasar dan bantuan kepada masyarakat untuk menjaga stabilitas inflasi.

Apalagi menjelang Pilkada di seluruh Kabupaten/ Kota di Kepri.

“Apabila inflasi terkendali, maka secara otomatis harga kebutuhan juga terkendali. Inflasi terkendali, Pilkada juga paati berjalan baik,”  jelas pria yang pernah jabat Ketua Komisi ll DPRD Kepri itu.

Hal ini diperkuat dengan penjelasan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Darwis Sitorus belum lama ini.

Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus mengatakan, BPS Kepri merilis, pada Agustus 2024, Provinsi Kepri mengalami inflasi years on years (y-on-y) sebesar 2,64 persen.

Provinsi Kepri mengalami deflasi 0,04 persen secara m-to-m pada Agustus 2024.

Deflasi itu terjadi karena penurunan IHK dari 106,21 pada Juli 2024 menjadi 106,17 pada Agustus 2024.

Sedangkan untuk tingkat inflasi year to date (y-to-d) di Kepri tercatat sebesar 0,97 persen.

Sementara itu secara YoY, Kepri mengalami inflasi 2,6 persen.

Dari tiga kabupaten/kota di Kepri, Kota Batam menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 2,79 persen.

Kemudian disusul Kabupaten Karimun dengan inflasi y-on-y sebesar 2,37 persen, dan Kota Tanjungpinang dengan inflasi sebesar 1,93 persen.

“Sedangkan untuk IHK pada Agustus 2024, Kota Batam IHK-nya tercatat sebesar 106,47 dan Karimun 105,48. Tanjungpinang jadi yang terendah dengan IHK sebesar 104,79,” kata dia

Darwin melanjutkan, inflasi yang terjadi pada Agustus 2024 itu, disebabkan karena naiknya 5 komoditas utama.

Yakni, emas perhiasan, beras, tarif listrik, tarif parkir dan angkutan udara.

Dari 5 komoditas itu, emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar yakni sebesar 0,40 persen.

Kemudian disusul beras 0,35 persen, tarif listrik dengan andil 0,26 persen, tarif parkir 0,18 persen dan angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,12 persen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.