
TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Tak bisa dipungkiri bahwa tanggungjawab untuk mendidik anak sangat melekat pada orang tua ditengah dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Selain menguras waktu untuk membimbing dan mendidik anak-anak, para orang tua juga sedikit terhambat untuk melakukan aktifitas pekerjaan maupun sebagai ibu rumah tangga.
Bahkan menambah beban orang tua dalam pembelian paket data internet untuk mengikuti belajar daring tersebut.
Hal itu disampaikan Aloysius Dango kepada WARTA RAKYAT, di Tanjungpinang, Selasa (28/7/2020).
“Bertambahnya kebutuhan kuota paket data untuk anak juga hal yang memberatkan orang tua yang pendapatannya berkurang akibat covid. Untuk orang tua yang punya gaji tetap, pendapatan stabil dan menengah ke atas, belajar daring bukan sebuah persoalan. Urusan paket data itu mudah apalagi di rumah ada langganan wifi, tentu saja aman,” katanya.
“Tetapi untuk orang tua kurang mampu dengan jumlah anak 2-3 orang yang belajar daring, jelas pusing. Ya pusing, bukan hanya soal paket data tapi cara membagi HP juga rumit,” lanjut Aloy, sapaan akrab Aloysius Dango.
Aloy juga mengungkapkan, belajar daring dapat memecah fokus untuk orang tua yang bekerja kantoran.
Meski begitu, orang tua lebih banyak mengalah mengorbankan kerjaan demi anak belajar.
“Tidak mungkin setiap saat anak-anak dibawa ke kantor untuk belajar dari sana. Mempercayakan kepada asisten rumah tangga juga bisa, tetapi tidak semua asisten RT itu melek teknologi,” ujarnya.
Apalagi belajar daring ini, lanjut Aloy, ada yang menggunakan aplikasi zoom dimana setiap durasi tertentu harus berhenti dan dimulai lagi. Menurutnya, kalau tidak melek teknologi tentu saja akan semakin ribet.
“Tidak mungkin juga setiap belajar daring anak dititipkan ke tetangga atau teman-temannya,” tandasnya.

Melihat fenomena demikian, apalagi soal paket internet, seharusnya kepekaan pemerintah dan pihak sekolah harus hadir meringankan beban orang tua.
Ia berharap Pemprov Kepri dan para kepala daerah di kabupaten / kota yang ada di Kepri melakukan langkah-langkah tanggap dan strategis terhadap persoalan belajar daring ini.
Pasalnya, kata Aloy, hingga saat ini belum ada bupati / walikota di Kepulauan Riau yang berani mengalokasikan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) atau dana Covid-nya untuk membantu anak-anak dengan memberikan paket data.
“Misalnya bertemu dengan provider Telkomsel untuk bicarakan bagaimana bisa bekerja sama membantu kuota data untuk anak-anak sekolah,” ungkapnya.
Aloy mencontohkan, praktik terbaik malah ditunjukkan oleh Walikota Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Sebagai kado hari anak, ia memberikan paket data gratis kepada 15.640 siswa di daerahnya.
Orang nomor satu di Mojokerto itu bekerja sama dengan PT Indosat. Paket data itu dirancang hanya untuk keperluan belajar daring, tidak bisa untuk bermain game dan lain-lain.
“Seorang ibu walikota ini punya hati untuk anak-anaknya. Kepala-kepala daerah kita juga punya hati. Semoga bisa terbuka untuk melihat apa yg bisa dilakukan Walikota Mojokerto,” sebutnya.
Selain itu ia juga berharap wakil rakyat melihat pembelajaran daring ini sebagai persoalan.
Dirinya sangat mengapresiasi, jika ada secara pribadi telah memberi bantuan untuk anak-anak yang belajar daring.
“Kita beri apresiasi. Tetapi kita butuh gerakan secara bersama-sama yang dimotori oleh dewan yang berada di lembaga legislatif untuk bersuara mendesak, mendorong dan meminta pemerintah intervensi paket data gratis untuk belajar daring. Lihat di sana, di Mojokerto. Bisa kan? Kenapa di sini, di daerah kita rasanya sulit? Semoga gebrakan dan terobosan itu segera hadir,” tuturnya.
Pewarta : Prengki
Editor : Redaksi