Sempat Dihentikan 4 Bulan, Gaji ASN Tanjungpinang Dipotong untuk Zakat Akan Dilanjutkan

Pengoplos
Penjabat Wali Kota Tanjungpinang Hasan angkat bicara soal video pengoplosan beras yang diduga dilakukan di salah satu gudang distributor beras di wilayah setempat [Foto: Sahrul/Wartarakyat]

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Pemko Tanjungpinang menghentikan sementara pemotongan 2,5 persen gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat untuk zakat profesi. Hal itu sudah berlangsung sejak Juni 2023 atau empat bulan lalu.

Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Zulhidayat mengatakan, dihentikan sementara pemotongan karena sedang dievaluasi.

Bacaan Lainnya

“Bukan dihentikan, tapi kami sedang evaluasi terkait kebijakan zakat profesi ASN,” kata Sekda belum lama ini.

Zulhidayat menjelaskan, evaluasi ini dilakukan karena sebelumnya ada masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak, sehingga mendorong Pemko untuk melakukan evaluasi terkait kebijakan pembayaran zakat tersebut.

“Masukan itu di antaranya, soal yang wajib bayar zakat dan penerima sesuai agama dan aturan, termasuk mekanisme penyaluran, ada perbedaan penafsiran,” ucapnya.

Yang tak kalah penting, kata Zulhidayat, soal akuntabilitas pengelolaan dana zakat itu sendiri. Sehingga ke depan, program ini bisa disinergikan dalam pengentasan kemiskinan, dan stunting di Tanjungpinang. “Kita berharap bagaimana anggaran zakat ini bisa saling sinergi,” katanya.

Mantan Kepala Dinas PUPR Tanjungpinang ini menambahkan, jika evaluasi tersebut sudah rampung, akan segera dilaporkan ke Pj Wali Kota Tanjungpinang untuk meminta pendapatnya. “Kita minta saran Pj wako, dan apakah dilanjutkan lagi atau tidak,” imbuhnya.

Sementara itu, Pj Wali Kota Tanjungpinang Hasan memastikan pemotongan 2,5 persen gaji ASN untuk zakat akan dilanjutkan.

“Kita akan lanjutkan, kita akan buat edaran ke OPD untuk diaktifkan kembali zakat ASN,” ujar Hasan saat ditemui usai kegiatan penyerahan Manfaat PT Pegadaian untuk masyarakat Tanjungpinang, Kamis (19/10).

Kendati dilanjutkan, kata Hasan, penyaluran zakat profesi ASN itu akan dievaluasi. Nantinya penyaluran akan diprioritaskan dalam program pengetasan kemiskinan ekstrem.

“Seperti apa yang bisa kita berikan masih dievaluasi. Kalau kita bikin bedah rumah kan bagus, jangan hanya bantuan berkala tiga bulan selesai tapi tidak menyelesaikan persoalan kemiskinan ekstrem,” tuturnya.

Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google NewsWartarakyat.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.