Presiden Jokowi Ingatkan Kepala Daerah Se-Kepri Waspada Ancaman Covid-19

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat memberikan pengarahan ke seluruh kepala daerah, forkopimda, dan jajaran pemda di provinsi Kepri agar berhati-hati terhadap perkembangan kasus positif COVID-19 di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang, Kepri, Rabu (19/5/2021).

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengingatkan seluruh kepala daerah, forkopimda, dan jajaran pemda di provinsi Kepri agar berhati-hati terhadap perkembangan kasus positif COVID-19.

Presiden menyatakan pemerintah daerah harus terus waspada, karena ancaman COVID-19 sampai saat ini belum berakhir. Bahkan di beberapa negara kembali naik secara eksponensial.

“Saya ingatkan jangan lengah, jangan menunggu chaos (kacau balau,red) baru bertindak, sudah terlambat,” tegas Kepala Negara, Joko Widodo, saat memberikan pengarahan kepada Forkopimda se- provinsi Kepri, di gedung daerah provinsi Kepri, kota Tanjungpinang, Rabu (19/5/2021).

“Oleh sebab itu, saya (Presiden Jokowi) datang ke provinsi Kepri untuk mengingatkan, agar kita semuanya hati-hati, jangan sampai ada lonjakan kasus seperti yang kini melanda di beberapa negara,” tambah dia.

Presiden Jokowi mengatakan peningkatan kasus harus menjadi perhatian serius seluruh kepala daerah, apalagi pasca lebaran idulfitri.

Secara nasional puncak kasus aktif itu terjadi di 5 Februari 2021. Dari 176.672 kasus aktif, hari ini (18/5) kasus aktif sudah turun menjadi 87.514 kasus.

“Kurvanya sudah turun. Jangan sampai karena lebaran kemarin angkanya naik. Kita sudah melarang mudik, tapi tetap ada 1,5 juta orang yang mudik. Oleh sebab itu, jaga-jaga harus terus dipantau,” pungkasnya.

Di provinsi Kepri, lanjut presiden, kasus aktifnya di angka yang lumayan tinggi yakni di angka 14,72%.

Ia menekankan kembali agar berhati-hati, harus cepat gerakannya, kalau ada satu langsung isolasi, ada dua langsung karantina, supaya angka itu terus menurun.

Untuk angka kesembuhan, di Kepri masih 83%, sedangkan angka rata-rata nasional sudah 92,2%.

Sehingga ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab kita semua, gubernur, wali kota, bupati, forkopimda, semuanya harus bergerak agar yang namanya angka kesembuhan itu bisa diperbaiki sehingga naik-naik terus.

“Kalau kurang obat, ventilator, gubenur bisa sampaikan ke menteri kesehatan apa yang kurang. Hal-hal yang menjadi kunci itu kita harus siap,” ucapnya.

Belajar dari negara lndia yang berhasil melandai kurva kasus positifnya. Saat itu presiden langsung bertanya kepada Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan kunci keberhasilan negara itu bisa turun, jawabanya mikro lockdown. Lalu, kita adopsi menjadi PPKM skala mikro

“Kita memiliki kekuatan di sini struktur kita sampai ke bawah ada, kita ada kepala desa, RT RW, dan kita punya bhabinkamtibmas dan babinsa. infrastruktur ini harus kita pakai,” ucap Jokowi.

Selanjutnya, bed occupancy ratio (BOR) atau rasio keterisian tempat tidur rumah sakit, di kepri masih di angka 45,6%, secara nasional rata-rata BOR ada di kisaran 29%.

“BOR ini penting sekali, kalau BOR nya sudah di bawah nasional, kita bisa lega, tetapi tetap hati-hati dan waspada,” imbuhnya.

Presiden menekankan kalau di kepri ini bisa mengendalikan angka-angka dengan baik, maka ekonomi bisa mengikuti. Kalau gubernur bisa menurunkan angka tersebut, nanti kuartal kedua pertumbuhan ekonomi bisa lebih dari 7%.

“InsyAllah bisa, karena tadi kuartal pertama kepri masih -1,19%. Saya optimis kalau COVID bisa kita tekan insyAllah 7% itu memang bukan sesuatu yang mudah di capai, tetapi perlu kerja keras bersama sehingga target itu bisa tercapai,” harapnya.

Presiden Jokowi juga mengingatkan provinsi, kabupaten, dan kota mempercepat serapan APBD. Di Kepri itu, serapannya masih 10,08%.

Karena, kemarin ia sudah menyampaikan secara nasional, seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, serapan APBD yang besar itu baru belanja aparatur 65%, tetapi belanja modal, belanja pembangunan baru 5%.

Ia menilai, sebetulnya serapan APBD di kepri dibandingkan yang lain sedikit lebih baik, tapi angka 10% itu tetap masih sangat rendah karena angka pertumbuhan ekonomi kabupaten kota itu masih terlihat minus minus.

“Tolong provinsi, kabupaten, dan kota percepat belanja untuk menggerakkan ekonomi. Angka ini bisa berubah, kalau BOR nya rendah, angka kesembuhan tinggi, kasus aktif bisa di tekan. Kuncinya ada di situ,” ungkapnya.

Presiden juga mengapresiasi pemda dan forkopimda yang telah bekerja keras dalam mengendalikan COVID-19 di daerahnya.

“Saya rasa kerja keras kita semua, saya meyakini bisa mencapai apa yang sudah kita targetkan. Tetapi kuncinya pemda, forkopimda kerja bersama dan mengkonsolidasikan bersama,” pinta kepala negara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.