DAIRI | Warta Rakyat – Setelah ramai dan viral di media sosial terkait harga ayam pinadar, Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi istri Ny Romy Mariani Eddy Berutu dan rombongan berkunjung dan makan siang di rumah makan tersebut.
Kunjungan tersebut untuk mengetahui kebenaran viralnya rumah makan khas Batak Pinadar Malau yang terletak di Jalan Sidikalang-Medan, Kecamatan Sitijo, Kabupaten Dairi, Sabtu (18/1/2020).
Kepada wartawan, Bupati mengatakan, telah meminta pemilik rumah makan khas Batak Ayam Pinadar agar membuat daftar harga, sehingga menjadi acuan bagi pengunjung untuk memilih menu sesuai selera dan keuangan pengunjung.
“Jadi tadi kita sudah menyampaikan kepada pemilik rumah makan, agar kedepan dibuat daftar harga menunya. Sehingga orang yang berkunjung nantinya bisa melihat harga makanan yang akan dipesannya. Jadi kalau tidak pas pengunjung bisa mencari tempat yang lain,” kata Eddy, usai makan siang dan berbincang kepada pemilik rumah makan seperti dilansir medanbisnisdaily.com
Bupati mengungkapkan, pihaknya sengaja berkunjung dan makan siang di rumah makan Pinadar Malau untuk mengetahui keberadaan rumah makan yang tengah menjadi perhatian netizen.
“Jadi pada hari ini kita ingin sekali berjumpa dengan pemilik rumah makan, sekaligus untuk merasakan resep makanannya dan mencari tahu permasalahan terkait adanya perhatian masyarakat terkait masalah harga,” lanjutnya.
Kata Eddy, viralnya rumah makan ini membuat ayam pinadar Dairi menjadi terkenal sampai ke luar Kabupaten Dairi.
“Tadi menurut pemilik rumah makan, kalau pengunjung semangkin banyak dan bertambah. Setelah berbincang-bincang, ternyata ada yang khas dari rumah makan Ayam Pinadar Malau ini,” sebutnya.
Eddy menyebutkan, alasan mahalnya harga menu di rumah makan tersebut selain bumbunya yang alami, ayam pinadar merupakan ayam kampung yang dibiarkan hidup bebas mencari makan dan diberi pakan organik dan alami.
“Saya rasakan juga tadi bumbu dan kelembutan ayamnya berbeda dengan rumah makan yang lain. Soup-nya saja bagi saya, kalau kita lagi flu bisa lega,” sebut Eddy.
Sementara Germando Malau, salah seorang anak pemilik ayam pinadar mengaku heran viralnya rumah makan milik orang tuanya di medsos.
Karena menurutnya, sejak 30 tahun lalu baru kali ini ada pengunjung yang komplain.
“Baru kali ini ada pengunjung yang komplain masalah harga makanan. Walau sempat viral, namun sampai hari ini pengunjung tetap ramai,” ucap Germando.
Germando mengatakan, bumbu yang digunakan untuk usaha rumah makan ayam pinadar tersebut berbeda dengan yang lain. Bumbu yang digunakan alami dan cara masaknya juga berbeda.
“Bumbunya digiling menggunakan gilingan dari batu dan masaknya juga masih menggunakan kayu bakar,” tuturnya.
Masih ditempat yang sama, salah seorang pengunjung mengatakan, tidak ada masalah dengan harganya, karena masakannya enak dan lezat.
“Kami sekeluarga juga sudaah sering berkunjung kesini,” kata pak Bakara warga Dolok Sanggul, saat dimintai tanggapan terkait harga yang diterapkan pemilih rumah makan.
Menurutnya, kalau harga makanan di rumah makan Pinadar Malau masih wajar. Dan soal adanya pengujung yamg keberatan atas harga hingga viral di media sosial hal itu hak mereka.
“Biasanya setiap hari besar, seperti tahun baru harga-harga kebutuhan pokok beranjak naik, jadi wajar kalau harga makanan di rumah makan juga ikut naik,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan pengunjung lainnya, Pdt Haloho. Warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) ini mengatakan tidak mempermasalahkan harga selagi makanannya enak.
“Kecuali sudah makanannya tidak enak tapi harganya mahal itu baru kita komplain,” ucapnya.
Pendeta menghimbau, agar masyarakat jangan percaya dengan informasi yang belum jelas sebelum dicek kebenarannya.
“Buktinya semangkin viral, malah banyak pengunjung yang makan disini,” kata Pdt Haloho.
Viral Video Pengunjung di Rumah Makan Khas Batak Ayam Napinadar Malau
Sebelumnya beredar sebuah video pengunjung marah ketika tidak terima harga makan Ayam Pinadar (Ayam Khas Gulai Batak) di Sidikalang, tepatnya di Sitinjo Kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Video itu pertama kali viral di media sosial facebook. Bahkan hingga kini video yang diunggah halaman Orang Kita Batak pada (15/1) lalu telah dibagikan 24 ribu kali besarta ribuan tanggapan dan komentar netizen.
https://youtu.be/-kLustLW_FU
Dalam video itu pengunjung terkejut saat membayar 2 ekor ayam pinadar beserta menu lainnya senilai Rp800 ribu.
Sontak mereka tidak terima dan sempat bilang rumah makan itu bukan hotel.
Lantas, si penjual malah menjawab kalau gak mau jangan makan disini.
“Siap-siap aja kak diperas, nggak logika, kami nggak terima, memang sudah dimakan tapi gak kek gitu caranya,” ujar pengunjung sambil mengumpulkan uang untuk membayar makanan.
Selain itu didepan meja kasir, pengunjung mempertanyakan ayam apa yang mereka makan.
“Memang segitu harganya, ayam kampung, kalau gak mau makan ya sudah” kata kasir.
Pengunjung kemudian merasa kesal dan pulang.
“Hati-hati makan disini, ga wajar, kita makan ayam bukan makan emas,” kata ibu pengunjung
Selanjutnya, postingan struk pembayaran makanan yang diduga di warung tersebut juga beredar di media sosial. Di dalam nota itu terdapat total tagihan sebesar Rp 802.500.
Belum diketahui pasti siapa yang mengeluarkan nota tersebut. Pasalnya, tidak tertera nama usaha dan stempel usaha.
Berikut daftar harga struk yang diapload:
- Ayam (Manuk Jabbe, Batak-red) 2 ekor = Rp 400.000
- Nasi Panas (Indahan Nalas,Batak-Red) 10 piring = Rp 100.000
- Cuci Tangan (Parburian, Batak-Red) 10 biji = Rp 50.000
- Teh Manis (Aek Natonggi, Batak-red) 10 gelas = Rp 100.000
- Nira Manis (Tuak Natonggi, Batak-red) 10 gelas = Rp 200.000
- Sambal (Sambal Tuktuk, Batak-red) 1 = Rp 100.000
- Pete (Pote, Batak-red) 10 biji = Rp 100.000
Total jumlah keseluruhan Rp 950.000. Kemudian diskon 15 persen Rp 142.500, sehingga dibayarkan pengunjung Rp 802.500.
Sumber: Medanbisnisdaily.com
Editor. : Frengki