PALEMBANG | Warta Rakyat – Setelah dicecar oditur atau jaksa militer di persidangan, Kamis (15/8/2019), Prada DP akhirnya menjelaskan kronologi pembunuhan terhadap kekasihnya sendiri, Vera Oktaria.
Prada DP mengakui telah membunuh Vera Oktaria karena dibakar amarah setelah Vera Oktaria mengaku hamil. Pengakuan hamil itu membuat Prada DP emosi. Pasalnya, Prada DP menjalani pendidikan militer selama lima bulan terakhir.
“Saya kecewa dia mengaku hamil. Padahal saya pendidikan militer 5 bulan dan hari itu (di hotel) baru pertama kali kami berhubungan,” ucap Prada DP di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019).
Prada DP mengartikan Vera Oktaria punya hubungan dengan pria lain. “Saya jambak ia dengan tangan kanan. Lalu saya bekap,” kata Prada DP.
Saat ditanya oditur apakah sadar saat melakukan hal tersebut, Prada DP mengaku tak sadar dan emosi.
Namun, oditur tak percaya begitu saja atas pengakuan membunuh tak sadar itu. Oditur pun mencecar pertanyaan soal kronologi sebelum membunuh dan hubungannya dengan Vera.
Saat itu, Oditur Mayor Chk Darwin Butar Butar bertanya mengenai kenangan bersama Vera Oktaria yang ikut mengantar Prada DP saat akan mengikuti Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) di Lahat.
“Apakah saudari Vera turut mengantar Anda saat akan mengikuti Dikmata di Lahat,” tanya Oditur mayor Chk Darwin Butar Butar ke Prada DP.
Prada DP yang semula terlihat tenang, tiba-tiba langsung menangis tersedu di hadapan oditur. Mendengar pertanyaan itu, tangis Prada DP seketika pecah tak tertahankan.
Dia menangis sesegukan di hadapan oditur. “Sebagai prajurit harus tetap bisa tenang. Prajurit harus tetap kuat,” ujar ketua majelis hakim Letkol Chk Khazim SH saat melihat reaksi Prada DP yang tiba-tiba menangis.
“Siap yang mulia,” jawab Prada DP sesegukan sembari menghapus air matanya.
Melihat anaknya menangis, Leni, ibu kandung Prada DP juga tak kuasa menahan air matanya. Duduk di kursi pengunjung baris kedua sebelah kiri, Leni langsung menunduk terisak menangis.
Sedangkan suaminya yang juga ayah kandung Prada DP tampak lebih tenang tanpa menunjukkan ekspresi saat momen sedih tersebut. Momen mengharukan itu hanya terjadi selama beberapa saat. Setelah itu, sidang kembali dilanjutkan.
Tampak pula Prada DP kembali tenang menjawab semua pertanyaan oditur yang diberikan padanya. Dalam kesaksiannya di persidangan, Kamis (15/8/2019), Prada DP bersama Vera datang ke penginapan Sahabat Mulya di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pada 8 Mei 2019 sekitar pukul 02.00WIB.
Baca juga:
- Prada DP Terduga Pembunuh Vera Oktaria Ditangkap di Tempat Persembunyian di Serang Banten
- Fakta-Fakta Mengejutkan Baru Terungkap Kasus Prada DP Sebelum Bunuh Pacar
Mereka saat itu memutuskan untuk bermalam dikarenakan tak mendapatkan alamat rumah bibinya, Elsa yang berada di kawasan Betung, Banyuasin. “Karena sudah malam, kami akhirnya menginap di sana,”kata Prada DP memberikan ke saksian.
Setelah membayar uang sewa kamar Rp 150.000, Prada DP dan Fera lalu masuk ke dalam kamar 06 untuk menginap. Saat di dalam kamar, Prada DP mengakui jika ia dan Vera melakukan hubungan layaknya suami istri hingga dua kali.
- Ribut soal Password HP
Di kamar hotel itu, Prada DP mengakui sempat terjadi keributan antara dirinya dengan Vera.
Keributan itu dimulai ketika Prada DP menemukan handphone milik korban dalam keadaan mati.
“Saya hidupkan handphonenya. Lalu masukkan paswordnya. Ternyata paswordnya berubah bukan tanggal kami jadian,” ujarnya.
Melihat ada kejanggalan, prajurit baru itu langsung menanyakan alasan korban mengubah password handphone.
Namun, Vera langsung marah dan mengaku sedang hamil selama dua bulan. Pernyataan itu membuat Prada DP marah dan langsung menjambak rambut Vera. Bahkan kepala korban langsung dibenturkan ke dinding. Vera sempat melawan dan mendorong terdakwa. Akan tetapi, Prada DP langsung mencekik dan membekap Vera hingga akhirnya meninggal.
“Saya kecewa dia mengaku hamil. Padahal saya pendidikan militer 5 bulan dan hari itu baru pertama kali kami berhubungan,” jelasnya.
Mengetahui korban tewas, Prada DP sempat kebingungan. Ia akhirnya menemukan gergaji besi yang ada di dalam gudang kamar untuk memutilasi Vera agar jejak kejahatannya hilang.
Namun usaha itu gagal lantaran gergaji yang digunakan patah. Ia kemudian menemui pamannya, Dodi Karnadi. Di rumah pamannya, ada saksi lainnya bernama Imam, yang menyarankan Prada DP membakar jenazah Vera untuk menghilangkan jejak.
- Tidak Ada Gangguan Jiwa
Sementara itu, Dandenkessyah 02.04.04 Palembang Letkol Ckm dr Hilary menjadi saksi ahli kejiwaan dalam sidang Prada DP, menyebutkan bahwa keadaan Prada DP dalam kondisi sehat dan tak mengalami gangguan jiwa.
Hillary mengatakan, pada 17 Juni 2019 ia melakukan pemeriksaan kejiwaan Prada DP di Denpom II Sriwijaya setelah prajurit baru tersebut ditangkap akibat kasus pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri Vera Oktaria.
Saat itu, ia melakukan tes kejiwaan Prada DP melalui sesi wawancara. Hasilnya, seluruh pertanyaan yang dilontarkan pun dijawab dengan baik.
“Biasanya kalau ada tanda gangguan jiwa, seluruh pertanyaan akan dijawab tidak nyambung. Tapi semuanya dijawab dengan benar,” kata Hillary di hadapan hakim ketua dalam sidang.
Hillary mengungkapkan, dalam ilmu kejiwaan, ada empat kategori penyakit jiwa yang dialami seseorang, yakni J1, J2,J3, dan J4. Untuk Prada DP sendiri, menurutnya masuk dalam kategori J2 dan masih dalam tahap normal.
“Semakin tinggi, maka semakin parah. Untuk Prada DP tingkatannya masih normal karena berada di J2. Dia sadar apa yang dilakukan,” ujarnya.
Saat tes penerimaan calon tamtama pada 2018 lalu, Hillary mengaku tak mendapatkan kejanggalan kepada Prada DP yang saat itu masih berstatus sebagai calon siswa.
Hasil tes wawancara psikologi pun, Prada DP dinyatakan sehat dan tak mengalami gangguan jiwa. “Memang waktu saya periksa itu semuanya normal, tidak ada gejala gangguan atau seperti apa,” terangnya.
Sumber: tribunnews.com
Editor. : prengki