Reses Dewan, Petrus Sitohang Tampung Keluhan Peternak Tanjungpinang

Anggota DPRD Kota Tanjungpinang bersama Warga Bt. 8 Atas Kelurahan Sei Jang, Kecamatan bukit Bestari, Kamis (11/03/2019).

TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Petrus Marulak Sitohang menggelar reses I Tahun 2019, di Batu 8 Atas Kelurahan Sei Jang, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, Kamis (11/03/2019).

Sekitar 25 orang peternak bebek se Kota Tanjungpinang hadir dan sepakat membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Ternak Bebek di lokasi reses.

Mereka memilih Binari Manurung sebagai ketua Kube yang notabene sudah pioner sebagai peternak bebek di Tanjungpinang

Dalam musyawarah yang berlangsung suasana akrab dan sederhana tersebut anggota DPRD Kota Tanjungpinang Petrus M. Sitohang ditunjuk sebagai pembina.

Tak lupa, dalam forum itu para peternak menyampaikan harapannya agar Petrus Sitohang memperjuangkan aspirasi kepada Pemko Tanjungpinang supaya memberikan perhatian kepada peternak bebek.

Menurut mereka (peternak), saat ini para peternak belum mampu memenuhi permintaan daging dan telur bebek di Kota Tanjungpinang. Untuk itu warga berharap agar pemerintah memperhatikan nasib mereka.

“Harapan kami pak Petrus bisa memperjuangkan permintaan kami, agar pemerintah memperhatikan nasib para peternak bebek yang ada di Tanjungpinang,” ujar Binari Manurung, yang diamini oleh peternak bebek lainnya.

Menanggapi keluhan warga, sebagai anggota DPRD Kota Tanjungpinang Petrus berjanji akan segera menghubungi Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tanjungpinang dan menyampaikan permintaan para peternak.

“Amanah yang disampakan ke saya harus dijalankan dan sejalan dengan tugas DPRD, dan saya berjanji akan menghubungi Dinas Pertanian dan Peternakan Kota, dan menyampaikan permintaan peternak,” ujarnya.

Ia menambahkan keinginan para peternak bebek untuk memenuhi pasokan telor sangat tinggi, hingga berkisar 2000 butir telor perhari.

Namun karena keterbatasan modal, lanjut Petrus, sampai saat ini peternak bebek baru mampu memenuhi sekitar 500 butir per hari.

Oleh karena itu warga berharap, agar dirinya memperjuangkan keberlangsungan usaha peternak, karena saat ini kesulitan untuk menutupi biaya bibit dan pakan yang sangat besar.

“Jika dikalkulasikan, seekor bebek butuh waktu 6-7 bulan agar bertelur, dan membutuhkan pakan sebanyak 2 ons perhari. Selain itu harga bibit bebek dari Bogor sampai di Tanjungpinang yang sebesar Rp 13 ribu per ekor juga membuat biaya para peternak semakin besar,” ungkap Petrus.

Penulis : Prengki

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

2 Komentar