BINTAN | WARTA RAKYAT – Desa Pengudang kembali menggelar Pengudang Seafood Festival yang ke-8 pada 29–30 November 2025. Mengusung tema “Seafood Berkualitas, Alam Terjaga, Masyarakat Sejahtera,” festival ini menjadi bukti nyata sinergi antara masyarakat dan pemerintah desa dalam mengangkat potensi lokal ke panggung yang lebih luas.
Selama dua hari, festival ini menyuguhkan berbagai kegiatan menarik seperti bazar produk UMKM berbasis hasil laut, lomba masakan seafood, permainan rakyat, lomba inovasi dan kreasi desa, serta pertunjukan seni budaya. Tak hanya menjadi ajang promosi produk lokal, festival ini juga menjadi ruang ekspresi seni dan pelestarian budaya masyarakat pesisir.
Dari Desa untuk Dunia
Bupati Bintan, Roby Kurniawan, yang turut hadir dalam acara ini, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat dan kreativitas warga Desa Pengudang. Ia secara khusus mengapresiasi penampilan drama teater yang menggambarkan kehidupan nelayan serta pertunjukan anak-anak yang fasih berdialog dalam bahasa Inggris.
“Program pemerintah One Village One Event dan One Village One Product disambut luar biasa oleh Desa Pengudang. Ini sudah pelaksanaan ke-8, dan saya melihat potensi besar agar festival ini menjadi agenda tahunan berskala internasional,” ujar Bupati Roby.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga melepas bibit ikan kerapu di Pantai Batumpang sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan laut. Momen paling meriah terjadi saat “Seafood Tumpah” disajikan di atas meja panjang dan langsung diserbu oleh warga dan wisatawan.
Ketua Panitia sekaligus pegiat pariwisata, Iwan Winarto, menekankan bahwa tahun ini festival hadir dengan konsep yang lebih segar. Penampilan drama musikal oleh anak-anak dengan pengucapan bahasa Inggris yang baik menjadi daya tarik tersendiri.
“Festival ini bukan sekadar ruang promosi UMKM atau hiburan rakyat. Ini adalah bentuk kepedulian masyarakat terhadap potensi lokal dan lingkungan. Semua elemen masyarakat terlibat, dari orang tua hingga anak-anak,” jelas Iwan.
Rossman Itsnin, wisatawan asal Singapura yang telah tujuh kali mengunjungi Desa Pengudang, mengaku selalu terkesan dengan semangat gotong royong dan keaslian desa.
“Saya suka kerang bulu, tapai ketan, dan kue tradisional di sini. Suasana kampung yang alami dan kesadaran lingkungan masyarakatnya adalah daya tarik utama,” ungkapnya.
Muhammad Abror, seorang akademisi yang turut merasakan serunya momen berebut “Seafood Tumpah”, menyatakan kekagumannya terhadap kekayaan laut Desa Pengudang.
“Ini pengalaman pertama saya dan sangat luar biasa. Saya berharap festival ini bisa menembus pasar internasional,” ujarnya penuh semangat.
Dengan semangat kolaborasi dan pelestarian budaya serta lingkungan, Pengudang Seafood Festival tak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga berpotensi menjadi magnet wisata baru di Kabupaten Bintan yang mendunia.





