Sakit Perut yang Berujung Persalinan: Remaja Ini Bongkar Ancaman dan Kekerasan Seksual dari Tetangga

F : Ilustrasi

BINTAN | WARTA RAKYAT — Minggu pagi (9/11/2025) yang seharusnya tenang berubah menjadi momen penuh kepanikan bagi sebuah keluarga di Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Seorang remaja perempuan berusia 15 tahun, sebut saja namanya Yasmin, yang selama ini tinggal bersama saudara-saudaranya, tiba-tiba mengalami sakit perut hebat dan melahirkan seorang bayi di rumah kerabatnya.

Remaja tersebut, yang identitasnya sengaja disamarkan demi perlindungan, diketahui yatim piatu dan telah putus sekolah. Ia selama ini bekerja menjaga anak-anak kakak dan tetangganya untuk membantu keluarga. Tak ada yang menyangka bahwa di balik tubuhnya yang gemuk, ia menyimpam rahasia besar yang selama berbulan-bulan ia pendam sendiri.

“Saya pikir itu cuma sakit perut biasa. Saya tidak tahu kalau saya hamil. Tidak ada mual, tidak ada tanda-tanda,” ujar korban dalam wawancara tertutup kepada tim liputan Wartarakyat.co.id, Rabu (12/11/2025)

Keluarga sempat membawa korban ke bidan sehari sebelumnya karena keluhan sakit perut. Namun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Sore harinya, korban merasa lebih baik dan pergi menginap di rumah saudara. Hingga keesokan paginya, ia melahirkan secara tiba-tiba.

“Saya merasa seperti mau buang air besar, ternyata bayi yang keluar. Saya langsung teriak panggil kakak,” ungkapnya.

Setelah melahirkan, korban akhirnya mengaku bahwa kehamilannya merupakan hasil dari kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang pria yang tinggal satu barak dari dari rumahnya. Ia mengaku tidak berani melapor karena terus diancam oleh pelaku.

“Kalau saya cerita ke kakak, dia bilang akan siksa anak-anak yang saya jaga. Saya takut,” katanya sambil menunduk.

Kakak korban, yang pertama kali mendengar pengakuan tersebut, mengaku sangat terpukul. Ia tidak menyangka adiknya menyimpan trauma sebesar itu sendirian.

“Saya lemas, hati saya hancur. Kok bisa dia alami ini tanpa kami tahu,” tutur sang kakak.

Setelah mendengar pengakuan Yasmin, keluarga membawa remaja itu ke sebuah Puskesmas di Kecamatan Gunung Kijang karena mengalami pendarahan usai melahirkan. Selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gunung Kijang.

Kapolsek Gunung Kijang Iptu Rabul Yamin membenarkan bahwa laporan telah diterima dan saat ini kasus sedang dalam tahap penyelidikan.

“Laporan sudah kami terima dan sedang kami proses,” ujar Rabul melalui pesan singkat. Seperti dikutip dari Portal Batamtoday.com

Korban menyebut bahwa pelaku telah melakukan tindakan tersebut sebanyak tiga kali di bulan Februari dan selalu mengancam akan menyakitinya atau orang-orang di sekitarnya jika ia berani melapor. Ia berharap pelaku segera menerima hukumnnya

“Saya ingin dia masuk penjara,” tegasnya.

Keluarga pun mendukung penuh harapan korban dan berharap aparat penegak hukum segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan serius. Mereka juga meminta agar korban mendapatkan perlindungan hukum dan pemulihan psikologis yang layak.

“Kami tidak ingin dia ada sini. Kami ingin keadilan untuk adik kami,” ujar salah satu anggota keluarga.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa banyak anak dan remaja di sekitar kita mungkin menyimpan luka yang tak terlihat. Di balik senyum dan kesederhanaan, bisa jadi ada trauma yang menunggu untuk disembuhkan—dengan keberanian, dukungan keluarga, dan keadilan yang ditegakkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses