Rahma Belum Izinkan Alfamart dan Indomaret Buka di Tanjungpinang, Ini Alasannya

Indomaret
Ilustrasi

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYATPemko Tanjungpinang hingga saat ini masih belum mengizinkan dua ritel modern Alfamart dan Indomaret untuk mengembangkan bisnisnya di wilayah setempat.

“Iya, sudah beberapa kali mereka mendatangi kami, dan hingga saat ini Ibu Wali juga belum memberikan izin karena sejumlah pertimbangan,” ucap Kepala Dinas PMPTSP Tanjungpinang Adi Firmansyah, Rabu (1/3/2023).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kalau soal adminitrasi perizinan semuanya tidak ada yang berbeda. Namun, di perusahaan mereka ada ketentuan tersendiri, bahwa dalam setiap membuka cabang baru, harus ada persetujuan kepala daerah.

“Di aturan mereka memang begitu,” ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang  Rahma membeberkan alasan, mengapa pihaknya belum memberikan izin kepada dua ritel modern itu masuk Tanjungpinang.

Pertama, kata Rahma, Tanjungpinang ini bukanlah satu kota yang besar. Sehingga, pemenuhan kebutuhan masyarakat, masih terakomodir melalui swalayan-swalayan yang ada.

“Apalagi, di Tanjungpinang ini jumlah swalayan, mulai dari supermarket hingga minimarket mencapai 106 unit dan tersebar di seluruh penjuru Tanjungpinang,” imbuhnya.

Yang kedua, sambung Rahma, dengan luas geografis Tanjungpinang yang hanya sekitar 140 kilometer persegi, dan jumlah penduduk sekitar 230 ribu jiwa, belum layak jika “diserbu” dengan puluhan ritel modern tersebut.

“Mereka berencana buka 40-50 unit. Kalau dikali dua Alfamart dan Indomaret, maka setidaknya akan ada tambahan 100 unit ritel baru,” ungkapnya.

Rahma menambahkan, alasan selanjutnya, bahwa apa yang disediakan atau produk oleh dua ritel itu, juga tersedia di swalayan-swalayan yang ada sekarang ini.

“Dan yang terpenting dari alasan Pemko yaitu, untuk menjaga dan mendorong swalayan lokal untuk bisa bertahan dan mampu berkembang untuk menghidupkan perekonomian Tanjungpinang,” tegasnya.

Disinggung soal penyerapan tenaga kerja jika, kata Rahma, saat pemaparan dari manajemen, bahwa dari 7 orang tenaga kerja di satu ritel, yang lokal hanya boleh 4 orang.

“Untuk itulah, masih banyak pertimbangan kami di Pemko, sehingga belum mengizikan dua ritel ini masuk,” jelasnya.

Ikuti Selengkapnya Artikel Kami di Google News – Wartarakyat.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

2 Komentar

  1. Tidak akan berpengaruh terhadap swalayan lokal karena perbedaan harga alfa mart lebih mahal, dan yg terpenting adalah makin terbukanya lapangan pekerjaan untuk warga tanjungpinang.. Sbg contoh di bintan walaupun banyak alfa Mart tapi warga bintan lebih memilih belanja di swalayan lokal karna harga swalayan lokal lebih murah..