BATAM | WARTA RAKYAT – Anggota DPRD Kepulauan Riau 2 periode, Sirajudin Nur menyoroti kebijakan Pemko Batam yang akan melakukan impor ikan Benggol dan Mata Besar.
Menurutnya, rencana tersebut kurang tepat, apalagi Kepri merupakan wilayah perairan dengan sumber daya ikan yang melimpah.
Kelangkaan ikan seharusnya tidak dapat dijadikan alasan Pemko Batam untuk melakukan impor.
Daripada impor ikan, Pemko Batam seharusnya impor peralatan tangkap modern untuk kemudian disalurkan ke para nelayan.
Dengan peralatan modern, akan membantu nelayan berkembang dan menjamin ketersediaan stok ikan.
“Daripada berpikir untuk impor ikan, lebih baik mengimpor peralatan tangkap modern ke Kepri untuk membantu nelayan nelayan kita berkembang. termasuk alih teknologi dari luar juga penting dilakukan,” katanya, Kamis (23/2/2023).
Anggota Komisi IV menerangkan, impor ikan menjadi bukti bahwa pembangunan kelautan dan perikanan di Kepri semakin jauh dari harapan.
Ini merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang fokus membangun infrastruktur darat sehingga lupa mengelola potensi laut yang luar biasa.
Kebijakan impor hanya akan mengorbankan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan lokal.
“Tentu ini pukulan bagi nelayan kita. Nelayan jadi putus asa karena pemerintah daerah ternyata tidak sungguh-sungguh dan serius mengelola sumberdaya alam kelautan dan perikanan,” terangnya.
Politisi PKB itu pun berharap agar Pemda ke depannya fokus melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan.
Kepri yang 94 persen wilayahnya berupa perairan seharusnya menjadi jaminan akan kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha perikanan lokal.
“Logikanya daerah ini harusnya sejahtera dengan anugerah alam laut yang demikian besarnya. tapi karena pola pembangunan daerah lebih fokus ke mainland berbanding hinterland, wajar jika ekonomi daerah dan masyarakat kita masih belum menggembirakan,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Disperindag Batam, Gustian Riau menjelaskan, impor ikan Benggol dan Mata Besar untuk mengatasi potensi kelangkaan di pasar.
“Ada potensi kelangkaan ikan saat ini. Diakibatkan terganggunya pasokan akibat cuaca ekstrim saat ini,” jelasnya.
Gustian menambahkan, di beberapa bulan tertentu pasokan komoditi ikan bagi Kota Batam akan mengalami gangguan.
Ini akan berpengaruh terhadap stok ikan, dan mempengaruhi harga jual dari para pedagang.
Saat ini, kebutuhan ikan jenis tertentu mencapai 11 ribu ton per tahun.
“Karena kebutuhan rutin kan selalu ada. Sekarang persoalannya ada musim tertentu nelayan tak bisa melaut. Makanya kami usulan impor untuk memenuhi kebutuhan hotel dulu,” terangnya.
Gustian mengaku kebutuhan impor ini sudah disampaikan ke permintaan pusat untuk mendapatkan persetujuan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Batam, Ridwan Efendi membenarkan bahwa Batam kekurangan ikan dan memerlukan pasokan impor.
“Memang Batam tengah kekurangan ikan. Untuk itu, harus ada solusi. Salah satunya impor ikan ke Batam,” tutupnya.