Oleh : Ria Ukur Rindu Tondang, S.E., M.Ak.
ISTILAH independent women (Wanita Mandiri) sering mendapat stigma negatif dalam masyarakat kita. Padahal tentu saja tidak ada manusia / wanita yang ingin menjadi orang yang lemah, misalnya hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah saja, tanpa ada kemandirian finansial.
Walaupun pekerjaan di rumah itu pada dasarnya sangat berat, bahkan lebih berat dibandingkan bekerja di kantor, namun karena tidak ada nilai finansialnya maka sering dianggap sepele.
Sungguhpun kultur ketimuran kita melazimkan wanita itu bekeja di Dapur dan di Kasur, namun dengan perkembangan jaman maka semakin terbuka berbagai kesempatan bagi para wanita untuk berkarya diluar rumah.
Mungkin masih banyak yang tidak setuju dengan wanita mandiri (bekerja, berkarya dan berhasil). Bisa saja pikiran kita langsung berkecamuk : akankah dia mampu memanage waktunya bersama keluarga? Masihkah dia tetap respek kepada pasangannya yang penghasilannya lebih rendah? Bagaimana dia akan mengurus dan memperhatikan anak-anaknya? dan berbagai keraguan lainnya.
Tentu saja pemikiran-pemikiran semacam ini terasa wajar ditengah-tengah masyarakat kita yang mayoritas menganut system patrialkhal.
Tapi apakah kita sadar betapa pentingnya wanita itu mandiri (bekerja, berkarya dan berhasil) karena tidak ada yang bisa memastikan bahwa wanita akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang siap membantu.
Tidak ada juga yang bisa memastikan bahwa umur pasangannya akan lebih tua (lama) dari dia. Sementara ditengah ketidak pastian tersebut, bahwa life must go on : dapur harus tetap ngebul, anak-anak harus tetap sekolah, kebutuhan hidup harus tetap dipenuhi dan berbagai keharusan lainnya.
Kita membutuhkan Independent woman yang memiliki kendali dan kemampuan yang kuat dalam dirinya. Punya kemandirian finansial untuk menata hidup dan keluarganya; Punya keyakinan akan kemampuannya dalam mengelola dan menjani kehidupan dengan baik; punya rasa percaya diri yang baik, sehingga optimisme akan terus terpancar padanya dalam menjalani kehidupan; Punya kelenturan sehingga tahan terhadap kritikan serta tentu saja selalu dapat diandalkan menghadapi berbagai permasalahan ketidak orang lain sudah menyerah.
Saatnya memberi kesempatan kepada wanita sesuai dengan talentanya : menjalankan bisnis dari rumah, menjadi pekerja kantoran, bisnis women, jurnalis, pedagang, pendidik dan lain sebagainya, tanpa menghilangkan kodrat mereka sebagai seorang wanita (ibu dari anak-anak dan istri dari suaminya).
Dalam perkembangannya, ada begitu besar kontribusi perempuan dalam ilmu pengetahuan, yang dalam bidang tertentu bahkan lebih menonjol dari pria.
Ada hal-hal unik yang membuat wanita itu berbeda (dalam hal positif) ketika mereka dalam keadaan tertekan (kesibukan).
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Psychoneuroendocrinology, perempuan dibawah tekanan stres lebih peduli dengan sekitar.
Sedangkan saat stres, laki-laki bersikap lebih egois dan sulit memahami orang lain di sekitarnya.
Menurut Giorgia Silani, kepala penelitian tersebut, sikap peduli perempuan disebabkan karena saat stres mereka lebih sering bersosialisasi untuk mencari dukungan dan pertolongan.
Semakin mandiri seorang perempuan seharusnya akan semakin baik bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu mari beri kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk berkarya.
Bagi kaum perempuan tentu saja hidupmu akan lebih indah dan berwarna ketika kamu mempunyai indepensi yang kuat dalam keluarga mu. Karena itu raih dan perjuangkanlah itu tanpa harus menafikan kodratmu sebagai wanita : seorang ibu dan istri. Selamat menjadi Independen Women : Wanita yang Tangguh dan anggun dalam segala medan.