TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Wahyu Wahyudin meminta Pemprov membangun pelabuhan ekspor mulai tahun mendatang.
Pembangunan pelabuhan menyusul kebijakan pusat yang akan menjadikan Kepri sebagai hub ekspor Indonesia bagian Barat.
“Pusat sudah berencana menjadikan Kepri sebagai hub ekspor, saya kira Pemprov udah bisa mulai menyediakan sarana pendukung, salah satunya pelabuhan ekspor,” katanya, Jum’at (18/11/2022).
Wahyu pun mengusulkan agar pelabuhan ekspor dibangun di kawasan Free Trade Zone (FTZ) di Bintan dan dikelola Badan Pengusahaan Bintan.
“Saya kira pelabuhan itu layak dibangun di Kabupaten Bintan,” ujarnya.
Anggota Fraksi PKS itu menerangkan, selain membangun pelabuhan, eksportir juga mengeluhkan tarif peti kemas yang sangat mahal.
Ia mengungkapkan, tarif peti kemas 20 feet di Kepri Rp80 juta, berkali-kali lipat dari Pulau Jawa yang hanya Rp30 juta.
Mahalnya tarif peti kemas diduga disebabkan monopoli oleh sejumlah pengusaha.
“Para investor sering mengeluhkan mahalnya tarif peti kemas, kata mereka di Kepri Rp80 juta ukuran 20 feet, dua kali lipat dari Pulau Jawa yang hanya Rp30 juta,” terangnya.
Wahyu optimis, pembangunan pelabuhan ekspor dan tarif peti kemas yang murah akan meningkatkan minat investor dan membuka lapangan kerja baru.
“Saya kira pak Gubernur juga semangat membangun pelabuhan ekspor ini karena potensi pendapatan tidak akan kurang dari Rp1 triliun per tahun,” pungkasnya. (*)