Ini 5 Program Komitmen Sirajudin Nur: Saya Belum Bisa Tidur Nyenyak, Kalau Urusan Ini Belum Selesai

Anggot DPRD Kepri, Sirahjuddin Nur

Apa kabar, Bang Sira? Alhamdulillah, baik. Sehat, alhamdulillah.

Belakangan ini gencar bicara pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat hingga soal kebudayaan Melayu. Apa latar belakangnya, Bang?

Sejak awal di DPRD Kepri tahun 2014, saya menaruh perhatian untuk isu-isu di atas. Masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, pemberdayaan komunitas dan kebudayaan melayu adalah masalah mendasar dan isu strategis daerah Kepulauan Riau.

Penting untuk memberi perhatian serius kelima isu strategis ini, mengingat isu ini berkaitan langsung dengan kesejahteraan dan daya saing daerah.

Bisa dirinci, dijelaskan satu persatu maksud dari kelima bidang ini.

Iya, jadi begini. Pertama, pemberdayaan komunitas. pemberdayaan komunitas merupakan upaya untuk menguatkan kapasitas kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Misalnya, komunitas olahraga, komunitas hobi, profesi, komunitas paguyuban, kelompok keagamaan, komunitas seni budaya dan sejenisnya.

Ini kan kelompok-kelompok sosial di masyarakat yang perlu perhatian ya. Mereka perlu dikuatkan. Didukung untuk mengembangkan kapasitas kelompok dan anggotanya.

Bisa kasih contoh, penguatan dimaksud, Bang?

Salah satu misalnya, kita fasilitasi pelatihan kapasitas SDMnya, bantu sarana prasarana untuk berkegiatan, menyediakan ruang untuk berkreasi, yang pada akhirnya kelompok kelompok ini akan berkontribusi positif bagi masyarakat dan daerah.

Sebagai anggota DPRD tentu saya memiliki kewenangan anggaran dan regulasi yang bisa saya gunakan untuk membantu kelompok masyarakat ini untuk lebih mengembangkan kapasitas perannya

Baik, yang kedua Bang, soal pendidikan. Ini seperti apa?

Nah, ini perlu panjang lebar saya sampaikan. Karena ini penting. Ini menyangkut masa depan Kepri, masa depan bangsa. Begini, Anda wartawan, Anda penulis. Anda punya kompetensi dan keahlian menulis yang diperoleh dari proses belajar (pendidikan). Kemudian Anda mendapat gaji yang memadai sesuai kompetensinya, ini tentu sangat positif secara ekonomi bagi Anda. Benarkan?

Iya Bang, alhamdulillah…

Nah, itu dia. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka hidup akan berkualitas. Yang tadinya orang tuanya tidak mampu, atau miskin, jika kemudian si anak berkualitas, dia bisa mengubah hidupnya dan keluarganya menjadi lebih baik dan berkemampuan. Maka, secara langsung hal ini sudah memutus rantai kemiskinan. Kita harus hapus kemiskinan, minimal menekan angka kemiskinan, jika sulit menghapusnya. Kemiskinan jangan turun temurun atau menjadi warisan.

Karena itu kita semua punya kepentingan agar masyarakat kita sejahtera. Masyarakat yang sejahtera akan berdampak pada perbaikan tatanan sosial di masyarakat, dan beban subsidi pemerintah juga bisa berkurang.

Kita terus mendorong pemerintah agar serius menyelesaikan persoalan mendasar isu pendidikan kita yakni kualitas SDM melalui pemgembangan lembaga pendidikan yang berkualitas.

Ini menyangkut kualitas pendidikan ya Bang?

Benar. Soal fasilitas, daya dukung dan akses. Mulai dari menyiapkan sarana pendidikan yang cukup dan bermutu. Bagaimana mungkin proses belajar mengajar di sekolah bisa berlangsung dengan baik jika kondisi sarana prasarananya buruk dan tidak layak. Ini saya temukan di beberapa daerah di Kepri ya.

Daya dukungnya juga harus diperhatikan. Khususnya sekolah Vokasi. Mulai dari kecukupan guru produktif, alat praktikum, kurikulum muatan lokal hingga kesesuaian jurusan sekolah dengan kebutuhan pasar kerja.

Juga harus diingat, sekolah itu tujuannya bukan hanya untuk mencari pekerjaan semata. Sekolah itu membentuk pola pikir, mengisi sel-sel otak dalam membangun skema kognitif, attitude dan skill. Jadi ada keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan nilai-nilai sosial, adab, perilaku, moral dan sebagainya.

Karena itu masalah mendasar ini harus dirumuskan solusinya secara benar. Guru harus disejahterakan, khususnya guru honorer daerah dan guru komite termasuk juga kompetensinya. Beri mereka pelatihan peningkatan kompetensi yang memadai dan juga mereka wajib dibayar secara layak atau sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak di Kepri ini.

Faktanya, Kepri hari ini masih kekurangan guru. Kita masih membutuhkan tenaga pendidik untuk tingkat SMA, SMK dan SLB sebanyak 1.900 guru. Dan saya juga mendapati fakta bahwa masih ada beberapa sekolah di hinterland yang membayar gaji guru produktifnya hanya sebesar Rp500 ribu perbulan. Miris sekali.

kunjungan, saya akan mengusulkan perbaikan dan pengadaan sarana prasarana Puskesmas secara bertahap di APBD Kepri tahun 2023.

Selain itu, saya juga akan mengusulkan pengadaan kapal ambulance laut. Secara topografi, kapal ini diperlukan untuk merujuk pasien ke RSUD Kabupaten/Kota. Saya akan koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kepri, karena secara aturan dibenarkan untuk memberikan dukungan fasilitas Sarpras Puskesmas dari APBD Provinsi

Bidang ekonomi kerakyatan, ini yang seperti apa, Bang Sira?

Penguatan ekonomi kerakyatan ini, tentu dengan tetap melibatkan Pemerintah daerah. Memaksimalkan peran pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan melalui anggaran dan regulasi yang berpihak, kolaborasi antar kekuatan di masyarakat. Dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, diyakini akan menjadi sebuah kekuatan dalam membangun fondasi ekonomi rakyat.

Saya mendorong, agar APBD pro ekonomi kerakyatan, baik langsung maupun tidak langsung. Yang tidak langsung, misalnya, pembangunan infrastruktur, dasar pelaksanaan program pembangunannya harus benar-benar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bukan karena pesanan atau sekedar proyek monumental. Jika membangun jalan-jembatan, itu benar-benar jalan-jembatan yang dapat meningkatkan produksi dan distribusi produk UMKM, hasil pertanian, misalnya.

Ini beda ya dengan program penguatan komunitas?

Iya beda. Kalau penguatan komunitas, itu lebih ke kelompok-kelompok di masyarakat. Tujuannya sama, penguatan ekonomi. Program ini bertujuan untuk Mewujudkan ketahanan, kemandirian dan keberdayaan kelompok masyarakat melalui program peningkatan kapasitas sumberdaya kelompok. Kelompok yang dimaksud meliputi komunitas seni budaya, olahraga, pariwisata, nelayan, petani, kepemudaan, paguyuban, komunitas hobi, profesi dan sejenisnya.

Sudah pernah ada kegiatan atau program pembangunan untuk kelompok-kelompok ini sebelumnya?

Sudah ada. Beberapa diantaranya, pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, pelatihan kapasitas kader dan tenaga kesehatan, pelatihan Pengelolaan Kawasan Pariwisata Berbasis Masyarakat , Pelatihan Tata Boga Ibu rumah tangga, Pelatihan Keterampilan Kerja Berbasis Kompetensi Bagi Pemuda hingga Penguatan Kapasitas Koperasi Masyarakat.

Terakhir, program kebudayaan Melayu. Ini seperti apa, Bang Sira?

Kepulauan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu, harus terus diberi perhatian dan dukungan. Kebudayaan Melayu harus menjadi kekuatan dan pilar penting pembangunan daerah. Karena itu upaya pelestarian budaya Melayu harus terus dilakukan tanpa henti.

Konkretnya, ya selama ini kita sudah gelar kegiatan Kepri berkompang dan segera kita gelar lagi acaranya. Kemudian, lomba perahu Jong dan beberapa kegiatan lainnya. Intinya, bagaimana Kepri ini menjadi pusat kebudayaan Melayu. Kebudayaan Melayu harus kuat di tanahnya sendiri.

Kapan kira-kira persoalan ini, kelima program prioritas ini dapat diatasi?

Tidak bisa diatasi 100 persen pun, paling tidak ya, diminimalkan. Ada komitmen Pemerintah daerah, apakah itu Pemprov Kepri, juga pemerintah kabupaten-kota. Ini yang paling penting. Perlu gerak cepat. Saya Belum Bisa Tidur nyenyak kalau urusan ini belum selesai. Makanya, ini perlu nafas panjang. Tidak bisa sehari dua hari, semangat selesai, habis kita. Untuk itu, perlu semangat yang tiada henti untuk Kepri. Sesuai slogan saya, Semangat Kepri Tiada Henti. (sa)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.