Wahyu Wahyudin Tolak Kenaikan BBM dan LPG

Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau Wahyu Wahyudin

BATAM | WARTA RAKYAT – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Wahyu Wahyudin menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Wahyu menuturkan, harga BBM dan LPG akan menyusahkan masyarakat. Apalagi, harga kebutuhan pokok masyarakat masih mahal dan bisa memicu kenaikan inflasi.

Bacaan Lainnya

Di bulan Juni, BPS mencatat Kepri mengalami inflasi 0,84 persen meningkat dari Mei . Jika dibandingkan dengan Juni tahun lalu, Kepri mengalami inflasi 5,89 persen.

“Saya tidak setuju dengan kenaikan harga BBM dan LPG di tengah naiknya harga barang-barang pokok masyarakat. Daya beli masyarakat belum pulih pasca Covid-19. Ini akan memberatkan mereka,” katanya, Rabu (13/7/2022).

Wahyu menjelaskan, kenaikan harga Migas dunia belum dapat menjadi alasan pemerintah menaikkan harga BBM dan LPG non subsidi.

Ia pun mengaku khawatir, akan ada migrasi pelanggan Pertamax Turbo ke Pertamax dan LPG non subsidi ke subsidi, sehingga perlu penghitungan cermat dalam menaikkan harga BBM dan LPG non subsidi.

“Ada kemungkinan migrasi pelanggan, ujung-ujungnya kuota LPG subsidi yang tergerus,” ujarnya.

Ketua Komisi II itu pun meminta pemerintah memastikan aksesibilitas UMKM mendapatkan BBM dan LPG subsidi agar tidak terdampak kenaikan harga BBM dan LPG non subsidi.

“Pemerintah harus jamin aksesibilitas UMKM untuk mendapatkan BBM dan LPG subsidi. Alur distribusinya diawasi betul-betul,” pintanya.

Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman meminta masyarakat tidak khawatir karena tidak ada kenaikan harga Pertalite, Solar, dan LPG 3 Kg.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, untuk produk Pertalite, Solar dan LPG 3 Kg tidak ada kenaikan harga,” katanya.

Untuk Kepri, Pertamax Turbo naik menjadi Rp16.900 dari Rp15.100, Pertamina Dex menjadi Rp17.200 dari Rp14.300, dan Dexlite menjadi Rp15.700 dari Rp13.550. Untuk LPG non subsidi (Bright Gas) akan disesuaikan sekitar Rp2.000 per Kg.

Penyesuaian ini terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia.

“Saat ini penyesuaian harga kami lakukan kembali untuk produk Pertamax Turbo dan Dex Series. Tapi untuk BBK jenis Pertamax yang merupakan BBM non subsidi harganya tetap, tidak berubah, masih Rp13.000 di Kepri,” ucapnya.

Perlu diketahui, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD/barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan LPG, tren harga CPA masih tinggi pada Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA tahun 2021.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.