TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Ketua dan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kota Tanjungpinang mengurus administrasi pemberangkatan jenazah korban kecelakaan, Kamis (28 Oktober 2021).
Selain mengurus administrasi, salah seorang pengurus juga diberangkatkan untuk menghantarkan Jenazah Cristopel Pardede (25) hingga ke Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kota Tanjungpinang, Prengki Simanjuntak, S.IP mengatakan, pihaknya mengurus administrasi meliputi Surat Kematian, Surat Karantina, Surat Formalin, Surat Kepolisian dan Cargo Batam-Medan hingga ke kampung halaman
“Setelah saya dan dibantu oleh lae Kriston Nababan dan lae John Wister Butar Butar kemaren mengurus administrasi, pagi ini jenazah diberangkatkan ke Desa Lumban Dolok Hauma Bange (Lumban Bulbul) Kecamatan Balige Kabupaten Toba, lewat RoRo dan pesawat,” ujar Prengki Simanjuntak, Kamis (28/10/2021).
Ia mengungkapkan, setibanya di Bandara Hang Nadim, jenazah sebatangkara yang belum menikah itu akan dibantu oleh pihak Kargo Batam.
Selanjutnya setelah tiba di bandara Kuala Namu akan dibantu oleh pengurus PAC PBB Medan Deli untuk mengantarkan jenazah hingga ke Toba dengan menggunakan ambulance yang dimiliki oleh PBB Medan Deli.
“Bahkan dari hasil koordinasi dengan Ketua DPC PBB Kabupaten Toba inang Anita Siahaan Balige, rekan-rekan disana juga bersedia menyambut dan mendampingi rekan juang yang mengantar setibanya nnti malam di TOBA dan juga esok saat acara pemakaman,” ucapnya.
“Semoga perjalanan berjalan lancar. Trims juga buat solidaritas rekan2 juang PAC Medan Deli dan PBB Toba,” harapnya.
PENGURUSAN ADMINISTRASI LEBIH MURAH
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kota Tanjungpinang, Prengki Simanjuntak, S.IP berharap kepada masyarakat agar mengurus administrasi pemberangkatan jenazah tidak dilakukan melalui calo.
Pasalnya, lanjut dia, jika pihak lain yang mengurus, maka biaya yang dikeluarkan mulai dari Tanjungpinang hingga Kualanamu berkisar hingga Rp 14 jutaan yang meliputi peti jenazah, biaya formalin, biaya pemulasaran, ambulance TPI-BATAM dan cargo).
“Sedangkan jika dengan solidaritas PBB yang mengurus sendiri maka bisa dtekan hanya sekitar Rp 11,5 juta,” ujarnya.
“Saya berprinsip jika tak bisa kita memberi secara materi, setidaknya PBB memberikan pemikiran dan tenaga, krna potensi diri (kemampuan) dan jejaring (relasi) yg kita miliki harus dimanfaatkan,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, untuk menekan biaya tersebut agar supaya lebih murah, PBB Tanjungpinang memerlukan sebuah ambulance, sehingga bisa bebas bergerak dan bisa digunakan warga Batak yg membutuhkan.
“Mobil ambulance itu sangat penting, sehingga bisa bebas bergerak dan bisa digunakan warga Batak yg membutuhkan,” tutupnya.