NATUNA | WARTA RAKYAT – Gubernur H. Ansar Ahmad bertindak selaku khatib saat menunaikan ibadah shalat Idul Fitri 1442 H / 2021 M bersama warga Natuna di Lapangan Pantai Piwang, Natuna, Kamis (13/5).
Dalam khotbah singkatnya, Gubernur Ansar yang pernah menjabat Bupati Bintan ini menyampaikan beberapa fadilah yang hendaknya diperhatikan kaum muslimin saat menyambut hari kemenangan ini.
Gubernur Ansar mengatakan bahwa di hari yang fitri ini umat islam terlahir kembali sebagai manusia Muttaqien. Sebuah predikat yang teramat Agung yang semestinya didapatkan sebagai hadiah dari hasil perjuangan selama bulan Ramadan
“Namun alangkah sia-sianya Ramadan yang kita laksanakan ini bila ternyata masih tersisa sifat-sifat buruk. Insan Muttaqin adalah insan yang paripurna, insan yang secara individu terukur kesholehannya dan ketaatannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta harus menjelma sebagai pribadi yang penuh cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Gubernur Ansar.
Cinta kasih tersebut, menurut Gubernur Ansar terutamanya terhadap kedua orang tua. Walaupun mungkin keduanya tidak pernah dapat melihat lagi keberhasilan anak-anaknya.
“Keberhasilan yang kita raih saat ini baik dalam bentuk kesuksesan meniti karir sebagai seorang pengusaha sukses, politikus handal, atau bahkan hanya sebagai seorang insan biasa. Namun kita harus menyadarinya kita bisa begini adalah berkat pengorbanan dan jerih payah kedua orang tua kita,” ungkap Gubernur Ansar.
Kemudian Gubernur Ansar mengingatkan agar semua jangan sampai menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua yang menjadi penyebab tertolaknya amal ibadah puasa, tertolaknya pengakuan rasa syukur kepada Allah lantaran kita tidak pandai bersyukur
“Bagaimana dengan kita saat ini apakah kita masih ingat dan sering menjenguk kedua orang tua kita atau sekedar berkomunikasi lewat telepon atau pun berkirim kabar tetangga yang pulang kampung? Apakah masih rutin kita berkirim doa Alfatihah kepada kedua orang tua kita yang telah kembali ke hadirat Allah dengan penuh ikhlas?” tanya Gubernur Ansar.
Khutbah ditutup dengan untaian doa yang dipimpin Gubernur Ansar dengan suara bergetar sampai meneteskan air mata hingga para jamaah ikut menangis.