Salah satu pendemo yang tidak mengenakan baju diamankan oleh petugas Kepolisian.
TANJUNGPINANG | WARTARAKYAT – Ratusan mahasiswa yang tergabung dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, STIE Pembangunan, STAIN, dan Stisipol Raja Haji Tanjungpinang yang melakukan aksi tolak Undang-undang Cipta Kerja dibubarkan secara paksa, Kamis (8/10) sekira pukul 15.00 WIB.
Pantauan media ini, awalnya para pendemo tersebut dihalau oleh kepolisian setempat untuk tidak masuk komplek DPRD Kepri.
Bahkan tampak terlihat Kapolres Tanjungpinang ditengah-tengah kerumunan massa untuk mengimbau agar membubarkan diri menghindari fhsical distancing.
Namun massa tetap memaksa sehingga seluruh mahasiswa pun diperbolehkan masuk hingga pelataran parkir kantor DPRD Kepri.
Petugas Kepolisian saat membubarkan secara paksa para pendemo
Kemudian saat di pintu Kantor DPRD, Mahasiswa meminta bertemu langsung dengan 50 % plus 1 atau sekitar 23 orang dari seluruh (45 orang) wakil rakyat untuk menemui pengunjuk rasa.
Akan tetapi mereka hanya dilayani oleh Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kepulauan Riau dan Ketua Komisi I, Bobby Jayanto.
Dialog pun tidak terbendung karena permintaan mereka tidak dipenuhi, sehingga akhirnya sempat ricuh dan dilakukan pembubaran secara paksa oleh pihak keamanan dengan menggunakan gas air mata.
Pantauan dilapangan tampak salah satu pendemo yang tidak mengenakan baju yang diduga provokator diamankan oleh petugas Kepolisian.
Para pendemo sebelum dibubarkan secara paksa oleh Polisi
Kapolres Tanjungpinang AKBP Muhammad Iqbal mengatakan pembubaran ini dilakukan untuk menjamin kesehatan bersama.
“Untuk kesehatan bersama warga Tanjungpinang, kita sepakat untuk membubarkan, karena kita tidak mau Tanjungpinang ini menjadi klaster-klaster baru penularan Covid-19,” katanya, Kamis (8/10).
Selain itu Kapolres merasa prihatin karena khawatir kerumunan yang dibuat dapat menjadi ancaman keselamatan kesehatan pada rekan-rekan mahasiswa yang berunjuk rasa.
“Kita sangat prihatin khawatir kerumunan itu makin banyak, keselamatan dari kita semuanya menjadi terancam,” tutupnya.