ACEH TENGGARA | Warta Rakyat – Kendati angka konsumsi ikan nasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan di Tahun 2019 lalu naik menjadi 54,49 kg per kapita, namun AKI untuk Aceh Tenggara, terbilang masih rendah.
Demikian Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo yang dibacakan Kadis Perikanan Aceh Tenggara, Abdul Haris pada acara Safari Gerakan Masyarakat Makan Ikan yang digagas anggota DPR-RI Komisi IV, M. Salim Fakhri di kediamannya, Kute Muara Lawe Bulan Aceh Tenggara, minggu (14/6).
Target pertumbuhan konsumsi ikan nasional untuk 5 tahun ke depan mulai dari 2020-2024 mendatang diperkirakan sebesar 2,43 persen per tahun dengan target konsumsi ikan pada tahun 2024 sebesar 62,05 kg per kapita atau setara dengan ikan utuh segar.
Berdasarkan Susenas 2018 lalu, Angka Konsumsi Ikan untuk Aceh Tenggara, hanya sebesar 39,20 kg per Kapita dan masih dibawah capaian AKI Provinsi Aceh sebesar 39,78 kg per kapita.
Apabila melihat angka tersebut, jelas masih jauh dibawah capaian AKI nasional yakni sebesar 50,69 kg per kapita.
Kondisi tersebut jelas sangat tidak menguntungkan, karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan konsumsi ikan melalui kampanye Gerakan masyarakat makan ikan.
Dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kandungan gizi dan manfaat ikan, terutama menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan untuk keperluan konsumsi dan usaha kuliner diyakini angka konsumsi ikan di Aceh Tenggara akan semakin tinggi.
Saat ini, ujar Nilanto Perbowo, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga terus mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya dengan melihat pertimbangan, naiknya produksi perikanan budidaya rata-rata 2012-2018 sebesar 21,62 persen per tahun.
Bahkan lebih besar dari kenaikan rata-rata produksi perikanan tangkap yang hanya 5,17 persen.
Selain itu produksi budidaya sangat memungkinkan karena peluang pengembangan areal budidaya, pasalnya potensi budi daya air tawar 2,83 juta hektar dan baru dimanfaatkan 10,7 persen, ditambah budidaya air payau 2,98 Juta Hektar, budidaya laut 12,12 juta hektar, yang belum seluruhnya dikelola dan dimanfaatkan, ditambah lagi dengan potensi lestari sumber daya ikan nasional sebesar 12,54 juta ton per tahun.
Bupati H. Raidin Pinim dalam sambutannya menyampaikan, apresiasi pada Kementerian kelautan dan Perikanan dan upaya yang telah dilakukan M. Salim Fakhri anggota DPR-RI dari Komisi IV, atas terselenggaranya kegiatan Safari Gerakan Masyarakat Makan Ikan di Aceh Tenggara serta OPD maupun pihak Dinas Perikanan dari Provinsi Aceh.
Ikan, sebagai bahan pangan yang mengandung protein dan Omega 3 sangat relevan untuk mendukung program prioritas penanganan stunting, khususnya yang berkaitan dengan kecerdasan.
Sebab, lanjut Raidin, ikan memiliki kandungan yang sangat lengkap dan memiliki peran sangat penting bagi ibu hamil.
”Kedepannya, kita harus mengendepankan konsumsi ikan ketimbang daging sapi, karena selain tinggi kandungan gizi, ikan juga tidak membahayakan kesehatan, sebab itu, ikan sangat penting karena merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh terhadap Covid-19,” ujar Bupati.
Terpisah, anggota DPR-RI dari komisi IV, Salim Fakhri menambahkan, meskipun wilayahnya tak memiliki lautan, namun potensi perikanan air tawar di Aceh Tenggara sangat menjanjikan.
Apalagi, kata dia, saat ini sangat banyak keberadaan ratusan sungai kecil di seluruh seantro bumi sepakat segenep.
Karena itu, selaku anggota DPR RI asal Aceh, Fakhri menyatakan kesiapannya menjembatani pemerintah pusat terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Pemkab Aceh Tenggara untuk mengembangkan budi daya ikan air tawar, terutama untuk mendukung Gerakan Masyarakat Makan Ikan yang sangat berguna untuk menekan angka stunting di Aceh Tenggara dan Gerakan Peduli Covid-19.
Usai membacakan sambutan secara bergantian, Bupati Radin Pinim, Kapolres AKBP Wanito Eko Sulistyio, Ketua DPRK, Deni Febrian Roza dan Muhammad Fathoni ,Helwija Marpaung dari Dirjen pemasaran Penguatan Daya Saing Produksi Kementerian KKP serta Cut Sri Haswirna dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, menyerahkan bantuan kemasan olahan makanan dari ikan secara simbolis pada warga Aceh Tenggara.