TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Sejumlah warga kecewa lantaran program pembagian sembako murah pada Rabu (22/4) lalu, tiba-tiba sudah dibagikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Tanjungpinang yang dilakukan secara simbolis oleh Plh Walikota Tanjungpinang di Pelabuhan Sri Bintan Pura.
Baca juga:
- Pemko Tanjungpinang Bagikan 18.958 Paket Sembako Gratis Terkena Dampak COVID-19
- Hendra Jaya Minta Pemko Mendata Warga yang Layak Penerima Sembako Gratis
Pasalnya, hingga sembako murah tersebut dibagikan, informasi tatacara memperoleh maupun pembelian kupon sembako murah tersebut tidak pernah diketahui warga.
Padahal warga berharap manfaat pengendalian dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 itu bisa menyambung hidup ditengah anjuran pemerintah penerapan social distancing, bahkan hasteg DiRumahAja.
Diduga pembagian kupon senilai Rp 40 ribu tersebut tertutup dan sarat pilih kasih, disebkan sosialisasi maupun informasi dari Dinas terkait untuk mendapatkan kupon itu tidak pernah dipublikasi di media massa baik media online dan cetak.
Salah satu warga Pantai Impian, Wasty, yang sehari-hari berjualan dan bertani mengatakan, hingga saat ini pendataan sembako murah dan gratis tidak pernah dilakukan oleh oknum RT setempat.
Bahkan, saat ia bertanya kepada oknum RT tersebut, sang oknum RT mengaku justru tidak mengetahui adanya program sembako murah yang sudah dianggarkan oleh Pemerintah sebesar Rp 2 Miiliar itu.
“Bisakah kami dapat sembako itu, tak pernah kami dapat. Kalau ditanya RT, bukan urusan kami gitu katanya,” ujarnya dengan sedih, Jumat (24/4) malam.
“Kalau aku memang selalu tanggap karena selalu membaca berita Pinang, apalagi pembagian sembako ini. Tapi koq tiba-tiba sudah dibagi. Itulah kami gak tau darimana keluar kupon itu,” kesalnya.
Sedangkan warga lainnya, Linda Marta seorang pedagang kuliner Seafood, Sri Barokah, pedagang gorengan dan Sartia, penjual ikan bakar di Akau Potong Lembu juga mengungkapkan rasa kecewa.
Mereka mengaku hingga hari ini pihaknya belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Kota Tanjungpinang.
Padahal selama Pemerintah mengelurkan surat edaran kepada penanggungjawab usaha untuk tidak menyediakan kursi dan meja, usaha para pedagang ibarat mati suri alias hidup segan mati tak mau.
Bahkan hampir seluruh pedagang di pusat kuliner (aneka makanan) Kota Tanjungpinang itu mengeluh lantaran tidak ada pengunjung akibat larangan penyediaan meja dan kursi.
“Gimana caranya buat dapetin kupon sembako murah itu bang??,” tanya Linda dengan sedih, Rabu (22/4).
“Saya belum dapat apa-apa bang, beras beli tadi satu kg. Jumpa abang itu hari itulah terakhir jualan, karna dipaksain jualan nombok uang dorong gerobak. Kan tak bisa dorong sendiri. Harapin bungkus pun tak ada. Sedikit pun bantuan dari pemerintah belum ada. Mungkin abang tak percaya kadang laparpun udah ditahan. Tolong lah bang kalo ada informasi sembako murah atau bagi bagi sembako kasih info,” lanjutnya.
“Kalo informasi semua saya udah baca.. Bahkan tadi di bintan rejeki udah ada orang yg nukar pakai kupon.. Kayak kupon mau lebaran tu… Cuma inda mau tanya gimana cara mendapatkan kupon tu,” tutupnya.
Selain itu warga lainnya juga kecewa, disaat Pemerintah gencar meminta warganya untuk stay at home (dirumah aja), namun timbal balik dari himbauan tersebut nihil.
“Jangankan sembako, masker aja tidak. Suruh diam dirumah pula,” sebut Desi Zhan.
“Makan ajalah sama pemerintah semua sumbako tu. Berita setiap hari..tp stu pun tak de..masarakat sudah taulah tpe pemerintah sekarang mcm mana,” kesal Yudi Arman
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Ahmad Yani mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialiasi pembagian sembako murah tersebut melalui media RRI.
Menurutnya, lewat radio merupakan cara tepat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.
“Kita sampaikan di Radio kan sudah ada. Bahkan berita berita sebelumnya juga sudah masuk dikirim ke WA saya. Saya sudah berinteraksi di radio, jadi harus bagaimana lagi. Apakah kita mau turun lagi kelapangan unutuk sampaikan, radio kan sudah mewakii semua,” ujar Ahmad Yani, saat dihubungi WARTA RAKYAT, Sabtu pagi (25/4).
Yani menjelaskan, data penerima sembako murah ini merupakan hasil pengumpulan dari tiga dinas, seperti Dinas Perhubungan mendata sopir angkot, ojek, taksi, tukang parkir dan lainnya.
Sementara untuk Dinas Tenaga Kerja mendata karyawan yang dirumahkan dan PHK, sedangkan Dinas Perdagangan Kota Tanjungpinang mendata pedagang UMKM yang terdampak virus corona.
“Data itu dari 3 Dinas. Disnaker, Dinas Perhubungan dan Dinas Perdagangan,” ujaranya.
Ia mengugkapkan, data penerima sembako murah dan sembako gratis tidak diperbolehkan nama penerima yang sama.
Sebab, pihaknya (Disdagin) hanya menangani penyaluran sembako murah yang nilanya Rp 2 miliar, sedangkan sembako gratis melalui pagu penyediaan jaring pengaman sosial (sosial safety) sebesar Rp 19,2 Miliar ditangani oleh Dinas Sosial bebasis data dari kelurahan melalui usulan ketua RT setempat.
“Tidak boleh dua dapat, kalau ada namanya double kita coret. Karena saat pendataan kita koordinasi,” sebutnya.
Adapun isi paket sembako tersebut, yakni 10 kilogram beras, gula pasir 4 kilogram, tepung 2 kilogram, minyak goreng 2 liter, mie instan 1 dus dan telur 30 butir.
“Untuk harga jualnya per paket itu Rp 366 ribu, namun subsidi dari pemerintah sebesar Rp 326 ribu. Sehingga untuk harga tebus masyarakat satu paket itu jatuhnya Rp 40 ribu per paket sembako,” tuturnya, Rabu (22/4).