TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Menyikapi dan mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease (Covid-19), Pareses HKBP Distrik XX Kepulauan Riau menghimbau warga jemaat HKBP di wilayah pelayanan Kepri untuk tetap tenang dan waspada.
Hal itu dibenarkan oleh Pimpinan HKBP Ressor Nommensen Kota Piring, Kota Tanjungpinang, Pdt. Deser J. Nababan, S.Th saat dikonfirmasi, Jumat (20/3) malam.
“Ya amang, betul ada surat himbauan dari Distrik. Dan kami barusan sudah rapat majelis memutuskan untuk diwartakan Minggu besok. Keputusan rapat Majelis untuk merespon surat tersebut,” katanya.
Dalam himbauan tersebut, Pareses HKBP Distrik XX Kepulauan Riau, Pdt Kardi Simanjuntak, S.Th., M.Min mengatakan, selain tenang dan waspada, jemaat juga diminta melakukan upaya pencegahan untuk memutus mata rantai penularan atau penyebaran Pandemi Covid-19.
Selain itu, tetap berdoa di dalam iman yang teguh dengan memohon kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan sang pemilik hidup.
“Dengan ini kami menyampaikan kepada seluruh jemaat HKBP Distrik XX Kepulauan Riau, agar kita tetap tenang, waspada, dan tetap berdoa di dalam iman yang teguh dengan memohon kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan sang pemilik hidup kita,” ucap Pdt. Kardi Simanjuntak, S.Th., M.Min dalam himbauan.
“Jauhkan sikap remeh terhadap situasi saat ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Pareses mengungkapkan, untuk memutus mata rantai penularan atau penyebaran Pandemi Covid-19, agar pihak gereja perlu mempertimbangkan pelaksanaan badah Minggu, baik umum maupun sekolah minggu, khususnya untuk Tanggal 22 Maret 2020 dan 29 Maret 2020 nanti.
“Sesuai dengan Firman Tuhan yang tertulis dalam Mazmur 91: 5-6 “Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang,” ungkapnya.
Selain itu, bagi gereja yang masih melaksanakan Ibadah Minggu, lanjut Pareses, wajib melakukan penyemprotan Desinfektan, menyediakan tempat pencucian tangan (washtafel), sabun pembersih atau hand sanitizer
Kemudian, melakukan pengukuran suhu tubuh bagi jemaat yang akan mengikuti Ibadah.
“Jika ada yang menunjukkan suhu tubuh lebih dari 37,5 0 C tidak diperkenankan untuk mengikuti ibadah. Demikian juga bagi jemaat yang kurang sehat agar beribadah dan beristirahat di rumah,” imbuhnya.
Bahkan, Pareses Pdt Kardi Simanjuntak menyebutkan, agar meniadakan tradisi bersalaman tanpa mengurangi rasa persaudaraan.
Mengalihkan kebaktian weik di rumah masing-masing menjadi kebaktian keluarga dengan menggunakan tata ibadah/acara yang disediakan oleh masing-masing gereja.
“Kegiatan sermon Parhalado, PHD kategorial, latihan koor, belajar sidi, kunjungan jemaat, kunjungan gerejawi, kunjungan ke rumah sakit, untuk sementara ditiadakan,” tuturnya.
Lanjut Pareses, seluruh majelis dan jemaat agar mengurangi interaksi sosial dan kegiatan di luar rumah yang dapat memicu penyebaran Covid-19. Kemudian, tidak menyebarkan informasi bohong (hoax) yang menimbulkan kegaduhan, keresahan dan kepanikan.
“Tetap saling komunikasi dengan menggunakan media yang ada. Doa dan harapan kita Tuhan Yesus Kristus akan tetap menjaga dan menyertai kita melewati masa-masa sulit ini. Oleh karena itu imanilah apa yang diserukan Firman Tuhan yang tertulis Mazmur 35:7 “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak,” tutupnya.
Terhitung Jumat (20/3/2020) Pukul 12.00 Wib, Total Ada 369 Kasus Covid-19 di Indonesia
Diketahui, hingga Jumat (20/3/2020), pemerintah memastikan terdapat 369 kasus Covid-19 di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto saat memberikan data terbaru terkait pasien yang positif mengidap Covid-19 akibat virus corona.
“Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah total 369,” ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jumat sore (20/3) dilansir Kompas.com
Penambahan ini berdasarkan data yang didapat sejak Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Jumat siang ini pukul 12.00 WIB.
Kasus-kasus itu berasal dari DKI Jakarta (215 kasus), Bali (4), Banten (37), DIY (4), Jawa Barat (41), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (15), Kalimantan Barat (2), Kalimantan Timur (10), Kalimantan Tengah (2) dan Kepulauan Riau (4).
Selain itu, Sulawesi Tenggara (3), Sulawesi Utara (1), Sumatera Utara (2), Sulawesi Selatan (2), Lampung (1), Riau (1), serta dalam proses investigasi 13 kasus.
“Ini adalah catatan yang kita dapatkan dari pergerakan data hari ini,” tutup Achmad Yurianto.