Torang Manullang Dibunuh, Isak Tangis Theresia Pecah saat Jenazah Tiba di Kualanamu

Theresia Manullang (13) saat melihat peti jenazah ayahnya Torang Manullang tiba di Bandara Kualanamu, Minggu (2/2) malam

TANJUNGPINANG | Warta Rakyat – Isak tangis Theresia Lasmaida Manullang (13) pelajar Kelas 7 SMPN 2 Tanjungpinang ini pecah saat melihat peti jenazah ayahnya Torang Manullang (40) yang diberangkatkan dari Negara Kepulauan Salomon tiba di Bandara Kualanamu, Minggu (2/2) malam.

Baca juga:

Sebelumnya, Theresia yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara ini sempat ditolak untuk melihat ayah kesayangannya, supaya tidak larut dalam kesedihan.

Namun ia bersikukuh untuk melihat sang ayah meskipun hanya sebentar.

“Aku mau lihat bapak, aku mau lihat bapak,” sedih Teresia saat melihat mobil ambulance.

Mendengar tangisan Theresia yang terisak isak, keluarga pun akhirnya mengizinkannya.

Meski hanya sebentar melihat peti jenazah, seketika tangis haru Theresia pecah dan histeris. Ia langsung memeluk peti jenazah ayahnya.

“Bapak, bapak, bapak,. Jangan tinggalkan Theresia bapak, jangan tinggalkan Theresia bapak,” sedih Theresia sambil memeluk peti jenazah ayahnya di dalam mobil ambulance

Setelah melihat dan memeluk peti jenazah ayahnya yang berlapis dua, isak tangis Theresia pun mulai sedikit mereda.

“Udah, udah, udah puas. Di kampung lagi dikampung lagi nanti kita liat,” kata Beheskia Rajagukguk, sembari menenangkan Theresia.

“Jangan nangis lagi nak, jangan nangis..kita sayang bapak koq. Tapi Tuhan lebih sayang sama bapak,” sahut Helena Tamba, ibunda Theresia.

Usai Theresia memeluk peti jenazah, istri dan keluarga turut mengantarkan jenazah Torang Manullang ke Desa Naramosan, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara hingga tiba Senin (3/2) pukul 04.00 Wib dini hari.

“Sudah dikebumikan, puji Tuhan berjalan lancar,” kata Helena Boru Tamba, Rabu (5/2).

Torang Manullang saat dirawat dalam keadaan tidak sadarkan diri

Terpisah, Manager Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT Maharani, Husni yang ikut mengentarkan jenazah mengungkapkan, pihaknya dan KBRI tetap memberikan atensi terhadap kasus yang menimpa korban.

“Almarhum kita anggap ibarat anak kita, karena kita (PJTKI,red) yang memberangkatkan mereka. Jadi kita pantau terus kasusnya,” katanya, Kamis (6/2).

“Dari perusahaan sana ada semacam pengacara juga, Kedubesnya juga proaktif disana,” lanjutnya.

Kepada wartawan, Husni mengatakan, hingga kini penanganan kasus peristiwa mengenaskan tersebut telah ditangani oleh kepolisian setempat.

“Itu sudah, kasusnya sudah ditangani itu. Hari ini kejadiannya, besoknya uda ketangkap. Ancamannya sekitar 25 tahun hingga seumur hidup,” tuturnya.

“Di Salomon itu yang menanganinya Polisi Australia,” sebutnya.

Husni menjelaskan, Torang Manullang yang merupakan TKI asal Tanjungpinang ini dibunuh warga setempat di Kepulauan Salomon, Sabtu (26/1) sekira pukul 03.00.

Lanjutnya, saat itu korban membawa truck bermuatan biji bauksit, dan dihadang oleh dua orang warga yang tengah mabuk.

Kemudian, pelaku meminta kunci truck yang dikendarai korban, namun korban menolak hingga terjadi cekcok.

“Almarhum melawan tak mau berikan kunci,” ujarnya.

Husni menambahkan, korban ditusuk di sekitar bagian belakang kepala atau dekat telinga.

“Keluarga sudah setuju untuk di otopsi. Otopsinya untuk melihat tusukan itu kedalamnya sampai dimana, supaya bisa dibuktikan di Pengadilan,” katanya.

Husni menceritakan selama bekerja diperusahaan penambangam bauksit tersebut, korban dikenal baik dan ulet.

“Dia (Alex/Torang Manullang) baik dan mudah bergaul disana. Saya salut sama dia (almarhum) sudah bisa bangun rumah,” kenangnya.

Husni mengungkapkan, akibat peristiwa ini pihaknya telah meminta perusahaan penambang untuk memberikan rasa aman bagi pekerja.

Pasalnya, para pekerja rela meninggalkan sanak famili hanya untuk mengais rezeki demi kebutuhan keluarga.

“Kita sudah berkoordinasi dengan perusahaan penambang disana.

Kita sudah meminta supaya setiap supir itu didampingi warga disana.

Dan setiap persimpangan supaya ada yang menjaga,” tutupnya.

Pewarta : Frengki
Editor.    : Lestari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.