Rusak Habitat Harimau di Pagaralam, 3 Warga Tewas Diterkam

Ilustrasi harimau (Foto: DW News)

PALEMBANG | Warta Rakyat – Tiga orang di Pegunungan Pagaralam, Sumatera Selatan, tewas diterkam harimau Sumatera. Ketiganya diterkam karena masuk kawasan hutan lindung yang merupakan habitat harimau Sumatera.

Dirangkum detikcom, Jumat (13/12/2019), peristiwa mengenaskan itu tiga kali terjadi, yaitu pada 17 November 2019, 5 Desember 2019, dan 12 Desember 2019. Berikut datanya:

17 November 2019

Seorang pencari kayu di kawasan hutan lindung atau tepatnya di Pulau Panas, Lahat, Wanto (53), tewas. Wanto tewas diterkam harimau di wilayah perbatasan hutan lindung yang masih di habitat dan jelajah harimau.

Tidak hanya itu, tim BKSDA Sumsel yang turun langsung ke lapangan menemukan adanya potongan kayu. Termasuk papan hasil olahan korban sebelum ia diterkam harimau.

“Ada bekas potongan kayu dan papan beberapa lembar di lokasi. Artinya, kegiatan yang dilakukan di lokasi ilegal, ini masuk ke wilayah jelajah harimau,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumsel Martialis Puspito.

5 Desember 2019

Warga di Tebet Benawa, Dempo Selatan, kembali geger. Sebab, ada seorang petani kopi, Yudiansyah, yang tewas diterkam harimau.

Mirisnya, Yudiansyah ditemukan tewas dengan hanya menyisakan kaki setelah seluruh tubuhya jadi santapan harimau. Bahkan lokasi Yudiansyah tewas hanya berjarak 200 meter dari tempat Marta diserang harimau.

“Lokasi kejadian Marta dan Yudiansyah ini hanya berjarak 200 meter. Diduga ini kejadian pada hari yang sama, tapi korban Yudiansyah ditemukan tiga hari kemudian,” kata Martialis Puspito.

12 Desember 2019

Warga di perbatasan antara Muaraenim dan Lahat kembali dibuat geger setelah seorang warga, Mustadi, tewas diterkam harimau. Mustadi diterkam harimau saat memikat burung di dekat pondok kebun kopi.

Mustadi bersama seorang teman, Irian, awalnya menggiling kopi sekitar pukul 17.00 WIB. Selesai menggiling kopi, ia pamit untuk memikat burung tidak jauh dari pondok yang juga masuk kawasan hutan lindung.

Tidak lama kemudian, Irian melihat ada seekor harimau melintas. Irian berteriak dan minta korban berlari, tetapi sayang korban keburu diterkam binatang buas tersebut.

Akibatnya, korban tewas dengan luka di leher, bahu, dada, dan kedua kaki hilang telapaknya. Korban bisa dievakuasi oleh masyarakat dan jajaran Polsek Kota Agung, Lahat.

Kapolres Lahat AKBP Ferry Harahap mengatakan semua peristiwa itu terjadi karena korban yang masuk ke habitat harimau dan merusaknya.

“Perlu diketahui, dari kronologi kejadian, semua dimulai dari ketidakpatuhan kita terhadap aturan serta ketidakpedulian kita terhadap alam,” tegas Ferry ketika dimintai konfirmasi.

Ketidakpatuhan itu salah satunya merusak habitat satwa harimau. Hal ini mengakibatkan jatuhnya korban di hutan lindung dan merupakan habitat harimau tersebut.

“Ada masyarakat yang merusak hutan lindung dengan merambah hutan, membuka hutan untuk dijadikan kebun kopi,” kata Ferry.

Pernyataan itu juga dikeluarkan Ferry setelah melakukan penyelidikan bersama BKSDA. Hasilnya, memang para korban masuk ke kawasan habitat harimau dan melakukan kegiatan yang dianggap merusak habitat harimau.

“Hasil dari pemeriksaan Polri bersama tim BKSDA jelas bahwa para korban ini mengganggu habitat hidup mereka dan harimau pun murka,” pungkasnya.

Sumber: detik.com
Editor.   : marolop

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.