JAKARTA | Warta Rakyat – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta tercengang saat mengetahui anggaran pembangunan pos satpam di sekolah sebesar Rp 9,1 juta per meter persegi.
Bahkan harga ini jauh lebih besar dari anggaran pembangunan sekolah baru yang hanya Rp 5,8 juta per meter persegi.
“Pos satpam itu 1 meter Rp 9,1 juta. Kami bukan mau motong anggaran tapi efisiensi saja. Sebelumnya enggak ada lalu ini ada bahkan harganya dua kali rehab gedung sekolah,” ucap anggota DPRD DKI Komisi E Ima Mahdiah dalam rapat anggaran bersama Komisi E di lantai 1, Gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Kamis (5/12/2019).
- Baca juga: Pembahasan RAPBD DKI 2020 Molor, Wakil Ketua DPRD Yakin Kemendagri Beri Dispensasi untuk Jakarta
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat lalu menjelaskan bahwa komponen anggaran tersebut belum direvisi dari Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.
Seharusnya anggaran pembangunan pos satpam sudah berubah menjadi Rp 5,8 juta per meter sesuai harga pembangunan gedung sekolah.
“Itu belum diganti harga komponennya, sekarang sudah disesuaikan pos satpam 5,8 juta per meter,” jawab Syaefuloh.
Ima lalu kembali mempertanyakan alasan mahalnya anggaran tersebut.
SCROLL UNTUK LANJUT BACA
“Tapi masa lebih mahal Pak dari gedung sekolah. Kayak kita enggak tahu aja pos satpam,” kata Ima.
Syaefuloh menyebutkan, untuk membangun satu pos satpam total biayanya Rp 45 juta.
Disdik pun telah meminta kepada Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) untuk menyesuaikan anggaran yang terbaru.
“Ini saya sampaikan berdasarkan pembahasan komisi terakhir kami minta konsultan hitung ulang. Kami kirim surat ke BPAD untuk penyesuaian,” kata dia.
Pemprov DKI bersama DPRD DKI Jakarta kembali membahas anggaran di masing-masing komisi. Pemprov dan DPRD DKI telah bersepakat RAPBD DKI 2020 sebesar Rp 87,95 triliun.
Sumber : Kompas.com
Editor : Marolop