Penulis: Iraski Prayuda, Mahasiswa Kundur (UMRAH)
PEMUDA menjadi bagian terpenting dari sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia. Sebagai generasi perjuangan tentu menjadi pilar kokoh kekuatan berdirinya sebuah bangsa.
Didalam sejarah transisi kemerdekaan dari politik kolonial ke pribumi pemuda memiliki peran strategis pada perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gerakan pemuda tidak hanya dimaknai sebagai instruksi belaka tetapi ada persitiwa sejarah besar yang tidak akan pernah kita lupakan.
Tugas kita sekarang ialah merawat nalar kemerdekaan agar gejolak kemerdekaan tersebut tidak hanya menjadi cerita yang terus membius didalam jiwa generasi muda Indonesia.
Semangat kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya organisasi kepemudaan yang dibentuk oleh Dr.Soetomo dan para tokoh mahasiswa STOVIA yaitu Mangoenkoesmono dan Soeraji pada tanggal 20 mei 1908 yang dinamakan organisasi Budi utomo (ejaan van ophuishen: Boedi Oetomo).
Sebuah organisasi yang bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan tetapi tidak mengarah ke politik, namun dinamika bernegara yang dinamis kemudian hal tersebut menyebabkan organisasi ini mulai menuju kearah politik.
Ini menjadi awal mula gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia oleh generasi-generasi muda.
Tepatnya 7 maret 1915 setelah tujuh tahun berdirinya Budi Utomo gerakan pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun masih menjadi tujuan dari beberapa golongan, bangkitnya pemuda didasari oleh seorang tokoh Central (Satiman Wirjosandjojo) yang memiliki semangat militan sehingga menjadi motor penggerak bagi pergerakan pemuda.
Melalui organisasi Tri Koro Dharmo (TKD) sebagai wadah awal dari perhimpunan pemuda indonesia, kemudian seiring berjalannya waktu para pemuda menyatukan tekad demi kemerdekaan Indonesia dalam sebuah momentum sakral yang dikenal dengan sumpah pemuda pada 28 oktober 1928.
Pergerakan pemuda kembali menjadi konsep penting dalam persiapan proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, jika mengulas kembali pada tanggal 16 agustus 1945 pernah ada pertikaian antara golongan tua dengan golongan muda, dimana anak-anak muda memberanikan diri untuk menculik tokoh proklamator (Soekarno dan Hatta).
Tujuannya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan republik indonesia dengan melihat kekalahan tentara jepang dalam perang pasifik yang kita kenal dengan pristiwa Rengasdengklok, dan dari semangat keberanian serta sikap kritisme para pemuda tersebutlah sehingga bangsa Indonesia merdeka tepat pada tanggal 17 agustus 1945
Perjalanan perjuangan pemuda tidak pernah ada habisnya dimakan waktu, pada tahun 1966 gerakan pemuda kembali menjadi manuver politik dalam melahirkan permerintahan orde baru, setelah para mahasiswa memberi tekanan kepada soekarno dengan melihat kondisi politik yang tidak stabil, dan akhirnya keluarlah surat perintah 11 maret (supersemar).
Kemudian gerakan pemuda kembali bergelora lagi setelah KKN dan krisis moneter melanda Indonesia serta hal tersebut sekaligus menandai kegagalan presiden soeharto dalam memegang tampuk kepemimpinan, para pemuda/mahasiswa melengserkan Tirani pada tahun 1998 dan berhasil menghadirkan reformasi dan demokrasi.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemampuan pemuda Indonesia dalam berpolitik tidak perlu diragukan lagi, gerakan politik pemuda Indonesia telah terlihat dari zaman ke zaman dalam mengiringi perjalanan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Gerakan nyata tersebut dibuktikan dengan tidak ada satupun perubahan bangsa Indonesia tanpa intervensi dari gerakan para pemuda/mahasiswa, melalui pemikiran-pemikiran kritis yang selalu siap menjadi oposisi untuk mengawal berlangsungnya perjalanan pemerintahan.
Sejarah peristiwa politik jelas menggambarkan gerakan pemuda sangat krusial dalam menopang perjuangan bagi bangsa Indonesia sejak dulu, oleh karena itu penting kiranya merekonstruksikan kembali pemikiran kita untuk sadar politik sebagai upaya membebaskan indonesia dari masalah yang selalu hadir.
Menjadi agent of change dan social of control sebagai penentu arah bangsa ini sudah saatnya meluahkan pemikiran politik masing-masing dan wajib untuk senantiasa selalu hadir digaris perlawanan jika melihat ketimpangan yang terjadi, dari hal itu mari merefleksikan kembali perjuangan politik generasi muda.
Indonesia diprediksi akan mengalami fase Bonus Demografi pada tahun (2020-2030), dimana kondisi tersebut sangat menguntungkan karena penduduk usia produktif (15-64 tahun) mengalami pertumbuhan besar dibandingkan dengan proporsi penduduk usia non-produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun).
Artinya peran anak-anak muda/milenial menjadi penentu keberhasilhan bangsa ini kedepannya, hadirnya kondisi tersebut menjadi peluang bagi kita untuk bersama-sama membawa bangsa ini untuk bebas dari belenggu-belenggu permasalahan yang masih terus-menerus dihadapi.
Di era reformasi seperti ini menjadi keharusan bagi kita sebagai pemuda/mahasiswa untuk terjun langsung kedunia politik, dengan melihat masih banyaknya persoalan-persoalan bangsa yang sampai hari ini masih resah dirasakan, reformasi yang sedang berjalan masih belum mampu memberikan perubahan nyata pada roda kehidupan bermasyarakat.
Mulai dari kesenjangan, pembangunan infrastruktur yang masih belum merata, masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada digaris kemiskinan, lapangan pekerjaan yang masih minim, ekonomi negara yang terus merosot, dan kekayaan alam yang hingga hari ini masih terus dieksploitasi bangsa lain.
Marilah seluruh pemuda sudah saatnya kita mengambil posisi strategis didalam politik untuk bersama-sama menentukan arah kedepan bangsa ini, mau sampai kapan kita berdiam diri melihat masih begitu banyaknya persoalan-persoalan yang tak kunjung berkesudahan dan tentunya Pemuda hari ini tidak perlu lagi anti dengan politik.
Anggapan bahwa mahasiswa/pemuda tidak boleh berpolitik hanyalah sebuah narasi kebodohan yang justru mengakibatkan Negara ini berada diambang kehancuran, pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa depan dan anak muda merupakan kunci utama yang harus menjadi bagian penting dalam kemajuan sebuah negara.