ROKAN HILIR | Warta Rakyat – Kondisi fisik bangunan Gereja yang memprihatinkan ternyata tidak menjadi penghalang bagi umat kristiani atau jemaat HKBP Panji-panji ini untuk mendapatkan siraman rohani.
Meskipun kondisi fisik Gereja ini hanya dihiasi dinding papan berlubang, lantai beralaskan tanah, kursi papan seadanya dan tanpa plafon yang mentereng, namun setiap hari minggu bangunan gereja ini dihiasi jemaat yang penuh sukacita.
Saat ini Gereja HKBP Panji-panji yang terletak di sebuah pedesaan terpencil di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau itu diisi jemaat lebih kurang 20 Kepala Keluarga.
“Berlantai tanah, atap bocor, dinding papan yang bolong, sempit dan tanpa penerangan listrik. Itulah tempat kami berkumpul untuk berdoa dan bernyanyi menaikkan pujian kami yang sederhana. Itu lah gereja kami. HKBP Panji-panji,” ujar salah seorang jemaat kepada awak media ini, Minggu, (09/06/2019).
“Bahkan sebagian anak kecil harus duduk di lantai gereja yang masih lantai tanah. Dan kalau hujan, kami basah semua dan lantai gereja terendam air. Tapi lihatlah, kami tetap bersukacita,” kata jemaat lainnya menimpali.
Melihat kondisi demikian, Pendeta HKBP Ressort Bagan Siapi-api, Rokan Hilir, Distrik XXX Riau Pesisir, Pdt. Maston Binson S. Hutasoit, S. Th, S. Ag, M. Si yang melayani jemaat di Gereja saat itu mengaku sangat terharu melihat keadaan gereja HKBP Panji-panji tersebut.
“saya sangat terharu melihat keadaan gereja HKBP Panji-panji ini. Dan sekaligus saya juga bangga dan sangat mengapresiasi semangat dari para jemaat ada,” ujarnya usai memimpin kebaktian Minggu di gereja tersebut.
Ia menuturkan, untuk menempuh perjalanan dari Gereja ressort tempatnya melayani membutuhkan waktu empat jam perjalanan ke gereja tersebut. Satu jam perjalanan melewati aspal dan tiga jam lagi melalui jalan tanah berbatu. Bahkan jika hujan tiba, perjalanan bisa memakan waktu enam jam.
“Saya datang dari Bagan Siapi-api untuk memimpin kebaktian di gereja ini. Butuh waktu empat jam perjalanan ke sini. Satu jam perjalanan di jalan beraspal dan tiga jam lagi melalui jalan tanah berbatu. Kalau hujan, perjalanan bisa memakan waktu enam jam,” ujar Pdt Maston yang sebelumnya pernah melayani di Gereja HKBP Kampung Baru, Tanjungpinang, Kepri ini.
Pdt Maston menambahkan Kehidupan ekonomi jemaat yang masih sulit diyakini menjadi salah satu faktor sulitnya memiliki dana untuk memperbaiki kondisi fisik gereja ini.
“Jemaat di sini hanya 20 KK. Dan semunya adalah petani biasa. Bisa dimaklumi bagaimana keadaan ekonomi jemaat di sini,” katanya.
“Tapi apapun itu, kita meyakini bahwa berkat dan kasih Tuhan akan senantiasa tercurah untuk gereja ini dan juga seluruh jemaatnya,” tutupnya.
Penulis : gibson Editor : frengki
Admin…. Bolehkah meminta kontak jemaat gereja itu?