Daripada Nge-vlog Mending Bio-flok

Oleh: Evan Roy Herdiwan
Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan

Nge-vlog? Ada yang masih asing dengan kata ini? Kalo dengan kata aaashhhiiiiaaapppp… masih pada belum ngeh juga? Hahaha kalau memang belum tau, kalian termasuk orang yang kudet (kurang update) yah.

Vlog sekarang sedang fenomenal banget, bahkan hampir setiap orang suka membuat yang namanya vlog. Mulai dari siswa, mahasiswa, para artis seperti Ria Ricis, Baim Wong, bahkan Presiden Ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo juga punya vlog loh guys! Konten- konten yang dibuat pun bermacam-macam, ada yang hobinya grebek-grebek, ada yang unboxing mulu kerjaannya, bahkan ada juga yang mendokumentasikan aktivitas kesehariannya untuk di publikasikan ke orang banyak.

Media yang digunakan untuk mempublikasikan pun beragam, mulai dari share di sosmed, bahkan ada yang niat banget sampai buat channel youtube untuk hal-hal yang ginian doang.

Eitss tunggu dulu, walaupun kita mengganggap sepele hal-hal yang beginian, tapi mereka sudah meraup untung yang lumayan gede loh dari youtube channel ini.

Menurut Data terakhir dari Tren Internet dan Media Sosial Januari 2019 yang diteliti oleh Hootsuite ini (hahaha sok statistik), sebanyak 150juta/268,2 juta rakyat Indonesia merupakan pengguna internet, dan sebanyak 88% platform yang paling sering diakses adalah Youtube.

Jadi jangan heran kalau sekarang Youtube ini dijadikan mata pencaharian oleh sebagian orang, bahkan beberapa anak-anak di Indonesia malah ingin bercita-cita menjadi Youtuber karena berkaca dari suksesnya youtuber-youtuber di Indonesia (oalah pie iki).

Gimana ada yang merasa tertarik buat Nge- vlog? Eh eh tunggu dulu, dari pada pengen nge-vlog terus membuat konten yang unfaedah, ditambah lagi persaingan yang semakin ketat di Youtube, mending cari alternatif lain. Contohnya Bio-flok, kan mirip-mirip tuh ada vlok-floknya. Gimana mulai penasaran?

Buat yang mulai tertarik apasih itu Bio-flok? Istilah Bioflok atau Flok merupakan istilah bahasa “slank” dari bahasa baku “Activated Sludge” (Lumpur Aktif) yang diadopsi dari proses pengolahan biologis air limbah (Biological Wastewater Treatment).

Eittsss gimana? Mulai pusing atau mulai tertarik ni? Bahasa sederhananya Bioflok adalah sebuah sistem budidaya(ikan) dengan memanfaatkan bakteri pembentuk flok (Flocs Forming Bacteria) dalam pengolahan limbah yang nantinya flok yang terbentuk inilah yang akan dimanfaatkan ikan sebagai pakan alami yang bernutrisi tinggi.

Nah jadi dalam sistem bioflok ini, bakteri-bakteri yang dibiakkan nanti inilah yang akan bekerja mengubah ammonia menjadi nitrat ataupun mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik secara alami.

Dengan adanya bantuan suplai oksigen (DO) yang terjaga. Tapi bakteri yang digunakan bukan sembarangan guys, semuanya sudah melalui kajian dan proses yang begitu panjang sehingga munculnya sistem ini.

Keunggulan dari bioflok diantaranya mampu menghemat pakan pellet, pertumbuhan ikan lebih optimal dengan jangka waktu panen yang lebih cepat, ikan sehat dan gesit karena pakan berasal secara alami, hemat lahan, modal sedikit untung lumayan dll.

Sistem ini juga sudah mulai dikembangkan dan digaungkan oleh Pemerintah Indonesia untuk diaplikasikan di berbagai tempat.

Dengan adanya sistem budidaya ini, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas hasil ikan dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat pengelola.

Pemerintah juga mengajak kepada semua pelaku perikanan budidaya untuk mengedepankan penggunaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dalam pengelolaan usaha budidaya ikan yang berkelanjutan. Penggunaan teknik ini juga biasanya untuk budidaya ikan tawar saja.

Gimana sudah mulai tertarik dengan Bioflok? Jangan-jangan sudah ada yang kepikiran untuk melakukan kajian budidaya ikan laut lagi! Bener kan judulnya, daripada Nge-vlog mending Bio-flok. Wah patut dinanti. Jadi gak sabar menunggu perkembangan sistem budidaya ini!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses