Petrus Sitohang Terharu Menerima Beka Buluh dari Ikatan Masyarakat Karo

Petrus M. Sitohang, SE.Ak (kedua dari kana) foto bersama dengan tetua dan pengurus Ikatan Masyarakat Karo (IMK) Mbuah Page, Sabtu (16/3)

TANJUNGPINANG | Wartarakyat.co.id – Ikatan Masyarakat Karo (IMK) Mbuah Page Tanjungpinang dan sekitarnya menyerahkan tanda berkat pasu-pasu Beka Buluh kepada  Anggota DPRD Kota Tanjungpinang, Petrus M. Sitohang.

Beka buluh yang terbuat dari kain tenun khas Karo Uis Gara dikenakan langsung oleh tetua masyarakat Karo Tanjungpinang, dr. Bob Ginting, M.Sc dalam acara HUT Ikatan Masyarakat Karo Mbuah Page di Ganet, Sabtu (16/3).

Selain Sitohang, Ketua Paguyuban Rumpun Batak Bersatu (RBB) Sanggam Simamora, SE.,MM dan Ranta Fauzy Sembiring yang merupakan salah seorang generasi muda Karo Tanjungpinang juga turut mendapatkan Beka Buluh dari tetua masyarakat karo lainnya.

Beka Buluh bagi Sanggam Simamora dikenakan oleh Ketua IMK Mbuah Page periode 2019-2022 yang baru dilantik yakni Syahrial Tarigan. Sedangkan Beka buluh untuk Rantha Fauzy diserahkan oleh tetua adat masyarakat Karo lainnya Sofyan Ginting Munthe.

Menanggapi pemberian Beka Buluh dari masyarakat karo tersebut Petrus Sitohang merasa terharu dan bangga.

“Selama ini saya menjalin silaturahmi dengan semua suku yang ada di Tanjungpinang ini. Tetapi masyarakat Karo mendapat tempat tersendiri di hati saya,” ujar Petrus yang merupakan sekretaris fraksi PDI Perjuangan ini dengan wajah sumringah.

Petrus M. Sitohang, SE.Ak (kedua dari kana) saat menerima tanda berkat pasu-pasu Beka Buluh dari tetua dan pengurus IMK Mbuah Page, Sabtu (16/3)

Acara yang berlangsung sederhana namun meriah yang dilaksankan di kediaman Ginting/ br Tarigan merupakan HUT Paguyuban Ikatan Masyarakat Karo Mbuah Page yang ke 33. Sekaligus diisi dengan pelantikan pengurus periode 2019-2022 yang diketuai Syahrial Tarigan menggantikan ketua sebelumnya Rencana Ginting Munthe. Saat ini Syarial Tarigan adalah seorang Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemprov Kepri.

Warga Karo dari seluruh Tanjungpinang, Kijang dan Tanjung Uban hadir dengan pakaian tradisi Karo dan dihibur 2 orang seniman tradisional Karo yang disebut perkolong-kolong yang khusus didatangkan dari Medan.

Petrus menceritakan, dirinya memiliki hubungan emosional dengan masyarakat Karo, bahkan sangat dekat dengan masyarakat Karo layaknya seperti ditengah-tengah keluarga sendiri.

Hal itu diakuinya, karena sejak kecil sudah berteman dengan orang Karo, dan ia merasakan warga Karo sangat menjaga persahabatan dengan baik.

“Saya tidak bisa menjelaskan kenapa. Tapi setiap bertemu masyarakat karo saya merasakan seperi di tengah-tengah keluarga sendiri,” tuturnya.

Selain itu, Petrus yang saat ini duduk di Komisi I DPRD Tanjungpinang mengatakan, Bahasa karo itu juga sangat enak didengar karena bahasa karo itu sangat berbeda dan berirama (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.