TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Stand Dekranasda Kota Tanjungpinang meraih Juara Terbaik pada ajang Dekra Fest Provinsi Kepulauan Riau 2025 bertajuk “Simpul Karya”, yang digelar di Pelataran Gedung Dekranasda Creative Space, Taman Gurindam 12, Sabtu (15/11) malam.
Stand tersebut menampilkan beragam produk unggulan seperti kriya, wastra, kuliner, hingga karya UMKM yang mencerminkan identitas budaya Tanjungpinang.
Wakil Wali Kota Tanjungpinang Raja Ariza memberikan apresiasi kepada Dekranasda Kota Tanjungpinang atas raihan juara terbaik. Prestasi ini mencerminkan peningkatan kualitas dan kreativitas UMKM di ibu kota Provinsi Kepri.
“Alhamdulillah, stand Tanjungpinang tampil sebagai yang terbaik. Ini buah dari ketekunan para pelaku UMKM dan pembinaan yang terus berjalan. Prestasi ini jadi semangat baru untuk memperkuat ekonomi kreatif di kota kita,” ujarnya.
Raja Ariza berkata, Dekra Fest bukan sekadar pameran. Acara ini menjadi ruang bagi pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat untuk bertemu, berbagi ide, dan saling mendukung. “Pemerintah Kota berkomitmen memperkuat kolaborasi agar UMKM lokal semakin tangguh dan berdaya saing,” ujarnya.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dalam sambutannya menyampaikan, ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Pada 2024, sektor ini menyumbang sekitar Rp1.500 triliun terhadap PDB sekaligus menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Maka pemerintah terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif di seluruh provinsi agar potensi daerah dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal, dengan pasar yang menjangkau dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Pemerintah membuka ruang seluas-luasnya bagi kelompok masyarakat, pusat kerajinan, dan penggalian sektor budaya, termasuk melalui Dewan Kerajinan Nasional di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sebagai wadah untuk membina, menghimpun, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, organisasi profesi, serta pengrajin perempuan agar pengembangan ekonomi kreatif memberikan kontribusi signifikan terhadap kekuatan fiskal daerah.
“Tadi saya berkeliling, alhamdulillah kita patut merasa bangga karena begitu banyak produk kreativitas ditampilkan di momen ini, mulai dari makanan, fashion, kerajinan, sastra, dan berbagai karya lainnya,” tambahnya.
Ansar berharap Dekranasda dan pihak terkait terus berkolaborasi, memanfaatkan HIMBARA, bank daerah, serta instansi vertikal termasuk layanan perizinan dan hak kekayaan intelektual, agar UMKM di Kepri semakin unggul dan berkontribusi besar, tidak hanya pada PDRB tetapi juga menurunkan angka pengangguran dari waktu ke waktu.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kepri, Dewi Kumalasari Ansar, menyampaikan tema “Simpul Karya” tidak hanya menampilkan kreativitas, tetapi juga menggambarkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia pendidikan, dan pelaku ekonomi kreatif.
Selama dua hari, berbagai agenda digelar, mulai dari rapat kerja ketua Dekranasda kabupaten/kota, senam pagi, pameran, bazar produk UMKM, festival kue tradisional, fashion show kreasi daerah, hingga malam puncak yang inspiratif. Kehadiran siswa-siswi menambah semarak sekaligus memperkenalkan generasi muda pada tradisi dan kreativitas daerah.
Tema “Simpul Karya” menunjukkan setiap karya, sekecil apapun, merupakan simpul penting dalam pembangunan daerah. Karya tersebut menghubungkan budaya dan modernitas, pengrajin dan desainer, pemerintah dan masyarakat, serta generasi senior dan muda. Semua itu jika dijalankan bersama menjadi kekuatan besar untuk memajukan ekonomi kreatif Kepri.
“Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berkarya, berinovasi, dan bergerak bersama memajukan Kepri. Selamat kepada pemenang, teruslah berkarya karena setiap karya adalah identitas dan kebanggaan daerah,” ujarnya.
Dalam parade wastra yang diikuti Dekranasda tujuh kabupaten/kota se-Kepri, Wakil Ketua Dekranasda Kota Tanjungpinang Handayani Raja Ariza mengenakan batik bermotif Tugu Sirih yang dikelilingi empat gonggong. Motif ini melambangkan kewibawaan, kesantunan, persatuan lintas generasi, serta komitmen menjaga adat dan keseimbangan hidup. Empat gonggong menjadi representasi visual Kota Tanjungpinang sebagai kota yang ramah, kaya budaya, makmur, dan hidup dalam kebersamaan. (tc/Dinas Kominfo)






