BATAM | WARTA RAKYAT — Kenaikan harga pakan dan bibit ayam pedaging (DOC) menjadi sorotan dalam audiensi antara pengurus Asosiasi Peternak Unggas Bintan (APUB) dan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Rizki Faisal, yang digelar di Kota Batam, Minggu (26/10).
Ketua APUB, Riyanto, menyampaikan bahwa harga bibit ayam yang sebelumnya Rp8.000 per ekor kini melonjak menjadi Rp9.500. Sementara harga pakan naik dari Rp10.750 menjadi Rp11.100 per kilogram. Kenaikan ini dinilai memberatkan peternak karena tidak diimbangi dengan penyesuaian harga jual ayam hidup di tingkat peternak.
“Kami kesulitan menutupi biaya produksi. Harga jual ayam hidup stagnan, sementara biaya terus naik,” ujar Riyanto.
Menanggapi hal tersebut, Rizki Faisal menyatakan dukungannya terhadap aspirasi para peternak dan mendorong Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengevaluasi kebijakan harga acuan yang tertuang dalam Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2024. Ia menilai bahwa penetapan harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp25.000 per kilogram tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan, terutama di wilayah kepulauan seperti Kepulauan Riau.
“Biaya produksi dan distribusi di Kepri berbeda dengan daerah daratan. Harga ayam tidak bisa disamaratakan. Harus ada kekhususan,” tegas Rizki.
Ia juga mengusulkan agar Bapanas mempertimbangkan pengaturan harga eceran terendah (HET) untuk melindungi peternak dari fluktuasi harga yang terlalu rendah. Menurutnya, pelibatan pemerintah daerah atau gubernur dalam penetapan harga bisa menjadi solusi agar kebijakan lebih sesuai dengan kondisi lokal.
Audiensi tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Bintan, Asy Syukri, serta sejumlah perwakilan peternak dari berbagai kecamatan. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha peternakan untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan peternak lokal.






