Forum PRB Bintan Bekali Mahasiswa KKN STISIPOL untuk Dukung Pembentukan Desa Tangguh Bencana

Ketua Forum PRB Bintan, Ary Satia Dharma bersama para mahasiswa Umrah yang akan melaksankan KKN, Kamis (26/06/2025). f- Ist

TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT  – Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kabupaten Bintan memberikan pembekalan kepada 80 mahasiswa calon peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari STISIPOL Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang. Kegiatan ini berlangsung di Ruang 1 Kampus STISIPOL, sebagai bagian dari kolaborasi antara Forum PRB Bintan dengan perguruan tinggi dalam memperkuat upaya pengurangan risiko bencana melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana).

Ketua Forum PRB Bintan, Ary Satia Dharma hadir sebagai narasumber dan membawakan materi pembekalan yang komprehensif. Ia memaparkan berbagai aspek penting dalam penanggulangan bencana, mulai dari konsep dasar kebencanaan, analisis risiko, perubahan paradigma penanggulangan bencana, hingga proses pembentukan Destana secara partisipatif.

Dalam paparannya, Ary menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antara mahasiswa dan masyarakat desa sebagai kunci utama keberhasilan pembentukan Destana. Ia mendorong mahasiswa untuk membangun dialog strategis dengan tokoh-tokoh kunci di desa, seperti kepala desa, tokoh adat, dan masyarakat setempat.

“Dialog strategis kini menjadi pendekatan yang lazim digunakan dalam meningkatkan partisipasi publik dalam kebijakan publik. Dengan kolaborasi dan co-creation, komitmen masyarakat untuk mendukung Destana akan jauh lebih kuat,” ujarnya.

Ary juga menyoroti pentingnya mahasiswa untuk memetakan dan mendokumentasikan tradisi serta kearifan lokal yang hidup di masyarakat desa. “Kearifan lokal adalah sumber energi sosial yang luar biasa. Itu bisa menjadi inspirasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi risiko bencana secara berkelanjutan,” tambahnya.

Didampingi oleh dosen pembimbing, Endi Bagus Prasetyo, S.Sos., M.Si., Ary menutup sesi pembekalan dengan pesan motivatif kepada mahasiswa agar memanfaatkan momen KKN sebagai ruang pembelajaran nyata dan kontribusi langsung kepada masyarakat desa.

“Sesuai dengan semangat ‘Kampus Berdampak’ dari Kemendikbudristek, mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dan konkret di lapangan,” pungkas Ary.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses