BINTAN | WARTA RAKYAT – Jembatan Jalan Wisata Bahari dekat pasar Kangka Kawal kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan mengalami kerusakan parah sejak awal Januari 2025, ditambah dengan kondisi hujan yang turun berkepanjangan sejak sepekan terakhir memperburuk keadaan jalan menjadi lebih licin karena dipenuhi tanah bekas mobil proyek yang lewat.
Bahkan tadi siang seorang pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan karena tergelincir, beruntung pengendara tersebut hanya mengalami luka ringan.
Muhayat, warga setempat yang berjualan buah dan ayam potong di sekitar lokasi jembatan menyebut sejak jembatan rusak banyak kecelakaan terjadi.
“Kondisinya seperti ini sekarang, sering terjadi kecelakaan, apalagi pada malam hari, kalau kami sudah tutup, kondisinya gelap karena tidak ada lampu, kayak kemarin ada bapak-bapak yang jatuh karena dia tidak tahu jalan,” ucap Muhayat.
Diketahui jalan jembatan Kangka-kawal ini memang sudah cukup lama rusak. Akhir tahun lalu Pemkab Bintan lewat Dinas Perhubungan sudah memasang beberapa lembar plat besi di atasnya, dan menyisakan sedikit jalan untuk sepeda motor.
“Sebenarnya jalan yang rusak ini sudah dari tiga tahun yang lalu, mungkin kalau dikasih plat yang lebih tebal mungkin lebih aman,”
“Kalau yang sebelah sini (yang bolong) jebol dua minggu lalu, lanjut Muhayat, tapi kalau jalan yang di alas plat itu sudah mau setahun lebih. Itu saya yang pasang patok, karena membahayakan, bagian bawah, besinya sudah lepas,” tutur Muhayat.
Pantauan tim liputan media wartarakyat.co.id di lapangan, terlihat lori-lori pengangkut kelapa sawit dan pasir melewati jalan alternatif di samping jembatan yang amblas.
Di sekitar lokasi ada alat berat Greder Kobelco yang disiagakan untuk mendorong lori-lori yang amblas dan meratakan kembali jalan bekas dilewati lori.
Telihat juga antrean lori yang akan melewati jalan alternative cukup panjang, sementara kendaraan seperti sepeda motor, mobil dan bus sekolah masih melewati jalan jembatan yang rusak.
Dibuat jalan alternatif untuk mobil proyek perusahaan
Zulkifli, Pengawas lapangan PT Tirta Madu saat di temui di lokasi menyebutkan perusahaannya bersama perusahaan tambang pasir dan masyarakat pemilik lahan berinisiatif untuk membuat jalan alternatif di samping jembatan untuk akses lori yang mengangkut kelapa sawit, minyak CPO dan pasir.
“Sejak tanggal 2 Januari lalu kami berinisiatif membuat jalan, karena ini kan jantung ekonomi masyarakat yang ada di sini, baik itu dari Tanjungpinang ke Trikora maupun sebaliknya. Karena kami perusahaan jadi kami inisiatiflah bersama-sama membuat jalan ini,” kata Zulkifli
Saat disinggung sampai kapan jalan alternatif digunakan dan biaya pembuatan jalan, Zulkifli menyebut pihaknya secara bersama-sama bergotong-royong dengan masyarakat dan pemilik lahan untuk membuat jalan itu.
“Kami belum tahu sampai kapan jalan alternatif ini digunakan, yaa, mungkin menunggu jembatan selesai di buatlah,” ujarnya.
“Kalau alat berat itu dari perusahaan kami, ada juga yang nyumbang kerikil, dan pemilik lahan memperbolehkan tanahnya untuk dibuatkan jalan,” ujarnya
Babinsa Kawal Ronald Hengki Saputra yang turut mengawasi kondisi di lapangan menyebutkan jalan Alternatif ini sangat berpengaruh kepada sector UMKM dan usaha masyarakat yang ada di Kecamatan Gunung Kijang.
“Dari problem yang ada di wilayah terkait jembatan yang putus ini, tugas kami adalah bagaimana supaya kondisi lebih kondusif, artinya kita kolaborasi dengan masyarakat, camat, lurah dan pengusaha ikut memantau pembuatan jalan alternatif yang sangat berpengaruh kepada sector UKM dan usaha masyarakat yang ada di Gunung Kijang,
Ronald menyebut diperkirakan jumlah mobil proyek yang melewati jalan alternatif mencapai 400-500 kali di luar kendaraan komersil.
Sebagai informasi, titik jembatan ini telah masuk dalam rencana kerja Satker PJN Wilayah I Kepri untuk dilakukan perbaikan di tahun 2025. Prosesnya akan melewati mekanisme yang berlaku, sementara itu masyarakat dihimbau untuk tetap berhati-hati melewati jalan tersebut.