BINTAN|WARTA RAKYAT – Novi Maylianis (31) termenung sejenak saat tim liputan Wartarakyat.co.id mendatangi kediamannya di Sei Enam Laut Rabu (20/11), ia menghela nafas seakan mengenang kembali petuah ayahnya semasa masih hidup dulu.
“Kalau dulu tidak dibantu bapak, mungkin kami tak sekolah,” ujarnya mengawali cerita sembari membetulkan posisi kacamatanya. “Saya dan Abang saya dibantu bapak masuk sekolah SMP dan SMA, pertama kali Abang saya dulu yang dibantu uang masuk sekolahnya sama Bapak, kemudian baru saya,” ujar Novi mengawali kisahnya.
Novi Maylianis adalah salah satu warga kelurahan Sei Enam yang saat ini berprofesi sebagai guru mengaji. Ia mengaku, baginya begitu besar jasa Ansar Ahmad kepada keluarganya.
Kala itu Ansar Ahmad yang menjabat sebagai Bupati Bintan sering kali turun ke pasar dan sowan ke kedai kopi yang ada di Kijang untuk menyapa masyarakat, sehingga sosoknya menjadi begitu dekat dengan masyarakat, tidak terkecuali dengan Agustami alias Mak Uning, sapaan akrab Ayah Novi yang berprofesi sebagai Tukang Ojek.
Penghasilan Ayah Novi sebagai Tukang Ojek tentu tidak mencukupi kebutuhan keluarganya dengan lima orang anak dan tinggal di rumah sewa pula. Sering kali keluarga mereka hanya makan seadanya sehingga kebutuhan seperti sekolah menjadi urutan nomor sekian .
Kondisi itu membuat 2 orang Kakak Novi hanya mampu menamatkan sekolah hingga SD dan SMP, bahkan saudara laki-laki tertuanya tidak mengenyam bangku pendidikan sama sekali.
Perhatian dan bantuan Ansar Ahmad kepada keluarga Novi masih membekas di ingatannya, ia pun mengurai cerita dari orang tuanya, di mana suatu ketika Ansar berkunjung ke kedai kopi Hawaii di Pasar Berdikari Kijang, tempat Mak Uning biasa mangkal menunggu pelanggan yang ingin memakai jasa ojeknya.
“Pak Ansar bertanya bagaimana dengan anak-anak, apakah masih sekolah, mau sekolah dimana, SMP atau SMA?, Kan waktu itu masuk sekolah SMP dan SMA masih bayar, lalu entah bagaimana ceritanya Bapak Novi dapat nomor HP ajudan pak Ansar,” tutur Novi
Yang paling membekas di ingatan Novi ketika ia mau masuk Sekolah SLTA di salah satu SMA yang ada di Kijang, ketika itu ibunya datang ke SMA tersebut untuk mendaftarkan Novi dan ditolak oleh Kepala sekolah meskipun dengan mencicil uang pendaftarannya.
“Kalau tak mampu tak usah sekolah aja, tak usah sekolah di sini,” ujar Novi mengenang ucapan Kepala Sekolah saat itu
Singkat cerita Novi dapat bersekolah di sekolah tersebut dengan bantuan uang pendaftaran dari Ansar Ahmad, di mana sebelumnya abangnya juga dibantu uang pendaftaran masuk SMP dan SMA.
“Kami berdua merasa berhutang budi, karena sudah dibantu Bapak,” ujarnya berkaca-kaca “uang pendaftaran saya masuk SMP Rp 700 Ribu, SMA Rp 900 ribu dan Abang saya masuk SMP Rp 500 Ribu dan Rp 700 Ribu masuk SMA.”beber Novi
Dalam perjalanan untuk membiayai sekolahnya, karena saat itu harus bayar SPP, dan beli LKS dan buku-buku, Novi turut berjuang membantu orang tuanya dengan menerima pekerjaan dari guru wali kelasnya menyetrika pakaian dan bersih-bersih Mushollah, sementara abangnya menjadi pelayan di Akau (Puja Sera) Kijang sepulang sekolah.
“jadi untuk uang SPP dan uang jajan kami tidak minta orang tua lagi, apalagi bapak sudah mulai sakit-sakit, ada juga saudara kami bantu,” Ucap Novi.
Cerita serupa juga juga diurai Syafriadi (34), Kakak Laki-laki Novi, ia merasa bersyukur bisa sekolah karena di bantu Ansar Ahmad.
“Beliau orang yang luar biasa, sangat baik, dia tidak memandang kalangan bawah, langsung membantu untuk uang sekolah kami, berkat beliau lah kami bisa melanjutkan sekolah,” ujar Syafriadi tersenyum
“Ketika mau masuk SMP, Saya datang langsung ke rumah Pak Ansar bersama Almarhum Bapak, hari pertama memang tidak bertemu, lalu Ajudannya menyuruh datang lagi ke esokkan harinya, Alhamdulillah kami bertemu, saya bersalaman dengan beliau, lalu pak Ansar memberikan uang dalam amplop untuk membayar pendaftaran sekolah saya,” tutur pria yang kini bekerja sebagai sekuriti di sebuah Pondok Pesantren di KM 16 arah Tanjung Uban itu.
“Begitu juga ketika masuk SMA, saya juga dibantu pak Ansar,” terang Syafriadi.
Wasiat Bapak
Dalam hitungan hari pesta demokrasi Pilkada serentak 2024, tepatnya hari Rabu, 27 November akan digelar pemilihan Gubernur Kepri dan Bupati Bintan, hal ini pun membawa Novi dan Syafriadi mengenang wasiat Almarhum bapaknya ketika masih hidup dulu.
“Nanti kalau Pak Ansar minta dukungan atau keluarganya harus dibantu, karena jasa beliau sudah membantu kalian sekolah,” ucap Novi mengenang titah Ayahnya.
“Memang saya ingat ketika SD, waktu itu bapak subuh-subuh bilang mau pergi ke rumah Pak Ansar,” lanjut Novi.
“Insya Allah kami sekeluarga dukung Pak Ansar dan Pak Roby memimpin Kepri dan Bintan ini, karena masyarakat sudah merasakan manfaat Program yang dibuatnya.
Saya suka sedih ada orang yang menjelek-jelekkan Pak ansar , ketika ada satu programnya yang tidak bisa direalisasikan kepada RT/ RW itu, tapi tidak semua orang mengerti jasa dan perjuangan pak Ansar itu seperti apa,” beber Novi.
Novi merasa bersyukur sebab Program Sekolah Gratis yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Bintan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, di tambah pula program dari pemerintah Provinsi Kepri untuk siswa SMA/SMK dan SLB Negeri telah di gratiskan dua pasang seragam sekolah dan gratis iuran SPP, hal ini membuatnya bangga menjadi warga Bintan.
Apalagi tahun depan Anak-anaknya akan masuk sekolah SMP dan TK, tentu ia tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk membeli seragam dan perlengkapan jelang masuk sekolah.
“Tidak perlu lagi seperti saya dulu, mesti bayar uang masuk sekolah,” ujar wanita lulusan Sarjana PAUD yang mengajar di TPQ Mistahul Jannah di kampung Sidodadi, kelurahan Kijang Kota kecamatan Bintan Timur.
Ingin bertemu Ansar Ahmad
Meski belasan tahun telah berlalu, keinginan untuk bertemu, bersalaman dan mengucapkan terima kasih kepada Ansar Ahmad begitu kuat melekat di benak Novi dan Syafriadi, namun mereka sadar hal itu mungkin tidak bisa terjadi, kerana kesibukan Ansar Ahmad sebagai Pejabat.
“Ada juga keinginan saya untuk menulis surat, mengucapkan terima kasih, tetapi saya urungkan, takut dibilang orang lebai atau apa,” tutur Novi, “sebenarnya kesempatan bertemu di lapangan itu ada, dan saya juga mengajar di PAUD, tetapi rasanya tidak etis bicara soal pribadi.
“Dulu bapak juga bilang, ia menyuruh kami, kalau bisa bertemu dengan Pak Ansar, mengucapkan terima kasih langsung, namun kami tahu itu agak sulit, meski begitu Insya Allah saya selalu mendoakannya.
“Semoga Bapak sehat selalu, panjang umur, yang terbaik untuk Pak Ansar,” tutup Novi seraya mengelus kepala anaknya.
Calon Gubernur Kepri
Seperti diketahui dan tak dapat dipungkiri sosok Ansar Ahmad adalah pemimpin yang berkharisma, dekat dengan masyarakat, pintar berdakwah dan memiliki suara yang merdu jika melantunkan sholawat disetiap kesempatan, membuat masyarakat semakin jatuh hati kepadanya.
Terbukti dengan terpilihnya Ansar Ahmad sebagai Bupati Bintan 2 periode, yaitu tahun 2005-2010 dan 2010-2015, Anggota DPR RI Komisi V tahun 2019-2020 dan Gubernur Kepri Tahun 2021 sampai sekarang.
Untuk melanjutkan cita-citanya memajukan Provinsi Kepri Maju, Makmur Merata, Ansar Ahmad kembali maju mencalonkan diri menjadi Gubernur Kepri berpasangan dengan Haris Nyanyang Pratamura, Semoga.