BATAM | WARTA RAKYAT – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Wahyu Wahyudin, meninjau penyebab banjirnya di Kavling Senjulung RT 01 RW 09, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.
Hal itu ia lakukan setelah mendengarkan aspirasi masyarakat.
Ia mengatakan, salah satu penyebab utama banjir dan adanya penyempitan drainase tersebut diduga akibat pematangan lahan oleh perusahaan.
Banjir yang mencapai ketinggian betis orang dewasa ini merendam rumah-rumah warga dan menyebabkan kerusakan pada perabot serta menghambat aktivitas sehari-hari.
“Banjir terjadi Jumat kemarin saat hujan deras akibat dari pematangan lahan ini memang sudah diizinkan BP Batam, namun mempersempit drainase,” jelas Wahyu, Sabtu (22/6).
Wahyu akan menindaklanjuti permasalahan ini dengan menyurati BP Batam dan Kelurahan setempat untuk mempertanyakan AMDAL dan meminta solusi permanen untuk mengatasi banjir di Kavling Senjulung.
“Harusnya drainase dibenahi terlebih dahulu sebelum pematangan lahan dilakukan. Kami juga meminta Pemko Batam untuk segera menurunkan alat berat dalam waktu dekat untuk normalisasi drainase,” tegas Wahyu.
Salah satu korban banjir, Rajarahma ,34, menceritakan bahwa banjir kali ini menyebabkan kerusakan pada beberapa perabot di rumahnya. Bahkan, kedua anaknya tidak bisa bersekolah karena akses jalan tergenang air.
“Dalam setengah tahun ini kami sudah dua kali dilanda banjir. Semalam kami tak bisa tidur sampai pagi, dan terpaksa memindahkan kulkas ke tempat yang lebih tinggi,” ungkap Rajarahma.
Senada dengan Rajarahma, Alex Suada , 49, juga mengeluhkan kondisi banjir yang tak kunjung teratasi. Ia meminta agar Pemko Batam segera menurunkan alat berat untuk melakukan normalisasi drainase.
“Kami sudah melakukan menyuarakan ini ke Kelurahan dan Kecamatan, namun belum ada solusi yang konkrit.Saya harap pemerintah bisa segera menangani masalah ini dengan serius,” tutupnya.