BATAM| | WARTA RAKYAT – Krisis air bersih yang terjadi 6 hari belakangan ini memancing reaksi berbagai kalangan masyarakat Batam. Tak hanya di media sosial maupun media massa, kebutuhan akan air bersih ini juga disuarakan langsung ke pengelola serta pemerintah.
Banyak yang menuding pengelola air bersih saat ini tidak profesional dan terkesan tidak perduli terhadap apa yang dikeluhkan masyarakat. Sebab, krisis air bersih yang berkepanjangan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, saat air bersih murni dikelola perusahaan swasta ternama.
Berempati terhadap apa yang dirasakan masyarakat, Anggota DPRD Kepri Uba Ingan Sigalingging nekat membawa ember, galon, drum dan berbagai perlengkapan mandi ke Kantor BP Batam. Di sana, Uba Ingan hendak menumpang mandi, sebab di perumahan tempat tinggalnya sudah enam hari air tak mengalir.
“Sudah 6 hari air mati, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari BP Batam dan Air Batam Hilir, selaku pengelola,” ujar Uba Ingan, saat ditemui di Kantor BP Batam, Selasa (1/8/2023).
Uba yang hendak menumpang mandi di kantor pemerintahan itu, mengaku miris melihat apa yang dirasakan masyarakat saat ini. Di mana, kebutuhan akan air, merupakan kebutuhan yang mendasar tetapi sulit di dapatkan di Batam Kota Modern ini.
“Kawasan Batam Center hampir menyeluruh. Belum lagi saudara kita yang di Tanjunguncang, Bengkong, dan lainnya,” kata dia.
Legislator Partai Hanura ini melakukan aksi protes atas buruknya layanan air bersih di Batam. Menurutnya, pengelolaan layanan air bersih yang dipegang Air Batam Hilir (ABH) dan PT Moya Indonesia di Batam semakin memburuk. Warga mengalami penderitaan akibat krisis air dan buruknya pelayanan.
“Ini saya bawa ember, galon, bahkan drum untuk minta air. Nanti saya mau kasih ke warga. Masa iya, kami harus datang ke sini jemput air. Padahal itu hak warga untuk air bersih, dan kalian tidak bisa memenuhi,” sesalnya.
Selain itu, Uba juga mengeluhkan sikap ‘pilih kasih’ yang ditunjukkan oleh PT Air Batam Hilir (ABH), dalam melakukan pemadaman air di sejumlah pemukiman yang berada di wilayah Batam Center. “Saya dengar di Perumahan Wali Kota Batam, air mengalir lancar. Namun tidak di pemukiman lain,” herannya.
Uba juga meminta agar BP Batam dapat segera mengambil langkah dan tindakan nyata, terhadap permasalahan air bersih bagi masyarakat Kota Batam. Menurutnya hal ini sangat penting untuk segera dilakukan, mengingat Kota Batam sebagai salah satu daerah tujuan investasi di Indonesia.
“Batam yang sedang berkembang dengan konsep pariwisata dan investasinya. Namun saat orang luar datang ke Batam, malah mendapat air tidak mengalir dan susah mandi seperti saya,” paparnya.
Dikatakannya, krisis air bersih ini sangat mengganggu. Aktivitas pelaku usaha seperti kuliner, laundry, tempat cuci kendaraan, dan lainnya semua butuh air. Hal ini akan menggangu iklim investasi di Kota Batam.
Lanjutnya, wajah pembangunan kota ini harus tercederai karena buruknya layanan air bersih, pascadiambilalih PT Moya Indonesia dan ABH. Apalagi, masyarakat dalam seminggu ini tidak lagi disuguhi berita kemajuan dan investasi. Namun, terganggunya aliran air bersih yang menjadi viral.
“Sekarang mana ada lagi kita bicara soal investasi yang masuk. Setiap hari persoalannya soal layanan air bersih. Mereka bilang lagi diperbaiki, namun tak ada dampaknya. Malah makin memburuk. Saya tadi mau numpang mandi. Kami harus protes dulu, viral dulu baru dikirim tanki air. Bagaimana pelayanan mau membaik, kalau selalu seperti ini,” kesalnya.
Aksi Uba ini disambut langsung oleh Johan, pegawai BP Batam yang merupakan perwakilan ABH dalam menyampaikan keluhan terkait air bersih.
Johan menjelaskan persoalan air bersih masih menjadi atensi BP Batam. Hingga saat ini pihaknya masih terus bekerja semaksimal mungkin agar tidak ada lagi gangguan air bersih.
“Benar memang ada gangguan layanan. Pekerja kami di lapangan juga masih terus bekerja. Kami juga minta maaf atas gangguan ini. Untuk menanggapi keluhan warga ini kami sudah siap mendistribusikan air bersih melalui tangki yang kami miliki,” jelasnya.