TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – PT. Pelindo Regional I Cabang Tanjungpinang akan menaikkan tarif pas masuk Pelabuhan Sri Bintan Pura mulai 1 Agustus 2023.
Tarif pas mengalami kenaikan 50 persen, dari awalnya Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu.
Pelindo beralasan, kenaikan tarif pas masuk seiring dengan peningkatan pelayanan, apalagi sudah tidak ada kenaikan tarif selama lima tahun terakhir.
Selain itu, faktor inflasi dan kenaikan BBM serta biaya operasional turut menjadi faktor utama penyebab kenaikan tarif pas masuk pelabuhan.
“Masyarakat harus tahu, tarif yang berlaku sekarang sudah berjalan 5 tahun, seharusnya kita sudah bisa lakukan penyesuaian 3 kali,” kata GM PT Pelindo Regional 1 Cabang Tanjungpinang, Darwis , Senin (17/7/2023).
Rencana kenaikan tarif pas masuk ini pun mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Anggota Komisi III DPRD Tanjungpinang, Ria Ukur Tondang.
Ria Ukur mengatakan, kenaikan tarif pas masuk pelabuhan memberatkan masyarakat, apalagi perekonomian belum sepenuhnya pulih pasca Covid-19.
“Kondisi masyarakat belum pulih total, harga tiket ke Batam pun di bawah Rp100 ribu, masakan pas masuk Rp15 ribu,” katanya, Rabu (19/7/2023) petang.
Sebenarnya tutur politisi Nasdem itu, Pelindo Tanjungpinang udah kerap kali berkomunikasi dengan Komisi III membahas rencana kenaikan tarif itu.
Komisi III juga pernah diundang untuk mendengarkan pemaparan oleh PT. Pelindo di Bintan.
Terakhir, saat kunjungan kerja DPRD di Makassar, Komisi III diundang studi banding dan dimintai menandatangani berita acara dukungan kenaikan tarif.
Dalam berita acara tersebut, terdapat tujuh Anggota Komisi III yakni Ashadi Selayar, Surya Admaja, Nasrul, Rika Adrian, Viki Bahtiar, Said Inderi, dan Ria Ukur.
Namun, dari ketujuh orang tersebut hanya Ria Ukur yang tidak membubuhkan tanda tangan karena belum mampu menjelaskan alasan kenaikan tarif.
Memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, Ria Ukur ingin mengetahui indikator yang digunakan Pelindo sehingga tarif pas masuk pelabuhan harus dinaikkan.
“Saat itu Pelindo menyodorkan kesepakatan, saat mereka minta tanda tangan saya, saya tanyakan apa dasar mereka naikkan, perhitungan seperti apa, kita kan perlu tahu kajiannya gimana,” ujarnya.
Sementara itu, Alfian salah satu mahasiswa di Tanjungpinang turut menyayangkan rencana kenaikan tarif pas masuk pelabuhan itu.
Menurutnya, tarif saat ini masih dalam batas wajar, apalagi fasilitas di Pelabuhan Sri Bintan Pura masih belum baik.
“Saya sering mengambil kiriman barang dari kampung, masakan untuk mengambil itu saya harus bayar Rp15 ribu,” pungkasnya.