TANJUNGPINANG | WARTA RAKYAT – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rudi Chua mengapresiasi manajemen Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Batam, yang menerapkan sistem pemesanan tiket online, Kamis (27/4/2023).
Pemesanan tiket online melalui WhatsApp ini, untuk rute Telaga Punggur-Sei Selari dan Telaga Punggur-Kuala Tungkal, pada arus mudik Idul Fitri 1444 Hijriah.
Menurutnya, dengan sistem tersebut, membuat masyarakat pengguna jasa kapal RoRo, tidak harus menginap sampai berhari-hari seperti tahun sebelumnya untuk naik ke kapal.
“Ini suatu inovasi yang luar biasa dan kita memberikan apresiasi kepada ASDP Batam dengan sistem manajemen online ini,” ungkapnya.,
Politisi Partai Hanura ini berharap, ke depannya sistem serupa dapat juga diterapkan oleh manajemen ASDP Batam untuk rute Telaga Punggur – Tanjung Uban dan sebaliknya.
Karena, kata dia, dari hasil pemantauannya di lapangan, selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1444 Hijriah, masih cukup banyak masyarakat yang ingin menggunakan jasa kapal roro tidak mendapatkan kepastian kapan akan berangkat.
“Misalnya, pada puncak arus mudik kemarin, ada yang datang di pelabuhan jam 10 pagi dan baru bisa mendapatkan kapal itu jam 3 atau jam 5 sore. Karena itu, kita juga berharap sistem pemesanan online itu bisa juga untuk lintasan Telaga Punggur ke Tanjung Uban,” ujarnya.
Rudi menuturkan, jika sistem online tersebut dapat diterapkan untuk rute Telaga Punggur-Tanjunguban dan sebaliknya, hal itu tentu tidak akan menimbulkan antrean panjang yang bisa berdampak pada kemacetan.
“Selain itu dengan sistem online ini masyarakat juga akan merasa jauh lebih nyaman. Jadi kita berharap sistem antrean online ini bisa juga diaplikasikan untuk rute Telaga Punggur-Tanjung Uban tahun ini,” harapnya.
Selain itu, ke depannya, ia juga berharap kepada pemerintah daerah maupun manajemen ASDP dapat melakukan peningkatan kapasitas pelabuhan ASDP di Tanjung Uban.
Sebab, sambungnya, selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri, kondisi pelabuhan ASDP Tanjung Uban yang saat ini hanya mampu menampung satu kapal, menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.