BATAM | WARTA RAKYAT – Komisi II DPRD Kepulauan Riau menggelar rapat dengan Pertamina Patra Niaga Sales Area Kepulauan Riau di Graha Kepri, Batam, Jum’at (3/3/2023).
Dalam pertemuan itu, Pertamina memaparkan jumlah alokasi BBM subsidi di Kepri tahun 2023 sebanyak 136.364 kilo liter.
Jumlah ini berkurang 3.050 kilo liter dari Triwulan IV tahun 2022 yang sebanyak 139.414 kilo liter.
Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin pun meminta agar Pertamina menambah jumlah kuota BBM subsidi di Kepri.
Menurutnya kuota BBM subsidi ini masih jauh dari kata cukup dan masih banyak yang belum mendapatkannya.
“Kuota BBM minus 3.050 kilo liter, saya berharap balance dulu lah di 2023, nanti di APBD Perubahan kami minta ditambah lagi,” katanya, Jum’at (3/3/2023).
Politisi PKS itu menjelaskan, dalam RDP bersama perajin tahu dan tempe pada Kamis (23/2/2023) lalu, banyak perajin yang mengaku tidak mendapatkan BBM subsidi.
Para perajin tahu dan tempe berharap agar Komisi II DPRD Kepri, khususnya Wahyu Wahyudin memperjuangkan BBM subsidi untuk perajin tahu dan tempe.
Wahyu menuturkan, BBM subsidi dapat diberikan kepada perajin dengan modal usaha Rp50 juta dan omzet Rp300 juta setahun.
“Kemarin waktu rapat dengar pendapat dengan perajin tahu tempe, mereka mengaku tidak pernah dapat subsidi,” jelasnya.
Wahyu menambahkan, selain perajin tahu dan tempe, penambahan kuota BBM subsidi juga untuk memenuhi kebutuhan nelayan dan supir truk.
Ia optimis, kenaikan harga ikan dan sembako akan berhasil ditekan jika seluruh nelayan dan supir truk memperoleh BBM subsidi.
BBM subsidi akan membuat biaya operasional semakin murah.
“Mereka sangat berharap kepada kami untuk memperjuangkan BBM subsidi, termasuk nelayan dan supir lori,” tambahnya.