BATAM | WARTA RAKYAT – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Wahyu Wahyudin mengatakan pertumbuhan ekonomi Kepri tidak selaras atau terjadinya ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun tak berbanding lurus dengan peningkatan pengelolaan sektor maritim.
Menurutnya, dari perhitungan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai 5,09 persen, namun pengelolaan di sektor maritim belum maksimal dalam menghasilkan potensi Pendapatan daerah.
“Itukan BPS ya, Saya gak begitu yakin dengan data tersebut, bisa saja samplingnya secara kebetulan. Mungkin naik tapi sepertinya gak sampai 5.09 persen lah paling diangka 4% lebih saja,” kata Wahyu, Jumat (10/2).
Pemprov Kepri kata Wahyu seharusnya lebih maksimal dalam menumbuhkan iklim invetasi di sektor maritim. Pasalnya jumlah laut Kepri lebih luas dari jumlah daratan yang hanya 4 persen dari total luas keseluruhan.
“Seharusnya Pemprov Kepri mengandalkan Sumber Daya Alam sektor maritim ini. Namun sayangnya, potensi yang sangat kaya atas lautnya belum dimanfaatkan secara maksimal,” jelas Wahyu.
Salah satunya, potensi yang ada di Kepri adalah budidaya rumput laut yang sangat luar biasa apabila digarap optimal. Karena Kepri berpotensi besar sebagai produsen rumput laut. Kemudian belum termanfaatkan juga dengan baik bidang perikanannya.
“Tidak lama lagi, ada maskapai dari Korea Selatan mendarat di Bandara Batam. Seharusnya ini menjadi peluang bisa mengekspor hasil laut yakni rumput laut ke Korea Selatan,” ujarnya kembali.
Seperti diketahui, lanjutnya, bahwa Korea Selatan merupakan negara industri produk komestik terbesar. Sedangkan rumput laut adalah salah satu bahan dalam pembuatan komestik.
“Kenapa peluang ini tidak digarap maksimal oleh Pemprov Kepri,” tanya Wahyu.
Namun, meski demikian, Wahyu tetap mengapresiasi pertumbuhan ekonomi di Kepri yang naik setelah melewati situasi krisis ekonomi akhir-akhir ini.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini, kata Wahyu, hukumnya adalah wajib naik, karena kondisi geografis dan posisi strategis Kepri sangat mendukung serta punya Sumber Daya Alam yang sangat bagus.
“Sehingga harusnya Kepri bisa diatas 6 persen pertumbuhan ekonominya, tinggal bagaimana Pemerintah Kepulauan Riau serta pemerintah pusat memberikan regulasi-regulasi yang mudah dan tidak berbelit belit,” ungkap Wahyu.
Sebelumnya sebagaimana tertuang dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri No. 13/02/21/Th. XVIII tanggal 6 Februari 2023 tentang Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Triwulan IV Tahun 2022 menyebutkan pertumbuhan ekonomi Kepri tahun 2022 tumbuh sebesar 5,09 persen.
Secara regional, pertumbuhan ekonomi Kepri berada di peringkat ke-3 se Sumatera dibawah Sumatera Selatan yang beraad di angka 5,23 persen dan Jambi di angka 5,13 persen. Sedangkan secara nasional Kepri berada di urutan ke-18, naik 1 peringkat dibanding tahun 2021 lalu di mana Kepri menempati urutan ke-19.
Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kepri, Luki Zaiman Prawira mengatakan, dengan capaian angka pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 tersebut, dapat dikatakan perekonomian Kepri pasca pandemi mulai menggeliat bangkit.
“Ini semua tidak lepas dari strategi Gubernur Ansar dalam upaya pemulihan ekonomi, jadi walau habis dihantam pandemi, diikuti kondisi perekonomian dunia yang tak menentu dengan adanya perang Rusia-Ukraina, di angka tersebut dapat dikatakan ekonomi Kepri tidak hanya pulih, tapi melejit” ujar Luki, Selasa (7/2).
Mengutip rilis BPS Kepri, Luki menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kepri pada Triwulan IV tahun 2022 secara Year on Year dibanding Triwulan IV tahun 2021 tumbuh sebesar 6,40 persen. (Red)